Lain orang beda lagi pendapatnya. Â Beberapa teman di Kompal berkata, sebuah novel yang harusnya easy aja bisa jadi susah dituntaskan karena bahasanya terlalu tinggi dan bikin bosen. Hehe. Teman yang lain lagi berkata, dia tidak masalah dengan hal rumit/ nyeleneh karena itu membuatnya berpikir.
5 (Lima) Cara Menuntaskan Baca Buku Saat Ngabuburit di rumah Saja Masa Pandemi Covid-19
Pilihan bacaan mungkin soal selera. Tapi bagaimana kita bertanggung jawab, cieh, menuntaskan buku yang telah kita pilih untuk dibaca sepertinya lebih luas dari selera. Hal yang saya maksud, anda jangan stuck dengan selera dan kebiasaan anda.Â
Beberapa hal yang harus dicoba supaya anda tuntas membaca sebuah buku yang sudah anda pilih untuk dibaca adalah
- Kilas balik apa alasan anda membaca buku tersebut. Misal jika ingin memahami bagaimana sejarah dan sosial budaya masyarakat di sebuah wilayah sejak lampau hingga kini, maka kuatkan diri harus tuntas. Setidaknya sampai ada mendapat pemahaman intisari substansi yang benar dari buku itu. Â Â Â
- Jika buku terlalu tebal, maka pelajari teknik Skimming dan scanning membaca cepat dan membaca inti bahasan saja. Baca pokok pikiran utama dan tema besarnya untuk memudahkan. Kecepatan membaca bisa 3-4 kali lebih cepat dari biasa. Saya sesekali pakai teknik ini kalau sub bahasan banyak dan kadang plot tidak asyik dan tidak mengalir. Melompat-lompat antar subbab.
- Pilih waktu yang tepat dan tempat yang nyaman. Jika anda harus memasak misalnya, maka bisa dilakukan ketika selesai memasak untuk buka keluarga. Bisa pula 1 jam sebelumnya. Pilih di pojokan nyaman yang anda suka atau yang biasa membaca di taman belakang rumah boleh juga.
- Lakukan secara rutin sampai buku itu tuntas. Sehari menuntaskan 1 (satu) subbab misalnya. Setiap hari di Bulan Ramadan ini, lebaran kan tuntas juga. Yekan.
- Jika bukunya memang membosankan, bahasa tidak mengalir, tidak ada kebaruan pula. Pokoknya setelah ada membaca buku itu hampir separuh dan anda tidak menemukan alasan untuk meneruskannya, ada hal yang harus ada lakukan. Â Tidak ada cara lain, lempar segera buku itu sambil katakan ini pada buku itu, maaf saya sudah salah pilih. Lalu segera cari buku lain yang ada di rak buku atau di meja anda. Masih banyak hari yang anda bisa gunakan untuk membaca buku yang tepat.Â
Begitulah. Membaca adalah jalan kita untuk mendapat informasi. Sebuah cara manusia memperluas cakrawala, meningkatkan pengetahuan dan pehamanan. Memang sih membaca resensinya saja bisa membuat kita paham tapi pasti lain kedalaman pemahaman dan lain kepuasannya jika kita membaca sendiri apalagi tuntas membaca.Â
Sudah punya banyak buku tapi belum dibaca, sayang sekali ya. Padahal banyak orang Indonesia tidak punya akses untuk membaca akhirnya tidak biasa membaca karena terbatas atas sulitnya akses buku. Tepatnya, sulitnya membeli buku. Katanya ini adalah salah satu alasan kenapa literasi baca Indonesia rendah. Hasil penelitian UNESCO pada Tahun 2016 Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61 negara yang diteliti, hanya satu peringkat di bawah Bostwana. Kita termasuk the worst  most literation nation. Minat baca kita hanya 0,001 persen. Artinya dari 1000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca.
Jadi, ayo tingkatkan budaya baca kita. Tingkatkan pula kemampuan membaca kita, termasuk kemampuan membaca tuntas. Ramadan ini kita ngabuburit menyelesaikan menuntaskan buku yang belum selesai dibaca. Hayuk atuh dicoba 5 cara di atas. Jika telah tuntas, baru ambil buku lain di rak buku dan tuntaskan lagi membacanya.Â
Â
Salam Kompasiana. Salam Kompal selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H