Mohon tunggu...
Ellym Novelinda
Ellym Novelinda Mohon Tunggu... Bankir - Halaman Ceritaku

Boru Ni Raja, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Aku, Kamu, dan Kenyataan Part 2

1 April 2015   16:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Satu-satunya pria di dunia ini yang tidak akan mungkin menyakiti ku telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan diriku yang masih harus banyak belajar hidup dan sabar darinya.Satu-satunya pria hebat yang selalu berjuang untuk keluarganya,kesetiaan dan kecintaannya terhadap keluarganya lah yang membuat ku selalu kagum pada sosoknya.Namun disaat aku harus menerima doa atas tambahnya umurku, ia pergi meninggalkan ku.Tak kudapatkan kecupan dari bibirnya yang hangat untuk dahiku,tak kudapatkan nasihatnya.Pedih rasanya saat aku belum bisa menunjukan sesuatu yang membanggakan baginya, ia telah pergi bersama Malaikat Tuhan.Ayah.....aku merindukanmu”

Your Lovely Daughter,

Larry

Curahan dalam secarik kertas tersebut dilipat dan dimasukan Larry ke dalam minibox miliknya.Dimana box pink kecil itu menjadi tempat curahan isi hatinya,dalam minibox itulah rahasia dari perasaannya tersimpan.Kepergian Ayahnya yang begitu cepat sempat membuatnya down, bagaimana tidak? Ayahnya yang terakhir kali mengantarnya untuk kepentingan pekerjaannya dan malam itu adalah malam terakhir ia bisa diantar oleh Ayahnya yang esoknya telah tiada tanpa memberi pesan apapun.Dan lebih menyedihkan baginya karena lusa setelah kepergian Ayahnya Larry berulang tahun yang ke 22.Tapi dibalik semua rasa sedih yang mengekapnya adalah sedikit senyuman di bibirnya ketika seseorang datang untuk menghiburnya dan perlahan melepasnya dari rasa sedih itu.

Aga, sahabatnya yang juga teman kantornya yang selalu memberi kenyamanan pada Larry datang kepadanya, selalu hadir untuknya, tak pernah sedikit pun membiarkan gadis itu menghentikan senyum dan gelak tawanya yang khas didengar oleh Aga.Entah sadar atau tidak bahwa dirinya sendiri sudah punya kekasih, Larry selalu diprioritaskan.Sesekali teman kantor mereka berkomentar “Larry...walaupun kau nomor 2 kau akan selalu di-nomor-satu-kan”. Hanya senyum yang terlintas pada wajah Larry begitu pun Aga.

Tepat pukul 00:00 tanggal 11 Oktober terdengar bunyi message whatsapp dari handphone Larry. Ada tawa kecil saat Larry melihat sebuah foto yang dikirimkan padanya.Terlihat pada foto itu Aga berpose dengan tulisan “HAPPY BORN DAY BABY” yang tertulis pada beberapa kertas dan ditempel pada tembok belakang Aga.Bukan hanya itu Aga pun menyanyikan sebuah lagu “Happy birthday” beserta doa yang ia sampaikan melalui voicenote.Rasa syukur kembali Larry panjatkan pada Tuhan atas seseorang yang kembali melebarkan senyum bibirnya.Malam di hari ulang tahunnya Larry pergi bersama Aga, disaat ia kehilangan Ayahnya ada Aga disampingnya dan terus menghiburnya.

Namun jauh dari rasa nyamannya Larry kembali teringat bahwa Aga tidak lebih hanyalah sahabatnya, Aga sudah punya kekasih tetapi Aga selalu menyediakan waktu untuknya bahkan dia pikir Aga sudah lupa ingatan bahwa sebenarnya disisinya ada orang lain yang juga harus ia perhatikan.Kedua insan itu sama-sama tak peduli dengan keadaan masing-masing, yang mereka ketahui hanyalah kenyamanan yang melekat setiap kali mereka jalan bersama, mempunyai waktu berdua saja.

Dua minggu setelah hari ulang tahunnya Larry berangkat ke Singapore bersama teman-teman lamanya untuk berlibur.Kepergiannya ke Singapore sudah dibooking dari beberapa bulan yang lalu sulit baginya untuk membatalkannya, terlebih lagi dia masih butuh hiburan untuk benar-benar ikhlas atas kepergian Ayahnya.Larry terpaksa mengambil cuti selama seminggu dari kantornya.

