Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tes Ombak, Seberapa Besar Anda Peduli dan "Greget" pada Debat Capres Nanti Malam?

17 Januari 2019   11:56 Diperbarui: 17 Januari 2019   19:53 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba saja sekelebat pertanyaan muncul begitu saja. Entah apa sebabnya. Seberapa besar anda perduli, menanti dan greget pada Debat Capres malam ini?

Saya duluan jawab ya. Saya.... perduli dan menanti tapi tidak pake banget.  Tapi saya cukup gregetan. Kalau siberi skor dari 1-5, skor saya 3.  Apakah sebabnya. Entahlah. Rasanya saya sudah bisa menebak hasilnya, pasti blunder. Kedua paslon pasti akan unggul di mata pendukung masing-masing. Tidak jauh seperti orang menonton ILC. Masing-masing tim ngotot. Tontonan yang lebih sering bikin pusing daripada bikin happy, kata tetangga saya. Uniknya, di timeline sosial media saya timses kedua kubu punya penggalan video detik-detik dimana narasumber idola mereka sedang unggul men"skak" narsum pihak lawan. Bukan main.

Menurut Deny JA, debat tak memberi pengaruh signifikan bagi pemilih jika selisih elektoral capres  cukup besar. Kecuali jika  selisih elektoral capres yang bersaing sangat ketat. Ada hal telak dan fatal sedikit saja pada debat maka perubahan 2-3 % saja setelah debat akan menentukan pemenang. Hanya, saya juga tak yakin apakah hasil survey betul-betul valid dan akurat menggambarkan kondisi keberpihakan pemilih pada salah satu pasangan.  

Swing voters, apalagi.  Rasanya mereka tidak terlalu menanti debat, kecuali ngintip timeline doang, untuk menanti debat. Perduli pada Pilpres saja mereka tidak begitu perduli. Apalagi sejak ada pasangan nomor urut 10, NurhaDI-aLDO, wew 🙂 

Konon di Amerika, debat capres juga tidak begitu berpengaruh pada hasil kemenangan Pilpres. Katanya yang keren pada acara debat adalah Hillary Clinton, dan kita tahu bersama yang menang adalah Donald Trumph. Bagaimana dengan Indonesia. Entahlah. 

Menurut saya kadang manusia tidak ingin melihat kebenaran yang sesungguhnya melainkan dia ingin melihat kebenaran yang diinginkannya. Sama halnya dengan Pilpres ini. Tidak semua Paslon melihat permasalahan yang sesungguhnya melainkan melihat masalah sebagaimana kondisi yang diinginkannya. Begitupan pendukung kedua paslon itu. Akibatnya blunder dan "merasa" benar dan unggul dari pihak lawan. Yang ruame  ber"twitwar" ria ya timses kedua paslon dan para buzzer. Kondisi yang merambah hingga ke WhatsApp Group (WAG) alumni dan keluarga, kata teman-teman saya. Hiks, sudahlah.

Menurut saya lagi, apapun yang akan dibahas dan didiskusikan pada Debat Capres, selaiknya menggunakan base data yang sama supaya  bahasan menjadi apple to apple dan bisa dibandingkan. Jangan yang satu pake data BPS, yang lain pakai data entah data mana. Paling tidak untuk mengedukasi masyakarat bahwa kita terbiasa membahas sesuatu menggunakan baseline data resmi yang sama.  Kalau sama, baru bisa dibandingkan. Barulah bisa dibahas dan didebat bersama. 

Selain itu, ya masterplan  perencanaan pembangunannnya harapan saya sama. Masa iya Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) sebagai salah satu produk dokumen perencanaan selama 20 tahun itu tidak digunakan (seharusnya ini dipelajari untuk menyusun janji kampanye, tinggal ditajamkan dan ditambah hal yang prioritas sesuai analisa). Hal yang saya lihat, malah ada yang menggunakan report entah dari mana. Paling tidak  tahapan pembangunan lima tahunan selama 20 tahun itu dipakai sehingga  alur pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Kembali ke debat capres, malam ini adalah debat pertama.  Temanya seru gaes, Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme. Masing-masing Paslon punya pe-er terhadap isu itu dan masing-masing juga sudah menyiapkan jawaban jitu, katanya. 

Banyak yang perduli dan menanti debat ini.  Sudah pasti para timses. Dari timses yang resmi dan terang-terang-terangan timses sampai timses berbaju pengamat politik dan atau timses berbaju narasumber. Sisanya  para buzzer. 

Lebih banyak lagi yang sekadar gregetan, biasanya pemilih murni sekaligus pengamat kambuhan seperti saya yang menjadi tau acara ini gegara isunya memenuhi timeline medsos saya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun