Adalah beruntung sekali jika bisa membeli langsung di kebun. Kita bisa melihat langsung bagaimana buah duku itu meranum di tangkainya. Tangkai-tangkai duku yang dipenuhi buah duku berwarna kuning kecoklatan. Wah bagi saya itu menakjubkan.
Sayang, kondisi usaha perkebunan duku beberapa dekade saat ini tidak memungkinkan lagi untuk kita membeli buah duku langsung ke kebun, kecuali kebunnya punya sendiri atau punya saudara kita? Kenapa? Karena hampir semua usaha/bisnis kebun duku itu sudah diborongkan.Â
Pemborong membeli duku sejak buah duku masih hijau, mungkin 2-3 minggu menjelang matang. Lalu pemborong akan membawa buah duku ke pedagang di Pasar Induk Kramat Jati. Duku yang dijual di meja sepanjang jalan adalah duku sisa borongan.
Akibatnya bisa ditebak, kelompok yang paling diuntungkan oleh usaha Duku ini adalah Pemborong dan Pedagang di pasar induk. Bisnis Duku palembang manis itu tidaklah begitu manis bagi petaninya.
Konon hanya sedikit petani Duku yang serius menggarap usaha kebun dukunya. Sisanya, ya menganggap kebun duku sebagai sampingan.
Saat hampir panen pohon duku di kebun sudah diborongkan, apalagi jika saat jelang panen itu petani sedang membutuhkan uang. Dengan mudah kebun duku mereka borongkan ke pemborong. Dengan sistem borongan tersebut, bagian yang mereka dapat dari penjualan duku hanya kisaran 24-28% dari keuntungan yang seharusnya mereka terima. Padahal jika mereka kelola sendiri penjualannya, bisa menghasilkan keuntungan yang manis kebun duku mereka itu.
Bayangkan, satu pohon duku yang produktif bisa menghasilkan 10-20 peti atau lebih  duku. Jika satu peti beratnya sekitar 15 kg, kalikan saja pendapatan dengan keuntungan sekian ratus rupiah per satu kilogram duku.  Pengalaman pemborong lain, satu peti saja keuntungan pemborong sebesar 10 ribu rupiah. Sementara, sekali trip penjualan borongan duku mengangkut sekitar 300 peti duku. Bayangkan. Jadi pengen punya kebun duku, swear.
Kelihatannya memang diperlukan perbaikan bisnis duku ini. Petani perlu dikenalkan pada mata rantai penjulan duku, sekaligus bimbingan agribsinis bagi petani duku, termasuk perbaikan pemasaran duku.
Begitulah. Menanti ada gebrakan yang akan membuat petani Duku bangkit, meraih keuntungan yang lebih manis. Petani yang mengelola sendiri penjualan buah dukunya.Â
Salam kompak selalu. Salam Kompal. Salam Kompasiana. Salam Nusantara. Salam Duku Manis Palembang yang saatnya akan manis bagi petaninya.