Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Solidaritas antar Manusia Dalam Film Dokumenter "Marianne James Chez Les Bajaus en Indonesie"

9 Mei 2020   21:15 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:13 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menyaksikannya tahun lalu secara tidak sengaja. Kenapa film ini yang saya ulas ? Sebab film ini, entah kenapa tiba-tiba muncul lagi dan lagi di kepala ketika saya sedang mencoba mengingat-ingat film solidaritas yang pernah saya saksikan. Baiklah saya ceritakan ya, tapi sebentar menunggu buka puasa dulu.

Kita lanjut lagi. Ya, ada banyak film dokumenter tentang suku Bajo, mengingat Suku Bajo yang konon awal mula hidup di perairan Philifina, Indonesia dan Malaysia, kini menyebar di beberapa wilayah Nusantara. Ada Bajo di Kalimantan. Ada pula di Labuhan Bajo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Ada di Sulawesi Tenggara, sekitar Wakatobi. Ada di sekitar Sulawesi Utara.  Ada pula Suku Bajo di Kepulauan Banggai, Sulawesi  Tengah dan lain sebagainya. Dan Suku Bajo yang diceritakan dalam film ini adalah Suku Bajo di Kepulauan Banggai tepatnya Suku Bajo yang berada di tengah Laut sekitar kawasan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah.   

Film ini dibuat Tahun 2010 sebagai seri televisi (acara : Rendez-vouz en terre inconnue) oleh host sebuah TV Perancis, Frederic Lopez yang untuk tema Kehidupan Suku Bajo ini dia menggandeng Bintang Tamu seorang penyanyi Perancis ,Marianne James. Tak sekadar menampilkan keindahan alam, saya terkesima melihat bagaimana hubungan antar manusia yang ditampilkan dalam film ini.

Film ini buat saya lebih jujur, apa adanya dan lepas dari banyak kepentingan seperti yang saya lihat dari beberapa film dokumenter lain, bahkan yang dibuat oleh beberapa NGO tentang suku Bajo. Film yang dibuat dengan sederhana tentang kehidupan Suku Laut "Bajo". 

Bagaimana mereka menyelami dan merasakan kehidupan suku laut orang Bajo yang mereka sebut "Bajau". Kebersamaan selama hampir 10 (sepuluh) hari yang menumbuhkan sikap saling memahami, saling menghargai juga persahabatan dan persaudaraan yang kita sebut "Solidaritas". 

Ya mereka adalah kelompok nelayan yang hidup di tengah laut. Sebab awalnya mereka adalah Suku Laut. Rumah mereka didirikan di tengah laut dengan tonggak penyanggah dari kayu bulat yang secara berkala mereka periksa dan ganti jika rusak hampir setiap 3 bulan sekali. 

Jika bagian luar perahu mereka ditumbuhi lumut, secara bergotong royong mereka akan membuang lumut tersebut dengan membakar lumut menggunakan jerami dan serasah yang mereka ambil di pulau terdekat. 

Seminggu sekali mereka ke pulau terdekat untuk mencari kayu, mandi dengan air tawar dari sumur di pulau itu sekaligus membawa beberapa gentong air tawar tersebut untuk digunakan memasak dan air minum di rumah tengah laut mereka. 

Kehidupan mereka yang selalu tolong menolong dan bahu membahu. Bagaimana tidak, mereka hanya sekitar 15-20 orang. Di dalamnya hanya ada 6-7  kepala keluarga. Sisanya perempuan dan anak balita. Hanya laut yang mengitari mereka. Laut lepas. Pak Fatahan, adalah nelayan paling tua sekaligus paling terampil, yang bisa disebut sebagai pemimpin kelompok Orang Bajo disana .

Mereka mencari ikan dengan cara alami, dengan pancing, jala atau tombak. Sebagian ada yang memasang tiang pancang kayu dengan tempat duduk di tengah laut dan duduk disana seharian demi mencari Cumi-cumi. 

Meski ikan semakin sedikit mereka sabar dan tetap bertahan dengan cara alami tersebut. Tidak seperti sebagian orang Bajo yang telah hidup di darat (sebagaimana arahan dan himbauan Pemerintah sejak 40 tahun lalu) yang mulai menggunakan cara-cara instan dan teknologi tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom molotov yang membuat terumbu karang disana rusak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun