Hening. Hanya mata keduanya saling menatap,
Lalu, prakkkkk, Rachel mengeluarkan dan menampilkan susunan kartu mahyongnya, ia menang.
Film ini tentu saja diakhiri secara Happy ending. Saya kira untuk memuaskan semua orang, terutama penonton macam saya. Dalam pesawat yang akan membawa Rachel Wu dan ibunya pulang ke Amerika, Nick Young datang.Â
Dia bersujud melamar Rachel Wu dengan cicin. Bukan cincin sembarang cincin, tapi cincin cincin bertahtakan jamrud berwarna hijau itu. Cincin yang selalu dipakai mama Nick Young, pemberian mertuanya alias Ah Ma.  Cincin itu melambangkan  bahwa lamaran Nick tersebut sudah direstui ibunya.Â
Begitulah. Saya cuma mau bilang, diantara nilai 1-10, saya kasih rating 8. Itu karena ide brilian penulisnya Kevin Kwan yang mengangkat tradisi Asia termasuk soal membuat pangsit dan main mahyong di film itu sebagai sesuatu yang  jadi menarik, menjual, disukai dan menghibur semua kalangan. Ditengah kehidupan yang makin egois dan individualis ini.Â
Sisanya, film ini menjadi valuable bagi saya karena itu tadi, ada Datok Tan Sri Michele Yeoh, artis Malaysia Kelahiran Ipoh yang memang artis kawakan dan idola saya.Â
Salut juga dengan Constance Wu, yang memerankan Rachel Chu, Profesor Ekonomi dari keluarga Imigran Asia di Amerika. Meski usianya 36 tahun  dia mampu bermain apik mengimbangi Nick Young yang masih sangat muda. Eh ada juga tokoh Peik Lin, konon yang main Orang Indonsia asal Suroboyo loh.
Keren. Teman-teman yang belum sempat nonton, ayo nonton. Saya menonton dengan suami, yang rupanya tertidur sebentar saat nonton film ini, alamak. Dia sukanya film laga sih.Â
Salam kompak selalu, Salam Kompal. Salam Kompasiana. Salam Nusantara. Salam Crazy Rich, eh, Poor Asian. Â