“Baby aku udah mau take off, nanti sampai Changi aku kabarin lagi ya by” Ucap Larry via voicenote kepada Aga saat ia menuju pesawat.

“Kamu hati-hati ya disana, jangan genit ya Larry” Itulah balasan voicenote Aga sebelum Larry benar-benar harus mematikan Handphonenya saat ia sudah duduk dalam pesawat.

Larry pun tiba di Changi Airport Singapore dengan selamat.Begitu sampai ia langsung memberi kabar pada Aga, pria itulah orang pertama yang dikabarinya daripada mama ataupun saudaranya.Melewati malam pertama di Singapore Larry sudah merindukan sosok Aga, bukan hanya rindu namun juga takut.Takut kalo Aga menghabiskan waktunya seminggu disana bersama kekasih Aga.

“Aduuuhhhh...!! bodoh bodoh bodoh.Ngapain juga gue harus worry sama Aga disana? Ya kalo pun dia sama ceweknya kan itu wajar.Kenapa jadi gue yang ngga terima? Gue kan bukan siapa-siapanyaaaa!!!! Aaaaaaaaaa....!!!!” Teriak Larry sambil membekap sebuah bantal pada wajahnya agar teriakannya tidak sampai keluar gedung hotel.

“Puukkkk!!!” Satu timpukan botol air mineral plastik mendarat cantik dikepala Larry.

“Awww! Sonyaaaa sakiiitttttt” teriak Larry

“Lo sakit jiwa ya? Abis ngelamun teriak-teriak sendiri? Sengaja gue timpuk tuh kepala biar sadar lo” Jawab Sonya sambil geleng-geleng melihat kelakuan teman lamanya itu.

“Hmmm...dia bukan sakit jiwa lagi sonyaaa.Larry itu Cuma lagi kasmaran dalam kegelisahan” Sambung Vina teman satunya yang paling mungil diantara teman-teman lama Larry lainnnya.

“Yeeee apasih loooo....bahasa lo tuh ngga bisa digambarkan” Jawab Larry

“Lagian elo ada-ada aja, udah tau laki orang masih aja dikhayalin.Jangan ngerusak hubungan orang Larry”

“Gue ngga ngerusak kok, gue hanya......”

“Hanya ape?”

“Hanya merindukannya dan menginginkanyaaaaaa hahahhahaa” Jawab Larry puas sambil tertawa lepas (Ya lepas di mulut, berat di hati)

“Inget Larry sayang,kalian beda keyakinan.Kalo lo pun nanti kalian jadian,apa lo ngga mikir kedepannya?”

“Aduuuhhh pelisss deh,kan mau nikahnya di Paris.Bisa kan di luar sana nikah beda agama.Nanti wedding partynya tepat depan menara Eiffel kakak-kakak” Ujar Larry menerangkan sambil menerawang keluar jendela.

“Oalah dasar cewek sarap!”

Dan dalam satu kamar hotel tersebut terdengar tawa dari lima gadis asal Jakarta itu.

Tepat seminggu sudah Larry di negara tetangga tersebut, ia kembali ke Jakarta.Ia sudah sangat ingin bertemu Aga untuk memberikan oleh-oleh darinya.Minggu malam Larry tiba di Jakarta, rencananya ia ingin langsung menemui Aga malam itu namun Aga menyuruhnya untuk istirahat toh esok harinya mereka akan bertemu kembali di kantor.

“Selamat pagi semuanyaaaaa” Sapa Larry begitu tiba di ruang kerjanya.

“Weehhh Larry udah dateng. Asyik oleh-oleh yuhuuuuuu” Lena partnernya yang paling dekat dengannya itu pun langsung merangkul Larry yang baru saja datang dan belum sempat sampai depan meja kerjanya.

“Hadehhh...bener-bener lu ya ngga traktiran,gratisan,oleh-oleh dari orang, paling cepet banget deh lu” Sindir Eza sambil beranjak mendekati Larry dan menarik tangan Larry untuk duduk di kursi kerjanya.

“Aga mana?” Satu pertanyaan singkat dari bibirnya membuat satu ruangan itu menoleh padanya.

“Loh? Kenapa? Kan wajar dong gue nanyain sahabat gue?” tanyanya kembali dengan sedikit canggung

“Kalo gue ngga ada diruangan ini, apa lo tetep nyari gue?” Tanya Eza

“Iya pasti dong kan lo juga sahabat gue za hehe”

“Pagi semua! Eh baby? Kamu udah masuk?” Aga, sosok yang Larry tunggu-tunggu itu pun baru tiba.

