Ya kita sudah lama mendengar himbauan bahkan larangan pemerintah agar tidak mudik dulu terkait Pandemi Covid-19. Saya dan keluarga jelas tidak mudik. Kebetulan hampir sebagian besar kami tinggal di Palembang. Hanya seorang yang di Surabaya dan 1 (satu) di Baturaja. Tapi kami telah kompak untuk tidak berkumpul di rumah tua kami sebagaimana biasa karena Pandemi Covid-19 ini.Â
Kami akan lebaran di rumah masing-masing bersama keluarga inti masing-masing. Tentu tetap bisa silaturrahim lewat video call dan vidcon. Jadi kakak saya yang di Surabaya dan adik saya yang di Baturaja mencoret agenda Mudik mereka tahun ini. Saya yakin kawan-kawan semua juga sudah siap untuk tidak mudik dulu.Â
Lalu beberapa hari yang lalu kita semua mendengar kabar terminal 2 Bandara Soeta membludak dipenuhi pemudik. Meski Kementerian Pergubungan sudah menyatakan Mudik masih tetap dilarang toh terjadi demikian. Katanya dengan bekal surat keterangan sehat atau surat bebas Covid (apah?) pemudik tetap bisa terbang. Semoga tidak demikian. Hm, saya agak dredeg dan ini mengenaskan buat saya. Bagaimana ini, kenapa kita membiarkan kejadian seperti ini. Entahlah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketika itu baru saja sehat dan diyatakan negatif Covid-19) merestui kembali beroperasinya seluruh moda transportasi sejak 7 mei 2020 termasuk juga untuk penumpang pesawat. Namun, operasionalnya diharuskan untuk melayani pengguna terkait urusan pekerjaan bukan mudik.Â
Katanya, keputusan ini bagian dari penjabaran lebih lanjut terkait Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 Hijriyah. Katanya lagi, dalam pelaksanaannya seluruh transportasi wajib menerapkan protokol penanganan virus Covid-19, yang tertuang dalam Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
Saya ngeri-ngeri nian ini mengingat Sumatera Selatan saat ini sudah posisi cukup tinggi di Sumatera jumlah positif Covid-19. Jadi saya berharap sekali, jangan ada pemudik ke Palembang dan Sumatera Selatan.  Sebaarn Covid-19 sudah hampir merata di seluruh Kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Payo, Wong Sumsel patuh dulu sekali ini bae (red: Ayo orang Sumsel, patuh dulu sekali ini saja).  Â
Ketika Para Menteri Bernyanyi Jangan Mudik Dulu
Himbauan untuk jangan mudik dulu ini sebenarnya sudah menggema sejak lama. Tidak saja dari pemerintah, termasuk musisi dan seniman. Ada Grup Band Raja dengan lagu "Jangan Mudik Dulu". Â Ada juga artis lain, saya lupa. Bahkan Para menteri sudah kompak menyanyikan jangan mudik dulu. Tidak mudik tetap asyik loh.
Haaaa seru sekali ya. Baguslah. Setidaknya ini menggambarkan keseriusan para menteri ikut aktif menuntaskan Pandemi Covid-19. Tentu saja banyak cara, lewat kebijakan dan aturan sudah pasti. Lewat pengawasan lapangan sudah pasti. Lewat lagu, ini bagus juga. Tinggal pelaksaaan di lapangan yang harus kompak antar kementerian. Sinergi dan bersatu padu. Sinergi dan harmoni seperti kekompakan mereka menyanyikan lagu "Jangan Mudik Dulu" di atas. Dan kita, ayo dukung dan patuhi himbauan ini.
Kolaborasi Pesan Jangan Mudik Dulu Dalam 80 Bahasa Daerah
Ini seru juga. Eka Gustinawa (seorang penulis lagu dan produser rekaman) membuat konten seru dan segar di Youtubenya. Sebuah lagu yang dijaring lewat twitter. Sebuah lagu kompilasi Jangan Mudik Dulu dalam 80 Bahasa Derah. Lagu ini  melibatkan 118 akun dari 112 wilayah di Indonesia. Nah, saya nemu tuh ada Jangan Mudik Dulu dengan bahasa daerah di dari Sumatera Selatan (Bahasa Ogan, Lahat dll). Jangan balek dusun kudai. Dak usah balek kudai (Lahat). Dak usah balek dulu ye (Palembang)Â
Begitulah. Demi mengurangi keterpurukan perekonomian kita, kegiatan produktif mungkin bisa jalan asal dengan pengawasan ketat dan melakukan protokol kesehatan. Tapi bukan ambil kesempatan pulang kampung untuk mudik.Â
Jangan mudik dulu gaes demi kesehatan dan keamanan keluarga besar kita masing-masing. Jika setiap kita kompak tidak mudik dulu, setidaknya inilah kontribusi kita dalam gerakan memutus pandemi Covid-19. Sekali ini bae lur, jangan balek dusun dulu (red: sekali ini saja lur, jangan pulang kampung dulu).
Salam Kompasiana. Salam Kompal selalu.
Sumber : Penumpang Membludak di Terminal 2 Soeta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H