Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kompal dan Keberagaman Ramadan yang Unik

30 Mei 2019   08:32 Diperbarui: 30 Mei 2019   09:08 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: WAG Kompal (diolah)

Pada dasarnya setiap manusia itu unik. Tidak ada satupun manusia yang sama, bahkan kita yang dalam 1 (satu) keluarga saja memiliki perbedaan. Perbedaan yang melahirkan keberagaman. Keberagaman itu fitrah.

Dalam salah satu ayat Al Quran disebutkan, kalau Allah mau maka manusia dijadikannya 1 (satu) umat saja, tapi Allah tidak mau. 

"Kalau Allah Menghendaki, niscaya kamu Dijadikan- Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah Diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS Al-Ma’idah, ayat 48). 

Dalam ayat lain disebutkan pula bahwa perbedaan itu adalah rahmah supaya kita manusia saling bergaul dan saling mengenal, 

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami Jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS: Al-Hujurat, ayat 13). 

Pada perbedaan terdapat hikmah dan rahmah bagi yang paham untuk kita berlomba-lomba berbuat kebajikan.

Keberagaman itu setau saya memang hal yang sering tidak kita sadari tapi indah. Keberagaman yang paling dekat dan mudah terlihat oleh saya ya di Kompal. Komunitas Kompasianer Palembang (Kompal) yang kami dirikan secara aklamasi dan penuh keberagaman pada 26 Maret 2016 lalu. 

Kenapa Kompal itu penuh keberagaman ? Ya karena anggotanya lintas suku dan lintas agama, lintas status juga. Ada wong asli plembang, ada perantau dari berbagai suku. Ada yang masih Sekolah, mahasiswa, ada yang sudah mau pensiun. Ada yang wirausaha, profesional seperti dokter, pengacara, banker, ASN, Ibu Rumah tangga, dan hampir semuanya merangkap sebagai blogger. Ada yang muslim, sisanya adalah non muslim (Kristen, Katolik, Konghutchu, Budha). Kompasiana menyatukan kami.

Keberagaman Kompal adalah bukti bahwa perbedaan itu anugrah dan memperkaya jiwa kita. Obrolan di WAG Kompal, apalagi, lucu, ruame, beragam tapi tetap Kompal jua, hehe. 

Pun pada Ramadan tahun ini. Keberagaman Kompal telah teruji. Bisa saya lihat pada antusiasme anggota Kompal terhadap acara Baksos ke Panti Asuhan Cahaya Ummi beberapa waktu lalu. Teman-teman Kompal antusias mengirimkan donasi. 

Ada yang transfer uang tunai. Ada yang rela meluangkan waktu mengumpulkan baju bekas layak pakai. Ada yang mengantar sembako. Beberapa malah double sumbangan (sumbangan uang plus pakaian layak pakai). Kompal kompak dengan komunitas Playdate Palembang menyelengarakan acara tersebut.

Hal yang paling menarik adalah ketika hari H tiba. Saya, Haryadi Yansyah dan bikcik Kartika tidak bisa hadir langsung, maka dokter Posma dan Deddy Huang yang non muslim yang guyub dan antusias datang mewakili Kompal bersama mas Agus Fatullah, Fainun, Dona, Liese, Herlya, dan lain-lain. Inilah bukti keberagaman yang unik dan indah di Kompal pada ramadan ini.

 

Dokter Posma sibuk dokumentasi (dokpri)
Dokter Posma sibuk dokumentasi (dokpri)

suasana baksos (dokpri)
suasana baksos (dokpri)

suasana baksos (dokpri)
suasana baksos (dokpri)

Sumber Foto: WAG Kompal
Sumber Foto: WAG Kompal

Sumber Foto: WAG Kompal
Sumber Foto: WAG Kompal

Sumber Foto: WAG Kompal
Sumber Foto: WAG Kompal

Tak hanya Kompal, saya lihat komunitas lain di Kompasiana juga banyak sekali agenda yang  menampilkan indahnya keberagaman ramadan tahun ini. Ada Bolang, ada Ksianer Jogya, Komik, KPK, Fiksiana, dan lain sebagainya. Yang tidak sempat disebut, ojo nesu ya.Lagi puasa, banyak lupanya he. 

Saya kira di belahan Bumi Nusantara lain keberagaman ramadan juga banyak tampil dan juga indah. Banyak bentuknya, beragam tradisi, dan beragam wujudnya. Beberapa waktu lalu saya tersentuh melihat video Vihara Darma Bhakti di Jakarta menyiapkan Buka Puasa Gratis untuk masyarakat sekitar Vihara. Ada juga pembagian takjil gratis di Petak Sembilan oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Di Palembang, ada pembagian takjil gratis di simpang DPRD oleh gabungan beberapa komunitas yang lintas agama. 


Keberagaman indahnya ramadan banyak sekali bentuknya. Tidak terbatas pada pembagian takjil gratis, buka puasa atau bakti sosial ke fakir miskin dan panti asuhan saja. Saya kira yang paling hakiki adalah ketika persatuan dan kedamaian kita tegakkan di Bumi Pertiwi saat ramadan ini, tentu saja seterusnya. Hormatilah yang berpuasa. Kita yang berpuasa juga menghormati mereka yang tidak puasa.   

Salam Kompal. Salam Kompak selalu. Salam Kompasiana. Salam keberagaman ramadan yang indah dan unik. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadan hari ke 25 bagi yang menjalankan. Selamat mengkhidmati Hari Kenaikan Isa Al Masih bagi yang merayakan.

Sumber: Toleransi Dalam Islam

logo-kompal-terupdate-5c19b84faeebe143695e0047-5cef293b95760e67485a8165.jpg
logo-kompal-terupdate-5c19b84faeebe143695e0047-5cef293b95760e67485a8165.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun