"Setip menit orang brengsek lahir..." Mike mengutip pemikiran P.T Barnum saat menciptakan sirkus
"Kau tidak bisa membedakan antara cinta dan kekaguman..." ucapan mantan istri, Sylvia kepada Riggan
"Orang menjadi kritikus, saat dia tidak bisa menjadi artis. Seperti halnya orang menjadi informan saat dia tak bisa menjadi serdadu..." Ucapan Mike kepada Tabitha Dickinson, kritikus teater terkenal yang sekaligus temannya agar memberi kesempatan kepada Riggan.
Tepat ketika Dickinson menilai buruk Riggan dengan berkata,
"Dia Badut Hollywood yang memakai kostum burung..."
Betapa berat Riggan menghadapi kritikus yang bahkan tak memberinya kesempatan, menonton prapertujukan tidak tapi menilainya banyak
"Apa yang terjadi pada kritikus sehingga kau membenci? tanya Riggan padanya
"Aku membenci semua yang kau wakili, merasa berhak, tak siap, tak berpengalaman, egois dan anak manja..." ujar Dickinson kepada Riggan
"Kau bukan aktor, tapi pesohor. Mari kita pahami itu.." kata Dickinson
"Kau tak bisa datang dan berpura-pura kau bisa menulis, menyutradarai dan berakting..."
"Untuk masuk ke teater, kau harus melewatiku dulu..."
"Aku akan membuat ulasan terburuk yang pernah ada", ancam Dickinson lagi
Â
"Belum berpengalaman, itu label/cap. Kurang semarak, itu cap. Kurang menarik, itu juga cap...
"Kau ini pemalas, kau belum menontonnya... " kata Riggan saat ia menemui Dickinson
"Kau keliru menganggap kebisingan di kepalamu sebagai pengetahua sejati..." lanjut Riggan
Film ini hanya berlatar setingg ruang pemain, ruang ganti, lorong-lorong gedung teater, sebuah cafe, dan halaman serta jalanan Kota New York, yang digambarkan bagian belakang gedung teater. Musiknya pun simple, mayoritas hanya dentuman ringan drum tapi terasa pas (hanya ada sebuah lagu  yang saya lupa judulnya). Sederhana tapi kaya dan bernas. Bernas menyentil kita.