Mohon tunggu...
Ellym Novelinda
Ellym Novelinda Mohon Tunggu... Bankir - Halaman Ceritaku

Boru Ni Raja, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Semua Terjadi Pertama kalinya di Gunung Salak!

14 Mei 2024   18:33 Diperbarui: 14 Mei 2024   20:24 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari kita mulai cerita pendakian kali ini, kita mulai dari mana ya? Dari rumah kamu boleh? hehe...sebelumnya aku mau kasih tau kalo pendakian ini untuk pertama kalinya aku berangkat tanpa Open Trip ya ges ya, pertama kalinya tanpa bawa trekking pole, pertama kalinya mendaki saat lagi halangan (hari ketiga sih) dan pertama kalinya lewat jam 12 malam masih di jalur pendakian mencari jalan tuk kembali pulang..cieh kaya judul lagu "Kembali Pulang".

Begini ceritanya...jadi aku ada temen yang hobi naik gunung ges ngajak tektok ke Salak setelah lebaran kemarin. Total tuh ada 10 orang, 5 orang cewek dan 5 orang cowok, semuanya baru kenal saat tiba di basecamp. 

Kami pilih jalur via Cidahu Sukabumi, kenapaaa? karena saat itu mau jalur Ajisaka belum buka, mau jalur Cimelati ngga jadi juga, mau via Pasir Reungit juga belum buka karena memang habis libur lebaran ges. Jadi lah via Cidahu - Sukabumi, terkenal dengan treknya yang panjang. 

Kami semua berkumpul malam itu di tanggal 12 April 2024, kupikir basecamp tempat kami tidur seperti rumah warga namun ternyata tidak. Kami tidur diatas warung yang kebetulan punya space diatas dengan ruang terbuka, untunglah aku nurut diminta bawa Sleeping Bag sangat bermanfaat untuk tidur. Sebetulnya ini area camping Cidahu, jadi kalo ngga sewa tenda ya ngga ada tempat ges tidurnya numpang di warung haha untung toilet deket walau airnya harus nimba dulu dari saluran air diluar toilet :'(.

Salak-2
Salak-2

Sabtu pagi tanggal 13 April 2024, bersyukur banget ada matahari. Selayaknya dikasih restu, cuaca sangat mendukung dan menambah semangat untuk segera melakukan pendakian. Start pukul 08.00 WIB terhitung dari area parkir motor untuk memasuki kawasan gunung salak, treknya masih sangat bersahabat dengan jalur bebatuan dan pohon-pohon yang masih berjarak. Kami masih menemukan warung dan toilet, hingga kami tiba di HM 25 yang disebut Simpang Mbah Jari. Nah ini seru nih, dari sini ada jalur ke Kawah Ratu dan Puncak Salak 1 gess. 

Kita ikutin jalur yang ada papan mengarahkan ke Puncak Salak, begitu masuk "Kok rimbun banget, rapet banget ngga keliatan jalurnya ini weh". Akhirnya kami berhenti sejenak, salah satu dari kami keluar lagi untuk bertanya "Kata mas mas itu bener ini, cuma emang jalurnya ngga keliatan disuruh terobos aja". 

Tapiiiii...begitu coba terobos beberapa tumbuhan berduri, bener-bener buntu, ketutup ngga ada jalan. Akhirnya salah satu teman kami keluar lagi dan kami diminta mundur ternyata emang salah masuk "Yaampun baru mulai udah dibuat salah jalan wkwk udah malah kena beset duri juga" Ucapku. Jadi emang arah papannya yang buat keliru, katanya sih dulu memang lewat situ hehe.

Lanjut nih akhirnya berada di jalur yang tepat tapi emang ini hutan ya ges ya, jadi emang jalurnya kecil, sangat rimbun, ketutup tumbuhan dan pepohonan, harus ekstra hati-hati karena banyak tumbuhan durinya ges, beberapa kali bajuku nyangkut bahkan temenku yang berhijab seketika jadi mengkerut-kerut hijabnya nyangkut-nyangkut duri. 

Bukan hanya perkara duri, kami juga langsung berkenalan dengan jalanan berlumpur ges, setelah dikasih landai dan terhindar lumpur bertemulah webbing nya haha. "Waw manjat memanjat sudah dimulai nih" ujarku ketika bertemu tebing pertama untuk dipanjat dengan tali. Masih oke, masih bisa dilewatin lalu lanjut manjat lagi, kali ini lebih tinggi dan licin, dengkul ketemu lutut treknya haha "Salak Sih" Ucapku saat itu.

