Mohon tunggu...
Aminahtuz Zahro
Aminahtuz Zahro Mohon Tunggu... Dosen - Hamba Allah

Ingin membagi kebermanfaatan dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membentuk Remaja yang Cerdas

10 November 2018   23:23 Diperbarui: 10 November 2018   23:48 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam Tuhfah al Maudud hal.123 Abdullah bin Umar RA berkata yang artinya "didiklah anakmu, karena sesungguhnya kamu akan dimintai pertanggung jawaban dari pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu".

Hello sahabat kompasiana, kembali berjumpa dengan artikel saya dengan tema yang berbeda dari artikel-artikel sebelumnya, oiya jangan bosan-bosan baca artikel saya ya karna disini kita akan bertukar ide, simak berikut ini ....

Apa sih definisi dari remaja? Kira-kira mulai umur berapa ya seseorang di katakan memasuki usia remaja?okey  Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang kira-kira umur 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada umur 18 tahun hingga 22 tahun. Nah di usia ini ada banyak sekali perubahan-perubahan dalam diri seseorang baik fisik maupun pola pikir. Masa remaja bukan hanya di tandai dengan adanya seorang kekasih dalam hatinya, bukan hanya seperti mereka yang keman-mana bareng pacarnya, tetapi yang di katakan remaja selain pertumbuham fisiknya ialah pola pikir. Bahkan kalau menurut saya pola pikir inilah yang menjadi ciri utama dari seorang remaja.

Pada masa ini orang tua harus memulai memberi batasan-batasan terhadap anak serta pengawasan karena mereka sudah bukan anak-anak lagi terlebih  jika anak perempuan. Batasan ini bukan berarti melarang anaknya keluar rumah dan semacamnya, tidak seperti itu juga melainkan memberi aturan apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti di tinggalkan.

Setiap  orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, ada sebagian orang tua yang cenderung dictator kepada anak-anaknya, sehingga psikologis anak merasa terkekang dan dapat menggangu tingkah pola perilakunya di sekolah ataupun bergaul dengan teman-temannya.

Di sisi lain ada pula orang tua yang kurang perhatian terhadap anak-anak nya, sehingga mereka mencari perhatian di luar rumah. Anak benar-benar butuh perhatian dan kasih sayang lebih dari orang tua apalagi ibu, ibu yang biasa sangat dekat dan lebih peka terhadap perasaan anaknya, sekalipun anak mu sudah remaja tetap saja ia sangat butuh kasih sayang dan nasehat dari ibu, sehebat apapun anakmu itu, oleh karena itu jadilah orang tua yang bijak, orang tua sekaligus teman curhat bagi anak-anaknya.


Di era globalisasi yang semakin canggih ini, yang mana budaya barat sudah memasuki indonesia, segala kebutuhan sudah bisa di akses di internet dengan bermodalkan gadget, laptop dan yang lainnya, jika kita tidak pinter-pinter menggunakannya maka hal tersebut akan jadi mala petaka serta boomerang bagi kita. Kita sebagai orang tua hendaknya mempersiapkan apa yang seharusnya di persiapkan juga trik apa yang akan kamu terapkan untuk mendidik anakmu kelak. Jadilah orang tua yang cerdas.

Kemudian ada pepatah mengatakan "bagaimana bisa bayangan itu lurus sementara bendanya bengkok?" kita selaku orang tua adalah bendanya sedangkan anak-anak kita adalah bayangannya. Jika kita bengkok, maka anakpun akan bengkok dan rusak. Kita harus mampu memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita kelak.

Terima kasih dan semoga bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun