Tetapi, ketika asal nyolot dan apa-apa yang tidak sesuai dengan pengalaman hidup kita akan kita tentang, kita nyinyiri, nanti dulu Ferguso.
Nasehat orang-orang tua zaman dulu di Kampung saya kira agak tepat pada situasi ini, "Jangan mengukur baju orang di badan kita". Kira-kira bisa diartikan kita tidak bisa memaksakan pendapat ala pengalaman kita untuk menentang pendapat orang lain. Kalau mau kritis, ya pakai landasan valid dan logis.
Keluarga kita yang harmonis, bersih, jelas tidak mungkin terjadi incest, tapi bagaimana dengan kasus orang lain?
Saya setuju kamar anak perempuan dan laki-laki sebaiknya dipisah. Banyak alasannya. Pertama, ketika dipisah anak-anak bisa lebih mandiri. Ketika dipisah anak perempuan dan laki-laki bisa lebih kreatif, dan lebih fokus mengembangkan minat dan kemampuan di kamarnya masing-masing.
Menghindari incest? entahlah. Pada beberapa kasus, agak setuju juga. Terutama pada keluarga sangat miskin yang bekal sex educationnya mungkin rendah juga.
Pendapat beberapa pakar, kekerasan seksual pada anak lebih rentan terjadi pada keluarga miskin. Ketika kamar hanya satu, tumplek-plek, semua tidur di satu kamar, tekanan hidup bisa berakibat pada kekerasan seksual. Tetapi incest!? Biasanya incest tidak ada unsur paksaan. Beberapa pakar mengatakan incest bisa terjadi karena paksaan.
Tidak semua orang miskin yang anak perempuan dan laki-lakinya tidur sekamar karena kondisi ekonomi akan melakukan incest. Tidak semua keluarga miskin akan rendah pula pemahaman pendidikan seksnya.
Biasanya kemiskinan malah akan mendekatkankan sesama anggota keluarga, saling menyanyangi dan saling melindungi. Tetapi, bisa saja pada titik tertentu kondisi ekonomi miskin tersebut berimbas pada perubahan prilaku, menjadi lebih keras, suka memaksa, abai pada nila-nilai moral dan agama. Entahlah.
Hasil penelitian DI SINI mengatakan bahwa salah satu penyebab Incest karena kamar anak perempuan dan laki-laki tidak dipisah. Kan, Ibu anggota partai itu mungkin membaca penelitian ini. Memang seharusnya tidak terpaku oleh 1 (satu) penelitian saja.
Sementara penelitian lain Firganefi DI SINI tentang kejahatan dalam keluarga mengutip A. Lacassagne yang mengatakan bahwa lingkungan yang memberikan kesempatan timbulnya kejahatan.
Firganefi mengutip juga Bonger yang mengatakan sumber kejahatan adalah kemiskinan dan kesengsaraan yang membuat fikiran menjadi tumpul. Hal yang lebih lanjut bisa mengakibatkan seorang ayah atau seorang kakak laki-laki tidak tahan melihat rok anaknya tersingkap saat tidur, wew.