Salak-3
Salak-3
Setelah beberapa kali main manjat-manjat dan berhenti sejenak, kami tidak sadar tinggal bertiga. Ya, tinggal aku, Angel dan Elfa saat itu yang kami tau Saka seorang teman kami laki-laki berjaga di belakang, tapi kok ngga keliatan. Elfa coba memanggil nama teman kami cewek yang di depan "Binaaaa, Deraaaa" teriaknya, namun sudah tidak ada sahutan. Sebelumnya mereka masih bisa denger dan nyaut. "Wah mereka jangan-jangan udah jauh dari kita nih" Ujarku, lalu ku coba teriak ke arah belakang memanggil Saka "Sakaaaaaaaa Uyyyyyy" teriak ku dan Saka menjawab. 

"Wuh aman" ucapku pada Angel dan Elfa, kami pun memutuskan untuk menunggu Saka sebentar, namun Saka muncul tidak sendirian, Ia bersama dua orang pendaki yang satu masih sangat muda yang satunya sudah bapak bapak, mungkin sekitar diatas 50 tahun umurnya. Kami pun lanjut berjalan dengan posisi si Bapak tepat di belakang kami menjaga jarak untuk tidak jauh dari kami sambil bercengkrama. Kami pun akhirnya tiba di Pos Bayangan HM 38 pukul 14:30 WIB, niatnya mau makan siang di Puncak, namun apalah daya udah lewat jam makan siang baru sampe Pos Bayangan. 

Kami memutuskan untuk istirahat makan terlebih dahulu di Pos Bayangan. Oiya disini sudah mulai hemat untuk minum air ges karena ngga ada lagi mata air, ternyata terakhir itu di HM 25 Simpang Mbah Jari huhu. Setelah sekitar 20 menitan istirahat kami pun kembali melanjutkan perjalanan, si Bapak ternyata menunggu kami untuk tetap sama-sama keatas sedangkan kelompok yang ikut bersama si Bapak itu sudah lebih dahulu naik, selain si Bapak, teman kami Krisna ternyata ikut menunggu kami saat di Pos Bayangan, sehingga kami menuju puncak itu dengan formasi 3 cewek dan 3 cowok. 

Sempat terbesit olehku seperti ada yang Bapak ini jaga dari kami karena gerak-geriknya begitu mencurigakan "Apa karena aku lagi halangan ya, tapi Bapak ini kan ngga tau karna aku ngga ada ngomong juga" Ujarku dalam hati dan tetap positive thinking sambil terus berdoa. Untung udah isi perut nih ges karena ketemu webbing lagi dong haha dan treknya semakin sempit, merapat, meleng dikit jurang woy harus fokus.

Akhirnya 16:00 WIB sampe juga di 2211 mdpl Puncak Manik Salak 1 huaaaaaaa slonjoran langsung ges menghela nafas beberapa menit, foto-foto sebentar cekrak cekrek. Udah ngga kepikiran lagi mau makan buat roti selai kacang yang sudah kami bawa karena sudah sangat sore, kami langsung turun bersama. Bapak tadi kemana? Si Bapak dengan kelompoknya masih lanjut masak dan makan dulu ges. Part turun nih, kalian udah siap bacanya? Ahahahaha

Saat kami turun, cuaca juga seperti akan turun hujan. Ketika sampai di Pos Bayangan pukul 18:00 WIB kami beristirahat sejenak menunggu adzan maghrib selesai, hingga hujan turun saat itu. Kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakkan jas hujan, kondisi jalur sudah mulai gelap dan becek. Hujan tak kunjung berhenti, walau intensitasnya rendah namun cukup membuat kami kewalahan karena trek saat turun jauh lebih berat. 

Mental mulai digoyang ketika menuruni tebing, bisa bayangin dong naiknya aja pake effort itu dengan kondisi ngga hujan, nah ini mau turun dengan kondisi hujan, licin dan gelap. Beruntungnya punya temen yang care, Elfa si paling jagoan selalu turun lebih dulu untuk membantu memberi aba-aba untuk aku dan Angel yang memang agak takut gess. 

