Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan ICD Yogyakarta, Pempek Kompal Laris Manis

17 Mei 2017   08:37 Diperbarui: 17 Mei 2017   17:40 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat jari jemari saya mentuts huruf demi huruf menuliskan tulisan ini, aroma dan suasana Jogya masih menempel kuat di kepala saya,  adem, suasana ramah dan serba murah.  Jogya selalu begitu, kapan saja ia disinggahi, aroma adem ayem dan ramah itu belum berganti. Begitupula ketika saya bersama beberapa teman, pak Dues Arbain dan dokter Posma Siahaan serta Mba Maria Etha (dari Kutubuku tapi juga anggota Kompal) mewakili Kompasianer Palembang (Kompal) menghadiri event "Indonesia Community Day 2017" di Plasa Pasar Ngasem , Jogyakarta Hari Sabtu, tanggal 13 Mei 2017 lalu.

Sumber:Dok.Kompal
Sumber:Dok.Kompal
[caption caption="Sumber:Dok.Kompal"]
[/caption]

[/caption]

[/caption]

Sumber: Dok.Kompal
Sumber: Dok.Kompal
Sumber:Dok.Kompal
Sumber:Dok.Kompal
Yupz. sebagai admin Kompal mau gak mau saya menguatkan diri saya untuk menghadiri acara tersebut. Maka saya mendaftarkan Kompal supaya mendapat booth di perhelatan tersebut. Sayapun menjawab mention mba Yayat di grup WA admin Kompasiana yang mengajak Kompal ikut dalam rombongan Bus bersama teman-teman lain,

"Kompal, Kompal ... mba elly, ikut gak...?"

Sebab sedang banyak pekerjaan, saya tak begitu ngeh kalau perjalanan darat Jakarta - Jogyakarta itu memakan waktu sekitar 12 jam (dalam bayangan saya saat itu, ah paling 6 jam). Saya mendaftar, wew, padahal sedang gak fit. Seminggu sebelum hari keberangkatan saat menghadiri Desk Pembahasan Musrenbangnas di Hotel Bidakara Jakarta, iseng saya mencheck kesehatan di bilik check kesehatan gratis yang disiapkan Bappenas di hotel tersebut. Badan saya terasa gak enak, pundak berat, wah tensi saya 169/125.  Heran, biasanya tensi saya saya normal. Tes yang bikin saya tidak semangat. Alhasil beberapa hari saya gak berani makan nasi, apalagi nasi padang, cuma makan buah dan sayur. 

Tidak itu saja, gawean saya sedang banyak-banyaknya. Kami sedang memverifikasi Usulan Dana Alokasi Khusus dari Kabupaten/Kota di aplikasi e-proposal Bappenas. Usulan yang sangat banyak, bayangkan 17 Kabupaten/Kota dengan bidang DAK sangat banyak, pendidikan, kesehatan, dll. 

Meski kondisi sedang tidak fit dan pekerjaan belum selesai, saya nekat berangkat,  apalagi karena tiket pesawat Palembang-Jakarta sudah diissued. Saya berangkat dengan pesawat pertama garuda pukul 05.45. tiba di Soeta pukul 07.00 dan lanjut ke Bentara Budaya tempat yang disepakati berkumpul.  Cuss saya peserta kedua yang tiba di Bentara Budaya. Sebab Jakarta macet banyak peserta yang telat dan bus berangkat molor dari  jadwal yang ditetapkan. Perjalanan panjang dimulai. Saya persingkat saja, tiba di penginapan di Sleman Jogyakarta sekitar pukul 01 dini hari.  Perjalanan bus yang menyenangkan meski kaki saya bengkak.

 

Nah dari mulut jalan menuju penginapan itu yang lumayan horor. Bus tidak bisa masuk ke jalan menuju penginapan sehingga harus berjalan kaki, saya kuatkan kaki saya yang bengkak itu untuk berjalan. Sampai  di penginapan pertama, ternyata bukan disana tempat kami ibu-ibu.  Saya dan rombongan berjalan kaki lagi menuju penginapan selanjutnya. Nah begitu sampai saya lihat semua teman-teman sibuk memilih kamar sehingga tersisa satu kamar lagi yang belum dipilih. Saya buka HP saya dan menunjukan foto kamar saya yang telah diatur panita bersama 2 teman lain. Ternyata kamar yang tersisa itu memang jatah kamar saya, hanya teman-teman yang seharusnya satu kamar dengan saya telah memilih kamar lain. Hanya tinggal saya, mba Etha dan Shanti. Ya baiklah kami satu kamar. Begitu saya lihat kamar saya, kok lain ya. Cuma ada satu tempat tidur dengan 3 kasur yang bisa ditarik ke bawah dan kipas angin. Karena lelah dan bayangan bahwa saya tidak akan bisa melanjutkan pekerjaan saya, komplenlah saya.  Saya terbiasa ngomong di depan, saya komplen terus terang sama mba Yayat (Yah  emak-emak usia 51 tahun sedang  capek berat, kaki bengkak, tensi naik). Saya perhatikan mba Yayat juga kalo ngomong cetas-cetus aja dan nyablak (cetas-cetusnya bahkan sejak nyuruh lunas bayar penginapan pada tanggal 8 Mei, 4 hari sebelum berangkat).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun