Ya tema libur akhir tahun itu sangat menarik. Dia muncul dan menggema sangat kencang. Begitu Bulan Desember tiba, tema libur akhir tahun itu memenuhi jagad timeline saya.Â
Buka handphone, semua akses sosial media saya ada jebakan iklan akses liburan akhir tahun. Dari maskapai penerbangan sampai booking hotel paling banyak diskon dan paling keren.
He saya punya rencana libur akhir tahun ini. Sayangnya, dengan berbagai alasan liburan tersebut dengan terpaksa saya tunda.Â
Serius, apa kamu atau kita (!?) memang butuh liburan akhir tahun? Setiap tahun? Pertanyaan yang muncul begitu saja di kepala saya akhir-akhir ini. Pertanyaan yang saya renungi jawabannya. Saya yakin sih setiap orang pasti jawabannya berbeda-beda.
Jawaban saya, ya libur akhir tahun itu diperlukan bagi yang membutuhkan. Bahkan perlu setiap akhir tahun, sekali bagi yang membutuhkan. He, jawaban apah ini.Â
Yakin, jawaban itu menyebalkan sebab kalimatnya sangat nisbi, relatif. Bagi yang membutuhkan. Agak sumir memang. Lah kalau banyak yang merasa membutuhkan. Ya silakan liburan. Bagi yang paham beda keinginan dan kebutuhan, mungkin akan menganalisis lagi apakah perlu liburan akhir tahun ini? Atau wajib liburan akhir tahun, setiap tahun.Â
Saya coba menganalisis untuk diri saya sendiri. Saya bekerja sepanjang tahun, dari senin sampai jumat (kadang hari sabtu dan minggu lembur). Dari pagi yang masih meletek malu-malu dan agak gelap (sebab rumah saya di pinggiran kota) sampai jam 7-an malam baru tiba lagi di rumah, sering juga lebih malam lagi. Dengan jadwal dan rutinitas seperti itu, rasanya saya berhak dan butuh liburan akhir tahun. Menurut saya.Â
Tetapi, setelah saya analisis lagi, di mana harga tiket yang melambung, lokasi wisata yang pasti sedang ruame dan padat, selain tidak asyik bagi kantong juga kurang nyaman. Saya putuskan menunda liburan akhir tahun keluarga saya.Â
Alasan lain sih, sepanjang tahun, meski kerja keras, saya juga kerja ceria. Jika sedang tugas luar seusai dinas saya menyempatkan jalan-jalan, ya seperti liburan juga. Setahun saya bisa dinas luar 5-6 kali atau lebih. Masih pantaskah saya ngotot harus liburan akhir tahun?Â
Sejujurnya, pada titik itu saya menjawab pertanyaan itu, saya tidak pantas ngotot liburan akhir tahun. Biarlah dan berikanlah kesempatan libur akhir tahun untuk kawan-kawan dan sodara-sodara lain yang lebih membutuhkan
Hal yang saya alami adalah sebuah contoh saja. Lain orang, pasti lain cerita. Tapi serius nih, apakah kamu butuh libur akhir tahun? Setiap tahun? Yang kitalah yang tau jawabannya masing-masing. Pastinya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi kita.Â