Bahkan saya kehilangan sebagian jejak budaya dan sejarah makanan lokal yang sering saya santap ketika masih bocah dulu. Seperti, pindang ubi campur teri, gulai pedas labu kuning dengan ikan salai, pindang pedas kuah kental ikan sepat mata merah.Â
Saya juga nyaris lupa pada sambal jokjok dengan sia lalak (sambal tigo) dan asam kedondog hutan. Brusbus dan Gomak pun akan hilang jika tak segera kita selamatkan.Â
Untunglah sebagian menu lokal itu saya gali lagi dan sebagian saya munculkan di Cookpad saya, kalau penasaran cari saja ya.
Salam Kompasiana. Salam Kompal selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H