“Noh Aga” Celetuk Lena

Sepulang kantor Aga mengajak Larry makan malam, Larry dengan cepat meng-iya-kan karena ia juga ingin memberikan sesuatu yang ia bawa dari negri tetangga,oleh-oleh yang sudah dikhususkan daripada sahabat-sahabat di ruang kerjanya.

Malam itu, Aga mengajaknya ke sebuah cafe kecil di daerah kuningan.Larry memberikan yang ia bawa untuk Aga.

“Yaampun beby kenapa repot-repot sih?” Tanyanya saat membuka paperbag dan melihat isi didalamnya.

“Ngga ada yang repot kalo buat kamu mah ga...hihi” Jawab Larry dengan senyum puasnya.

“Oiya by, aku mau cerita sebenernya ada yang mau aku kasih tau ke kamu tapi kemarin itu kamu masih di singapore, lebih baik aku cerita langsung dihadapan kamu.Aku tunggu kamu pulang dulu”

“Hmm..mau cerita apa kamu? Nih aku udah ada didepan kamu.Ayo cerita”

“Aku putus sama dia”

Glek!!! Larry menelan ludahnya.Jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat, entah dia harus senang atau turut sedih mendengar sepenggal kalimat yang disampaikan Aga.

“Larry...hey! kamu kenapa bengong?haha” Ucap Aga menyadarkannya.

“Oh ngga papa, kok bisa putus?”

“Iya, aku sama dia udah ngga sejalan.Dia ngga pernah ada waktu buat aku.Aku udah ngga nyaman sama dia”

“Yang mutusin kamu?”

“Bukan aku,tapi dia.Dia bilang malah akunya yang ngga pernah ada buat dia”

“Oh jadi personal message galau kamu yang aku tanyai waktu aku masih disana itu karena kamu putus?”Tanya Larry dan Aga hanya menganggukan kepalanya.

“Aku minta maaf ya.Pasti ini semua gara-gara aku.Gara-gara aku yang selalu ditemenin kamu.Sampe-sampe kamu harus putus dari dia.Aku minta maaf ga...sini deh aku minta kontaknya dia biar aku jelasin semuanya biar kalian bersatu lagi dan aku janji ngga akan ada diantara kalian lagi walaupun kamu sahabat aku,aku ngga akan minta waktu kamu lagi untuk terus sama aku.Ini semua salah aku,maafin aku ga” Larry menyampaikan apa yang ia ingin katakan.Sudah cukup pikirnya untuk bersama Aga, dia merasakan kepedihan Aga terlebih perasaan kekasihnya Aga itu kalo tahu selama ini waktunya Aga diberikan untuk dirinya.

“Ini ngga ada hubungannya sama kamu kok baby. Kamu ngga perlu minta maaf. Mungkin emang aku sama dia udah harus putus” Jelas Aga sambil menatap gadis dihadapannya itu yang sedang menunduk seolah-olah menjadi tersangka di persidangan.

“Andai aja aku ngga pernah hadir diantara kalian ga. Pasti kalian masih tetap bersama”

“Kamu ngomong apasih? Udah aku bilang ini ngga ada hubungannya sama kamu Larry”

“Kamu udah coba minta maaf sama dia? Coba bilang kalo kamu akan memperbaiki semuanya ga”

“Dia tetep ngga mau denger.Dia tetep mau putus dari aku.Yaudalah aku juga udah ngga nyaman sama dia lebih nyaman malah sama kamu....hehe”

Setelah berbincang panjang kedua makhluk yang sekarang sama-sama sedang dalam pemikirannya masing-masing pun terpisah setelah Aga mengantar Larry pulang.

“Entah aku harus senang atau sedih.Entah aku harus loncat-loncat atau sujud meminta maaf.Ah! Aku sungguh tidak mengerti akan perasaan ku saat ini.Jika aku di posisi kekasih Aga aku pun pasti akan meninggalkan Aga yang malah memberikan waktunya untuk wanita lain.Tapi Tuhan mungkin ini salah satu petunjuk dari Mu untukku mendapatkannya secara utuh.Namun tetap saja ada yang mengganjal atas kebahagiaan ini.Aku bahagia diatas kesedihan wanita lain.Hal yang pernah aku rasakan dulu.Aku sangat mengerti rasa sakit itu.Ku serahkan semua padaMu Tuhan.Apapaun yang menjadi rencana dan kehendakMu ku pasrahkan seluruhnya.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun