Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan SMI: Ibu-ibu adalah Penentu Suasana Surga atau Neraka di Rumah Saat WFH, Loh Bapak-bapak di Mana?

7 Juni 2020   18:45 Diperbarui: 7 Juni 2020   19:19 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : okezone.com

He, entah kenapa saya tak sengaja menemukan Video Bu Menteri Keuangan kita,  Sri Mulyani Indrawati (SMI) di Facebook baru saja. 

Video tersebut berisikan himbauan beliau yang disampaikan pada acara Halal bi Halal Daring Idul Fitri 1441 H Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kementerian Keuangan pada kemarin, Hari Sabtu Tanggal 6 Juni 2020. 

Tahun 2020 atau 20-20 seharusnya menjadi tahun yang indah. Banyak yang sudah menyiapkan rencana momen penting, seperti pernikahan, bepergian, dan ibadah ke tanah suci.

Ironisnya, tahun ini sama sekali berbeda. Umat manusia ternyata diberi ujian yang tidak mudah. Banyak orang kehilangan pegangan dan mudah sekali kehilangan harapan karena keresahan dan ketakutan.

Pada situasi seperti ini peran ibu menjadi sangat penting. Ibu menjadi kompas, panutan, dan kekuatan hati keluarga karena sekarang hampir seluruh kegiatan berpusat di rumah.

Begitu kita semua work from home maka pusat aktivitas sekarang berada di rumah. Disini peran Ibu sangat penting. Sikap seorang Ibu akan menentukan bagaimana suasana rumah tercipta. Ibu bisa menciptakan surga kecil di rumah sehingga inilah saatnya para Ibu berladang ibadah untuk saling menjaga.

Tidak hanya menjaga keluarga dekat, tetapi juga orang-orang sekeliling kita maupun masyarakat umum, yaitu memberikan ketenangan, kedamaian, dan solusi dalam menghadapi pandemi ini.

Jika engkau seorang Ibu, baik dalam semua kapasitas selaku pribadi maupun bekerja di instansi tertentu, sudahkah engkau menjadi contoh dan solusi?

6 Juni 2020

Acara Halal Bihalal Daring Idulfitri 1441 H
Pengurus Dharma Wanita Persatuan
Kementerian Keuangan

Begitulah isi sambutan beliau di video tersebut. 

Pesan yang sangat menyentuh layaknya pesan ibu pada kita anak-anaknya yang telah berumah tangga. Dan karena acara adalah acara untuk kalangan sendiri (Pengurus Darma Wanita Kementrian Keuangan) ya apapun bisa disampaikan menyesuaikan dengan kebijakan organisasi, tentunya.

Secara pribadi saya mengamini pesan beliau. Semoga pesan ini tidak membuat sewot para aktivis perempuan apalagi gerakan feminis yang sayapun tak begitu jelas dengan arah perjuangannya. 

Saya sepakat bahwa Ibu adalah penentu suasana dalam sebuah keluarga, bagi keluarga yang masih punya ibu tentunya. Peran Ibu sangat besar. 

Ketika ibu gak puguh atau mak jolas, bahasa kampung saya, maka biasanya keluarga akan menjadi amburadul. Sebaliknya, ketika ibu menciptakan kondisi yang kondusif, hangat dan positif maka suasana keluarga juga menjadi positif.

Tak usah diperdebatkan lagi. Bahkan kecerdasan anak konon katanya sangat tergantung pada gen ibu serta akan makin terasah dengan pola asuh ibu. Tetapi tetap saja harus ada pula peran bapak.

Pertanyaannya.....,  kemana bapak-bapak ? He, jangan jawab sedang di luar beli rokok. Atau sedang main futsal dengan genknya?

Pastilah bapak-bapak sedang ada bersama Ibu-ibu. Hanya tak disebut sebab acara adalah acara Halal bi Halal Darma Wedok yang anggotanya adalah perempuan, para Ibu, para istri pegawai Kementerian Keuangan.

Meski begitu, di luar soal siapa berkuasa atau tidak, menurut saya rumah tangga dan keluarga nyaman itu juga harus ditunjang oleh bapak-bapak. Sebab itu, mestinya ada tambahan kalimat atau celetukan lagi dari bu Menteri,

 "Hayooo Bapak-bapak harus ikut juga bertanggung jawab pada suasana dalam rumah ya..."

"Ini bukan tanggung-jawab ibu-ibu semata..."

"Jangan ibu-ibu aja yang berkutat menciptakan suasana hangat dan kondusif di rumah saat WFH, kalian harus ikut juga.."

"Jika ibu-ibu kompas, maka bapak-bapak nakhodanya...."

Itu harapan saya. 

Kalau gak. Ya kasian para perempuan yang menikah dan punya patner (suami) tapi harus pontang-panting mengurus ini itu di rumah tangga sendiri.

Harus memasak, menyiapkan anak dan suasana nyaman saat anak belajar online dengan guru di rumah. 

Harus bersih-bersih rumah, ART sedang istirahat dengan beberapa alasan. 

Harus bikin kopi atau teh, berikut memuat camilan teman teh atau kopi 

Harus tetap prima, wajah harus selalu penuh senyum dan ceria. Tidak boleh cemberut kalau gak nanti suami gak betah di rumah, hehe dan anak-anak gak nyaman belajar di rumah.

Kemana bapak-bapak...? Pastilah ada disamping dan di hati para ibu. Saya yakin, bapak-bapak di jajaran Menteri Keuangan pastilah sudah juga mendapat wejangan khusus tentang bagaimana bapak-bapak harus ikut bertanggung jawab menciptakan suasana keluarga yang positif dan hangat. Ya kan Bu?  

Bukan soal bahwa urusan domestik adalah urusan Ibu-ibu dan bapak-bapak urusan besar mencari nafkah. Konsep rumah tangga dan keluarga mungkin juga bergerak sesuai kebutuhan zaman. 

Bapak-bapak di Kemenkeu semoga sering juga dapat wejangan untuk bersama istri masing-masing menciptakan suasana kondusif, hangat dan positif saat suasana Work From Home masa pandemi Covid-19 ini. Pastilah.

Jika bapak-bapak gak jelas dimana tanggung jawabnya dalam menciptakan suasana kondusif, hangat dan positif di rumah karena kita besar dengan budaya patriakhi yang begitu kuat dan mendudukkan perempuan di urusan domestik. 

Bahkan ketika perempuan ikut keluar rumah bekerja mencari nafkah tetap harus single fighter menciptakan suasana kondusif, hangat dan positif di rumah ya sudahlah.

Mungkin bu SMI sedang bosan dengan perdebatan sepanjang zaman itu lalu mengajak kaumnya untuk berkata, ayo ibu-ibu lupakan stigma itu yang penting rumah kita nyaman, keluarga kita kondusif, hangat dan positif di masa Pandemi Covid-19 ini.

Selevel Bu SMI kan gak mungkin gak paham perlunya kesetaraan peran perempuan dan laki-laki di rumah tangga. Lalu seolah berkata, wis wis, sing waras ngalah. Entahlah.

Ah salam Kompasiana. Salam Kompal selalu.  

Sumber Foto : Dok.Kompal
Sumber Foto : Dok.Kompal
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun