Sebagai seorang penyair sufi, Fariduddin Attar tentunya memiliki banyak sekali karya-karya. Namun, karya yang paling dikenal oleh masyarakat adalah karya Fariduddin Attar yang merupakan sebuah buku dengan judul “Musyawarah Burung (Mantiq At-Tyr)”. Buku tersebut mengulas ajaran-ajaran yang dianalogikan dengan burung-burung. Isi dari buku tersebut yakni:
1.BAB 1 berisi tentang doa pujian terhadap Sang Pencipta. Dalam doa dan pujian tersebut, Faraduddin kembali membaginya menjadi beberapa ulasan, yakni:
a.Ajaran tauhid (bukti alam semesta sebagai salah satu bentuk ciptaan Allah).
b.Penyatuan jiwa dan raga.
c.Makna dari perjalanan para Nabi dalam bertauhid.
2.BAB 2 tentang ajaran suatu kelompok organisasi Triqat yang dinalogikan dengan perkumpulan burung-burung. Semua burung di dunia membentuk suatu kelompok dan dipimpin oleh satu jenis burung Hudhud, lalu burung Hudhud tersebut memperkenalkan burung lain yang merupakan anggotanya secara bergiliran dan satu persatu. Dalam ajaran suatu kelompok organisasi, Faraduddin juga mengemukakan isi pemikirannya sebagai berikut:
a.Gagasan tentang pembukaan musyawarah yang memuat ajaran tentang Zuhud, kewaspadaan terhadap cinta yang berlebihan, ajaran tentang duniawi dan akhirat, ajaran tentang pemenuhan ibadah oleh seseorang, pengemis kepadan raja-raja, dan kemunafikan.
b.Gagasan tentang tuju maqom dan keadaan para sufi. Attar berpendapat bahwa seseorang yang melakukan perjalanan Tasawuf hendaknya memiliki tujuh lembah, yakni lembah pencarian; lembah cinta; lembah ma’rifat; lembah istighna; lembah tauhid; lembah keherana dan kebingungan; serta lembah faqir dan fana.
3.BAB 3 tentang musyawarah burung. Ada beberapa bagian dalam BAB ini:
a.Musyawarah dibuka. Berisi tentang musyawarah burung-burung yang ada di dunia.
b.Perdebatan burung-burung dengan Hud-Hud. BAB 3 bagian B ini mengisahkan tentang perdebatan burung-burung yang berlangsung secara sehat dan sisteatis.