Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Berbaju Ungu dan Angin Biru

22 Februari 2011   13:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir dua jam aku menunggu. Telah hampir sebungkus rokok  kuhisap di bibirku. Entah telah berapa pasang mata melirikku ingin tau. Malam bergerak makin sendu. Kau belum juga tiba disini kekasihku.

Telah kuangkat rambutku membentuk gelungan sendu kesukaanmu. Sudah  kukenakan baju batik ungu warna yang cocok untukku katamu. Entah telah berapa tetes peluhku jatuh di balik gaunku sebab aku rikuh. Kau belum juga menampakkan diri disini kekasihku.

Maka kepada angin yang lalu di hadapanku kutitipkan pesan untukmu,

'Sayang, satu batang rokok lagi aku menantimu....."

"Setelah itu si baju ungu tak lagi menantimu. Jangan harap ia ada untukmu"

Pesan yang tak sampai. Sebab angin segera menjelma menjadi kekasihnya sebelum sebatang rokok terakhir itu tandas. Perempuan berbaju ungu menanti kekasih di malam sendu lalu ditipu angin biru.  Malam yang janggal dan seolah berbisik, 'Jangan buang waktu'. Entah siapa yang tertipu dan menipu. Hehe, betapa melankolisnya udara malam ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun