Matikan hp lalu duduk di sudut itu. Biarlah lelah mencari bentuk indahnya. Menyerap saripati rasanya. Sebab orang-orang mulai pulang ke rumahnya. Maka ini waktuku.
Terbang, mari terbang. Terbangku hinggap kemana saja. Tak hanya di pucuk cemara atau di putik kembang jambu tetangga. Tapi juga, di hati para kelana dan orang-orang lelah yang mengalah. Sebab kau dan aku sama. Tidakkah kau rasa ?
Seharusnya, sejak dulu kusingkirkan kau. Kau. Ya kau. Orang-orang rumit yang mengaku berpikir sederhana dan apa adanya. Padahal, kau serumit akar bakau yang menjebak lumpur pantai itu. Bah, bangsat kau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H