Sembari membersihkan dan menyusun barang-barang peninggalan mendiang, Han Geu-ru berusaha memahami pesan yang mungkin sangat ingin disampaikan melalui barang yang disimpan mendiang semasa hidup. Pesan-pesan mendiang dirangkum dan diwakili melalui sebuah kotak kuning, berisi barang peninggalan mendiang yang mewakili kenangan mereka. Â
Meskipun serial ini berputar tentang "kematian", namun tidak fokus menceritakan bagaimana seseorang "mati" melainkan apa yang belum selesai, yang belum tersampaikan, dan yang tersisa dari perginya mereka. Kematian selalu begitu mendadak, membuat kita merasa kita memiliki banyak waktu untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan kepada orang terdekat. Nyatanya, banyak pesan yang akhirnya tidak sempat tersampaikan.
Melalui karakter Han Geu-ru, penonton juga diajak pada kisah upayanya untuk melangkah maju dari kesedihan setelah kepergian satu-satunya keluarga yang dimiliki, yaitu ayahnya, Han Jeong-u. Memperlihatkan bagaimana setiap hari Han Geu-ru selalu berusaha mempertahankan barang-barang milik ayahnya agar Geu-ru tidak melupakan ayahnya.
Move to Heaven seolah mewakilkan perasaan beberapa dari kita, rasa kesedihan setelah ditinggalkan oleh orang terkasih. Menyadari beratnya melangkah maju melanjutkan hidup pasca kepergian seseorang, namun tak banyak yang bisa kita lakukan selain menghargai tiap kenangan yang ada. Serial ini berhasil membuat kita menyadari pentingnya arti hidup bersama orang yang kita kasihi, dan betapa kita memiliki pesan yang sangat ingin disampaikan kepada mereka.Â
Move to Heaven merupakan asupan tangisan yang juga dihiasi komedi tipis di beberapa bagian episodenya, dapat ditonton sekarang juga di Netflix.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H