Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu mesin penggerak ekonomi, pengembangan pariwisata secara menyeluruh diharapkan akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar di daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata. Salah satu desa di pelosok Kabupaten Jombang yang memiliki potensi bisa di kembangkan menjadi desa wisata adalah Desa Cupak Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Desa ini terletak dikawasan Gunung Pucangan dengan luas desa sekitar 72 hektar, jumlah penduduk sekitar 1.026 jiwa , 385 KK. Desa Cupak memiliki potensi yang luar biasa yang bisa dikembangkan.
program Matching Fund yang diinisiasi oleh Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya merupakan pendekatan kolaboratif antara pihak universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan masyarakat desa Cupak. Dengan adanya kegiatan Matching Fund ini masyarakat desa Cupak Jombang didorong untuk aktif berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata secara bersama-sama. Program ini bertujuan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam mengembangkan dan menghidupkan desa wisata di Cupak Jombang.Â
Dalam program Matching Fund ini dilakukan oleh tim dari Untag Surabaya, dimana masyarakat desa Cupak diberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam berbagai bidang seperti cara pengelolaan wisata di desa Cupak, Kerajinan tangan, Kuliner, dan pemasaran. Dalam peningkatan berbagai bidang ini masyarakat desa Cupak menjadi pelaku utama dalam pengembangan dan pengelolaan desa wisata Cupak Jombang.
Desa Cupak memiliki potensi wisata yang sangat baik sebagai desa wisata yang unggul beserta UMKM dan produk-produk khas desa yang dapat di kembangkan bahkan termasuk dalam komoditi export (arang briket) tetapi masyarakat desa belum mampu mengolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Selain itu lokasi wisata di desa Cupak sebenarnya telah banyak di kunjungi wisatawan, namun karena adanya pandemi covid 19 dan pengelolan desa wisata yang kurang professional, sehingga menurunnya kunjungan wisatawan ke Desa Cupak serta penjualan produk UMKM yang menurun secara signifikan.
Selain udara yang sejuk ada beberapa potensi antara lain potensi yang pertama yaitu :
(1) adanya Wisata religi situs pertapaan dewi kilisuci,Â
(2) Sendang widodaren, sendang drajad, dan gunung pucangan;
(3) Wisata pertanian yang menghasilkan Porang sebagai bahan tepung, Gadung bahan kripik, Jagung sebagai ketahanan pangan;Â
(4) di sertai dengan pembuatan kerajinan dari bahan baku local seperti anyaman pandan.Â
(5) Pembuatan kayu arang yang bisa di kembangkan menjadi Carkol sebagai komodity eksportÂ
(6) Bumi perkemahan.Â
Untuk mengembangkan desa wisata tidak lepas dari peran Sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaku dalam mengelola mulai dari merencanakan, memikirkan dan mengendalikan berbagai aktivitas yang harus di jalankan agar sukses. Untuk itu harus di ketahui kualifikasi dan kompetensi SDM seperti kemampuanya mengelola desa wisata, memanfaatkan potensi yang di miliki, mengelola usaha, mengatasi permasalahan yang ada, sehingga dengan diketahui kekurangan dan kelebihan SDM akan di lakukan sebagai dasar dalam memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap SDM dengan tepat.
Potensi kedua yaitu Tradisi seni dan budaya, masyarakat Desa Cupak masih menjunjung tinggi tradisi-tradisi yang diwariskan yang kental dengan budaya Jawa salah satunya adalah potensi bidang UMKM antara lain: (a) Arang Kayu, kualitas arang kayu sangat baik namun masih dilakukan dengan tradisional dan penjualannya melalui pengepul, selain itu banyak limbah yang dihasilkan karena pecahan kecil dari produksi arang dibuang begitu saja karena tidak laku dijual, padahal limbah ini dapat diolah menjadi briket arang kayu yang justru bernilai tinggi; (b) Tikar Pandan, Menganyam pandan dilakukan oleh masyarakat menjadi tikar, padahal bisa dikembangkan menjadi souvenir seperti tas, topi, dompet dll.
Penulis :
Elliza Firnanda (Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)
PIC :
Dr. Siti Mujanah MBA,. PHD
Dosen Pembimbing :
Dr. Gustaf Naufan Febrianto AMD,. SE,. MM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H