Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

5 Cara Menuntaskan Baca Buku Saat Ngabuburit Kreatif di Masa Pandemi Covid-19

4 Mei 2020   14:27 Diperbarui: 4 Mei 2020   14:24 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak cara ngabuburit kreatif yang bisa kita lakukan saat #dirumahsaja saat masa Pandemi Covid-19 ini. Tergantung kebiasaan, minat dan selera masing-masing.

Secara pribadi, sayapun banyak banget cara ngabuburitnya. Kadang saya ikut diskusi online dengan mitra. Kadang menyiapkan konten berupa foto, video, mengkompilasi dan lain sebagainya. He, saya sedang belajar mengksplorasi kemampuan saya memodifikasi resep jadul ibu saya, bibi saya, ayuk dan adik  saya menjadi resep baru ala saya dan coba-coba saya terbitkan resepnya di Cookpad (akan saya tulis lain waktu) 

Ngabuburit saya yang lain, membaca buku. Begitu banyak buku yang belum sempat dibaca. Sejak anak-anak kalau ditanya hobynya apa? pasti jawaban spontan saya adalah Membaca. Ya membaca itu hoby saya. 

Rasanya masih ingat zaman masih bocah cilik kalau kebagian tugas menyapu atau beres-beres rumah, gak bisa nemu secarik koran atau serobekan buku pasti saya stop dulu aktivitas menyapu dan berbenahnya. Saya akan duduk atau sambil berdiri membaca kertas tersebut. Mengingat kekonyolan itu, haiyah. Hoby membaca itu terus berlanjut sampai dewasa.

Tetapi akhir-akhir ini, makin kesini hoby membaca itu semakin menurun. Banyak buku menumpuk di rak buku. Ada buku yang sudah dibeli setahun lebih dan masih dibungkus plastik. Mungkin karena kesibukan. Mungkin karena penurunan kemampuan membaca. Mungkin juga karena terlalu pilih-pilih buku, entahlah. 

Buku Yang Tidak Tuntas Dibaca !?

Ternyata, selain selain buku yang memang belum sempat dibaca ada fenomena lain lagi yang banyak terjadi pada orang-orang. Buku yang belum atau tidak tuntas dibaca. Baru setengah atau tiga per empat dibaca tapi tidak tuntas dibaca lalu sibuk  ngobrol Di WAG atau melakukan hal lain yang sebetulnya tidak lebih penting daripada membaca buku. 

Barangkali karena kesibukan, juga karena buaian sosmed dll membuat kita lebih banyak menghabiskan waktu di HP kita ketimbang di buku.susah menuntaskan buku yang sedang dibaca. 

Saya jadi berpikir kenapa terjadi demikian....? Kenapa banyak orang tidak menuntaskan buku yang sedang dibacanya ? Alasannya banyak. Jika ditanya orang per orang jawabannya pasti beda. 

Jawaban saya pribadi, hal tersebut terjadi karena. Pertama karena substansi bahasan terlalu rumit, sulit dipahami. Membuat kita harus mencari definisi istilah. Mencari landasan teori seputar bahasan buku. 

Kedua karena bahasa tidak mengalir. Syarat utama untuk membuat saya mampu menegakkan leher menyantap buku dari halaman pertama sampai akhir adalah bahasa yang digunakan penulis menarik dan mengalir. Tidak masalah banyak membahas hal beda atau baru asalkan  membacanya membuat saya nyaman dan tenang. Plotnya mengalir, terstuktur. Dengan begitu membacanya seperti berenang. Seperti berjalan di padang rumput dari tepi hingga tau-tau sudah di ujung padang rumput dan menemukan danau indah, haha, lebay. Itu bagi saya.

Adik saya lain lagi, dia bilang bukunya terlalu tebal. Terlalu banyak sub bahasan, sementara sub bahasan itu sudah banyak dibahas orang lain. Tidak ada kebaruan dalam bahasannya. Saya setuju sih dengan ini. Kadang ketika mengikuti sebuah acara tapi hal yang dibahas kita dan banyak orang sudah tau hal yang dibahas termasuk solusi yang diberi sementara kita sudah meluangkan waktu dengan bersusah payah, rasanya agak useless dan akhirnya ogah-ogahan bahkan mungkin mlipir keluar. Termasuk saat membaca buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun