Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Heboh Corona, Ketika Netizen Tidak Memahami Makna kata "Suspect" dan "Terduga"

5 Maret 2020   13:05 Diperbarui: 7 Maret 2020   07:53 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: mojok.co

Begitulah..., mudah sekali untuk membuat publik heboh dan panik ya. 

Kejadian yang hampir mirip mungkin juga terjadi di wilayah lain di Indonesia. Saya lalu jadi berpikir apa iya  sebagian besar orang kita tidak paham makna Pasien Dalam Pemantauan,  "Suspect" atau "Terduga"....? masa sih ?  Bisa ya, bisa tidak. 

Bisa jadi karena pengen maen cepet-cepetan jari tadi membuat orang lupa melihat ada kata "Suspect" dan "Terduga" langsung maen share dan menambahi narasi dengan kalimat penuh kekhawatiran dan emosi jiwa. Biar tambah seru, ditambahinya pula dengan emoticon menangis dan sedih, hufff.   Padahal "Suspect" baru terduga kuat, itupun harus dites lagi untuk membuktikan positif atau negatif.

Beberapa saat setelahnya ada forward WAG yang masuk ke HP saya, sedih karena corona telah membuat sepi masjidil Haram. Akan tidak ada lagi orang melakukan thawaf dan akhirnya akan tidak ada lagi orang yang bisa membaca Al Qur'an. Pesan ditutup dengan  3 (tiga) emoticon menangis, bukan main. Saya akhirnya ikutan sedih. Sedih melihat situasi pin-pinbo dan baperan ini.   

Beginilah salah satu kondisi masyarakat menyikapi Penyakit karena virus corona di negara kita. Pemerintah kurang tegas membuat solusi yang membuat warga aware, waspada tapi tetap tenang. Bagi saya tidak harus plek sehebat cara Singapura yang mengambil langkah cepat seperti membersihkan lingkungan, membuat alternatif isolasi pencegahan penyebaran virus corona, dan memerintahkan badan berwenang membuat banyak masker dan menggratiskannya untuk warga. 

Pemerintah kita memang tidak harus seperti Singapura karena keterbatasan kita. Tetapi harus tetap tangkas dan cepat membuat langkah solusi sesuai kemampuan anggaran yang ada. Seperti memperbanyak publikasi tentang Germas. Ini sudah dilakukan, tinggal diperbanyak dan digencarkan. Membuat banyak publikasi yang gencar dan masif tentang tindak tindakan pencegahan yang logis bagi warga. Jika inipun sudah, perbanyak lagi. Termasuk publikasi bagaimana tindakan tegas bagi orang yang menimbun dan memborong masker. Membuat publikasi bahan pengganti masker, jika masker tiba-tiba menjadi mahal. Kan bisa dibuat dari kain katun bersih dan kain kasa sehingga bisa dicuci dan dipakai berulang-ulang oleh warga, sebelum muncul meme masker dibuat dari Bra itu, uh.

Jika orang-orang tepat dan berkompeten tidak segera mengambil langkah, maka orang-orang tidak berkompeten dan baperan akan menguasai situasi. Ditambah lagi netizen dan kanal-kanal online yang pin-pinbo tidak paham atau pura-pura tidak paham kata "suspect" dan "Terduga". 

Salam Kompasiana. Salam Kompal selalu.

Berita Jemaah Pulang Umroh diduga Suspect Corona

Sumber Foto : Dok.Kompal
Sumber Foto : Dok.Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun