Mohon tunggu...
Laily Anggraini
Laily Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pementasan Gosip Warung Kopi: Segalanya Butuh Uang - Universitas Pamulang

7 Juli 2023   22:47 Diperbarui: 7 Juli 2023   23:01 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Festival Teater Drawata (Drama Warisan Tahunan) merupakan ajang temu karya yang diadakan setiap satu tahun sekali oleh Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang. Pertunjukan teater ini merupakan tugas akhir semester pada mata kuliah Kajian Seni Pertunjukan. 

Pementasan ini dilaksanakan selama empat hari berturut-turut dimulai dari tanggal 22 Juni 2023 sampai 25 Juni 2023. Salah satu dari pementasan tersebut yaitu teater bangsawan yang mengambil judul "Gosip Warung Kopi: Segalanya Butuh Uang!". Drama yang mengusung tema fenomena sosial di tengah masyarakat, yakni kemiskinan ini dilaksanakan pada Kamis, 22 Juni 2023 lalu. Adapun tempat pementasannya adalah di Gedung Amphiteater Taman Kota 2 BSD, Tangerang Selatan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Secara garis besar, drama ini mengisahkan 3 pemuda yang sedang mengadu nasib di warung milik mpo Nani. Ternyata ketiga tokoh tersebut mempunyai nasib yang sama ialah butuh uang. Zuki yang mempunyai keinginan menikahi Ling-ling harus berjuang mencari uang tambahan dengan menjadi hansip. Mamet seorang sarjana muda belum juga mendapatkan kerjaan dan masih menjadi beban orang tua. Jupri yang harus menerima kenyataan pahit, baru saja dipecat oleh atasannya. Walaupun ketiganya bernasib sama, akan tetapi perselisahan tetap terjadi. Mamet yang menyalahkan kinerja pemerintah hingga puncaknya Zuki dan Jupri memperdebatkan perihal Ling-ling. 

Guna mendukung jalannya pementasan, aktor berperan sangat penting. Dengan hadirnya aktor yang mumpunilah sebuah pementasan baru dapat berjalan dengan baik. Selain itu, juga dapat menampilkan pementasan yang berkualitas dan menarik untuk ditonton. Menyadari akan pentingnya posisi aktor atau pemeran inilah, ada 6 aktor yang memerankan tokoh-tokoh utama dalam cerita ini. Di samping itu, pementasan juga melibatkan 4 orang figuran guna mendukung akting dari para tokoh.  

Proses produksi dari pementasan ini juga telah melalui berbagai prosedur dan pembagian tugas. Terdapat beberapa tim yang dilibatkan dalam pementasan ini, mulai dari penata musik, dokumentasi, publikasi, tata rias, tata busana, perlengkapan, hingga segi artistik.  Naskah drama ini ditulis oleh Muhammad Andriansyah selaku penulis naskah sekaligus yang menyutradarai pementasan. 

Selain itu, pementasan ini juga diketuai oleh seorang pimpinan produksi bernama Siti Rohimah. Pengelolaan keuangan dalam proses produksi juga sangat diperhatikan, yakni dengan menunjuk seorang bendahara, bernama Dilla Jukhru Pianisa. Dengan kerja sama antara beberapa pihak inilah, pementasan dapat berjalan dengan baik dan berhasil menghasilkan suatu karya teater yang berkualitas. 

Meskipun begitu, pementasan ini masih memiliki kekurangan. Salah satunya adalah kurang terlihatnya fenomena kemiskinan dalam naskah drama dan kurang rinci dalam menguak kemiskinan yang dialami sang aktor. Misalnya, dengan menghadirkan adegan dimana ia kesulitan untuk membeli sesuatu karena ia tidak memiliki uang. Kekurangan seperti ini tentunya sangat disayangkan, apalagi judul dari naskah drama ini adalah Segalanya Butuh Uang. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Berkaca dari pementasan yang telah dilakukan dan kekurangan yang ada, maka saran yang dapat diberikan adalah akan lebih baik jika tim produksi khususnya penulis naskah drama untuk lebih memperhatikan relevansi antara naskah drama dengan judul. Hal ini agar drama yang ditampilkan dapat menjadi lebih maksimal lagi. 

Di samping itu, tim produksi juga mungkin dapat menggunakan lebih banyak musik pengiring guna memeriahkan suasana pementasan. Dengan adanya saran ini dari kacamata penonton teater, maka diharapkan pementasan selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun