Ketika masyarakat cenderung konsumtif saat ramadan, apalagi jelang lebaran, beberapa bank cepat mengambil ancang-ancang ini sebagai peluang. Tentu saja ini tidak termasuk kejahatan perbankan, malah membantu nasabah andai digunakan secara bijak dan terencana. Akan tetapi, peluang yang diberikan saat orang sedang "kalap belanja" dengan modus yang terencana dan melihat kelemahan konsumen bisa berbahaya juga.Â
Yupz, saya kira kejahatan finansial perbankan tidak melulu soal Skimming dan phising ATM. Terkait phising, ada pembobolan kartu kredit bahkan penipuan dengan menghubungi nasabah dan berkata bahwa ada keanehan pada transaksi kartu kreditnya. Dengan dalil akan membantu, oknum penjahat itu akhirnya mendapat  nomor rekening PIN nasabah. Kasusnya terjadi beberapa waktu lalu, dan kemungkinan kasus ini dan kasus-kasus kejahatan perbankan lain  akan meningkat selama ramadan.
Kenapakah..? ya kita ketahui bersama bahwa masyarakat kita cenderung salah kaprah memaknai Ramadan. Bulan yang seharusnya pengendalian diri hidup sederhana karena berpuasa itu justru menjadi bulan konsumtif. Bulan dimana terjadi pembengkakan belanja. Hal itu terbukti bahwa selama Ramadan pasar tradisional dan mall selalu penuh sesak.Â
Menurut Santoso Liem, Direktur Bank central Asia, tren selama ramadan terjadi kenaikan transaksi sebesar 10-20% dibandingkan hari biasa. Â Selalu terjadi trend kenaikan konsumsi nasabah. Â Oleh karena itu beberapa bank lalu ramai-ramai memberikan promo kenaikan flavon kartu kredit sekitar 20%. Transaksi terutama disumbang dari belanja pakaian, makanan, hingga elektronik. Makanya selama Ramadan perseroan juga menggelar berbagai promo potongan harga untuk transaksi kredit di beragam supermarket, restoran, pusat perbelanjaan, hingga hotel.Â
Seorang kawan bercerita bahwa bulan puasa tahun lalu, menjelang lebaran, tiba-tiba kartu kreditnya dinaikkan lumayan besar, lebih 20 juta padahal dia tidak minta. Ketika sudah dia pakai, barulah dia sadar kalau kenaikan flavon yang dia belanjakan itu hanya sementara. Artinya bulan depannya flavon dia kembali ke angka semula, hehe. Nah tinggal nasabah yang berhati-hati.Â
Hati-hati memang diperlukan. Lebih dari itu, hal paling penting sebetulnya bagaimana kita kembali ke fitrah Ramadan yang sebenarnya, pengendalian diri. Menahan diri untuk sabar, tidak mudah emosi. Â Menahan diri terhadap makan-minum, tidak saja saat berpuasa, hal paling penting justru menahan diri untuk tidak makan-minum berlebihan saat setelah buka puasa.Â
Menahan diri dan pengendalian diri diperlukan oleh semua orang. Ya, bahkan kebutuhan yang tinggi saat Ramadan dan lebaran inilah yang mendorong para kriminal kejahatan finansial perbankan melakukan aksinya. Dari sisi kita masyarakat awam, ya kadang kebutuhan yang tinggi selama ramadan yang mendorong orang jadi kurang berhati-hati. Dapat sms menang undian (padahal gak ikut undian) eh percaya lalu transfer uang sekian juta untuk pajak hadiah, wkkk.Â
Kembali ke iming-iming perangkap kenaikan kartu kredit, kita semua juga harus berhati-hati. Ramadan itu enak ketika sederhana. Kalau sudah jor-joran, apalagi tagihan kartu kredit membengkak, apa enaknya hidup. Â Biarlah buka puasa dengan menu sederhana, tahan nafsu, daripada belanja membengkak, kalau saya.Â
Salam Kompal. Salam Kompasiana. Salam THR hari ke-3.Â