Sesekali kami beristirahat, nimbrung dengan kelompok pendaki lainnya saling berbagi minum dan makanan, saling membantu memberi penerangan untuk senter kami yang mati atau habis baterai. Hujan masih terus turun gess, kami harus fokus berjalan diantara tumbuhan berduri dan jalur berlumpur dan terkadang ketemu sebelah kiri atau kanan itu jurang, meleng dikit udah ngga kebayang deh :(

"Huaaaa ini apaan??" Teriakku ketika sadar ada sesuatu di punggung tanganku yang menempel berwarna hitam kecil agak gendut hiiiii....udah gitu ngga mau lepas. "Ini pacet" Ujar Krisna yang saat itu berada di belakangku, aku pun meminta Krisna untuk mencabut si pacet, karena dicabut paksa membuat darahku tidak berhenti keluar dalam wakttu beberapa jam hingga menimbulkan sedikit bekas. Jadi ges, kalo ada pacet nempel baiknya jangan dicabut paksa ya hahaha guyur pake hand sanitizer, minyak kayu putih atau tembakau juga bisa dan dia akan lepas sendiri nantinya,  ya kan aku kaget ya jadi langsung minta lepas haha

Yuk lanjut! Perjalanan masih panjang gess, setelah melewati beberapa tebing kami pun ketemu yang namanya "bingung" hehe bingung jalur pulang ini yang mana weh kanan atau kiri. Karena hutannya masih sangat rimbun dan jalurnya tidak terlalu jelas jadi kami pun berhenti mencari jalur yang pasti, seketika aku melihat ada kemasan plastik tolak angin yang diikat di pohon, itu yang aku liat saat naik, akhirnya kami menemukan jalurnya. Harus sedetail dan sefokus itu ya ges memang karena udah malem, bukan cuma sekali kami dibuat bingung tapi beruntungnya selalu menemukan tanda untuk pulang.

Sekitar jam setengah satu pagi kami kembali beristirahat, mata udah berat banget ges tinggal ditutup doang ini lelap pasti. Saat kami duduk istirahat sudah tidak peduli suara-suara yang terdengar dari balik pepohonan, mau disenter ngeri yang nongol aneh-aneh lagi wujudnya wkwk. Oiya total kami tinggal berdelapan dan ngga ada lagi pendaki lainnya di belakang kami, kelompok pendaki yang sebelumnya bersama kami sudah jalan lebih dulu, kami pun tidak ingin memaksa mereka menemai kami karena kondisinya pasti sama, haus dan lapar hanya saja kondisi fisik kami yang tidak bisa mengejar mereka. 

Bukan kami deh tapi aku wkwkwk, aku yakin teman-teman yang bersamaku pasti sebenernya bisa lebih cepat hanya saja ada aku si lelet hihi untunglah punya teman pendaki yang bisa paham kondisiku dan ngga ditinggal :') Apalagi saat aku menangis untuk menuruni tebing terakhir, kaki udah geter nih, perut laper, sepatu full lumpur, harus turunin tebing lagi dan saat aku liat kebawah pijakannya lumut dan licin, jadinya nangisss bingung wkwkwk untung semuanya sabar bilang pelan-pelan dan arahin kaki aku harus injek kemana. Hahaha inget hal ini, aku nulis sambil senyum-senyum woy.

Singkat cerita kami pun tiba kembali di Simpang Mbah Jari sekitar pukul 02:30 WIB tanggal 14 April 2024, bayangin tektok sampe ganti hari loh haha setelah bersih-bersih di toilet, pesan indomie rebus dan teh hangat, kami kembali melanjutkan perjalanan ke basecamp. Tiba di basecamp sekitar jam 4 pagi gess, langsung deh tuh mandi salin baju biar bisa lanjut tidur dibungkus SB (Sleeping Bag). 

Saat pagi tiba Saka pun membuka cerita, ternyata si Bapak yang sempat bersama kami menuju keatas puncak itu mengatakan bahwa ada sosok yang menempel pada Angel, percaya ngga percaya ya namanya juga alam ya ges ya pasti ada aja. Teman-teman mengkhawatirkan aku yang sedang halangan tapi justru aku masih aman ges hehe

Sekian cerita pendakianku kali ini, kalo ngobrol langsung durasinya panjang sih hihi beda gunung memang beda lagi ceritanya. Insight yang bisa aku ambil ya ges, penting banget memilih teman yang tepat saat kalian melakukan pendakian, teman yang peduli yang ngga egois dan sabar. Apalagi kalo kalian tau betul kondisi fisik kalian, beruntungnya aku ketemu sama orang-orang yang baru dikenal tapi paham menjaga teman dalam kelompok. Sehat sehat dan panjang umur orang baik :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun