Kedua bentuk komunikasi ini, ibaran dua mata koin yang tidak bisa dilepaspisahkan. Sederhananya, komunikasi verbal adalah soal penggunaan kata-kata, sedangkan komunikasi non-verbal lebih terkait semua peristiwa komunikasi di luar penggunaan kata-kata tadi.
Lalu, bagaimana mengaplikasikannya dalam sebuah hubungan, agar menumbuhkan dan merawat 'keuwuan'? Perasaan yang membara kepada pasangan, perlu dibarangi dengan tindakan komunikatif.Â
Maka, dalam membangun 'keuwuan' dalam sebuah hubungan, saya menawarkan dua hal, yakni romantisme kata-kata dan ekspresi atas kata-kata yang diucapkan. Kedua tips ini merupakan perwujudan dari komunikasi verbal dan non-verbal.Â
Lebih jauh, kedua hal tersebut semakin menuntut sepenuhnya kejujuran dari setiap pasangan. Romantisme kata-kata akan terindikasi sebagai sebuah kebohongan ketika ekspresi atas kata-kata tersebut tidak sejalan; demikian sebaliknya, ekspresi romantis yang tidak dibarengi dengan romantisme kata-kata, hanya akan menjadi sebuah bentuk keterpaksaan.Â
Namun, ketika kedua hal ini berjalan bersamaan, maka kejujuran dan ketulusan akan terpancarkan. Pada akhirnya, atas kejujuran dan ketulusan tersebut, sekurang-kurangnya akan muncul berbagai sikap dan tindakan yang menuju ke arah 'keuwuan' tadi.
Jadi, saya sangat menyarankan kepada setiap kalian yang sangat mengharapkan 'keuwuan' dalam sebuah hubungan untuk mulai mempraktikkan kedua bentuk komunikasi tadi. Hanya dengan berjuang dan komitmen untuk menjalankan komunikasi yang semacam itu, niscaya romantisme dalam sebuah hubungan akan meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H