Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ode Layang-layang "Lego" Lepas

7 Juni 2020   14:39 Diperbarui: 7 Juni 2020   15:02 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Dok.Kompal

Telah kita lumuri dan rendam benang panjang dengan tumbukkan pecahan gelas hingga benang terasa keras dan tajam juga rasa berkerat

Kuingat kau mencoba benang itu dengan gigimu lalu kau tertawa. Sedang aku sibuk memasang benang itu diujung bilah 

Kita tertawa lepas di lapangan luas bak lapangan hanya milik kita. Tak hirau emak yang mencari sebab suara mak tertimpau desau angin yang berat

Kau berdiri dengan tangan memegang kaleng gulungan benang.  Sedang aku di kemudi depan memegang ujung kiri dan kanan layangan sambil menunggu angin tampar pipiku lalu bergegas melepas layangan yang segera naik sekelebat 

Tanganmu menarik-narik benang menyocokkan dengan desau tarian angin hingga kulihat layangan kita telah di atas langut dan kita tertawa girang

Angin dan layangan kita keliatan cepat berkawan akrab. Layangan kita terlihat menari meliuk ke kiri dan ke kanan di langit biru cerah yang tak bergurat

Kita menikmati tarian layang-layang begitu lena hingga tak sadar bahwa di langit telah ada pula layangan kadir dan layangan Dulah

Tiba-tiba kras... tanganmu terasa ringan dan layangan kita tebas terputus oleh benang gelasan layangan kadir dan dulah hingga lepas  

Segera saja kelompok pemburu layangan lepas berteriak "Layangan lego...." sambil berlarian kencang menyongsong layangan lepas kita

Seketika rasanya tubuhku ikut terbang melayang  pelan-pelan bersama layangan. Terbang sekuat yang aku bisa hingga luput dari kejaran para pemburu layangan lego  dan tersangkut di pohon tak jelas

Pohon tua yang daunnya telah rontokkon diri saat kemarau  hingga hanya menyisakan cabang dan ranting seakan tau doa lirih bocah kecil keras kepala yang tak sudi layangannya dijarah pemburu layangan lepas hingga menangkap layangan lepas kita dengan rantingnya yang bersahaja.

Ingatkah kau pada layangan lego kita ? Kukira waktu yang  berjalan begitu lama telah membilas ingatan dan kau tak pernah ingat dengan jelas. 

Sebab kau hanya menaikkan sekenanya lalu menyerah ketika benang kita disalip dan ditebas kawan. Sedang aku selalu ingat sebab memegang ujung kiri dan kanan layangan sambil memastikan angin datang  itu butuh perjuangan. Dan kini masa menua dan pandemi ini kadang buat rasaku melayang bak layangan itu jua       

Sumber Foto : pixabay.com
Sumber Foto : pixabay.com
(Kuingat seekor burung  yang sedang hinggap segera terbang sambil membuang muka saat rasaku dan layang-layang kita hinggap di ranting hinggap di pohon tak jelas itu).

Palembang, 7 Juni 2020

Sumber Foto : Dok.Kompal
Sumber Foto : Dok.Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun