Mohon tunggu...
Ellisa EkaAmelia
Ellisa EkaAmelia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

gasuka nulis

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Bullying Menjadi Faktor Penyebab Depresi Ringan Sampai Berat

13 Februari 2024   19:59 Diperbarui: 19 Desember 2024   20:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Umumnya, Bullying dideskripsikan sebagai tindakan yang dilakukan seseorang maupun kelompok dengan sengaja untuk menyakiti secara psikologis, verbal, maupun fisik kepada seseorang atau kelompok yang tidak dapat melawan. Salah satu dampak dari perilaku Bullying adalah depresi, depresi menurut Aries Dirgayuta merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti, dan rasa bersalah. 

Di Indonesia diperoleh temuan tentang hubungan positif antara Bullying dan depresi yang banyak dialami oleh remaja. Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukan hubungan lurus antara intensitas perilaku Bullying yang dialami korban dengan prevalensi depresi. 

Dikutip dari Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas, remaja yang mengalami perilaku Bullying dengan intensitas sedang, memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi sedang sebesar 66%, sedangkan yang mengalami perilaku Bullying dengan intensitas ringan memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi ringan sebesar 33,3%.

Bullying yang berupa kekerasan fisik dan psikologis dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Bentuk depresi yang umum dialami seseorang karena Bullying berbeda beda dikarenakan beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, status ekonomi, dan keadaan sosial yang dialami korban. 

Gejala depresi yang paling umum dialami contohnya korban akan merasa takut, merasa tidak berharga, menarik diri dari lingkungannya ,perasaan tidak nyaman, bahkan gejala yang paling buruk yaitu bunuh diri. depresi paling berat dapat menyebabkan korban cenderung masuk kedalam lingkungan yang buruk kemudian menyakiti dirinya sendiri. 

Melansir dari Kompas.com kasus yang terjadi di Indonesia dimana terdapat seorang remaja di Lampung Timur nekat bunuh diri membakar tubuhnya setelah mengguyurnya menggunakan pertalite, diduga korban mengalami depresi akibat sering dirundung oleh teman sebayanya karena masalah ekonomi keluarga. 

Depresi akibat Bullying kebanyakan juga terjadi di media sosial atau yang biasa disebut Cyberbullying. Kebebasan megakses media sosial menjadikan masyarakat sering menyalahgunakan penggunaannya, contohnya karena sebuah cuitan yang menyinggung bahkan menyakiti orang lain yang kemudian dapat memicu terjadinya depresi kepada orang yang labil psikologisnya. Cyberbullying umumnya terjadi karena memburuknya sebuah hubungan dengan orang lain maupun orang terdekat. Semakin dekat dengan orang tersebut tingkat depresi yang ditumbulakan akan semakin parah. 

Melihat besarnya bahaya akibat depresi yang disebabkan oleh Bullying, maka diperlukan upaya untuk memeberikan kesadaran kepada masyarakat khususnya pengguna media sosial untuk menggunakannya secara bijaksana dan mengurangi hal yang dapat merugikan orang lain seperti mengancam, menebarkan kebencian, dan melampiaskan kemarahannya di media sosial. Selain itu kontrol orang tua sangat diperlukan dalam hal ini, orang tua perlu mnegetahui media sosial yang digunakna oleh anaknya. Antisispasi Bullying juga dapat dilakukan dengan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak. 

Aini, K., & Apriana, R. (2019). Dampak cyberbullying terhadap depresi pada mahasiswa prodi ners. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2), 91-97.

Anshori, M. Y., Saifullah, A. D., & Sandhi, A. (2018). Gejala Depresi pada Remaja Korban Bullying: A Scoping Review. Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal), 2(3), 162-172.

Khaliza, C. N., Besral, B., Ariawan, I., & EL-Matury, H. J. (2021). Efek bullying, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual terhadap gejala depresi pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia: Analisis data global school-based student health survey Indonesia 2015. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(2), 98-106.

Tim Redaksi. 2022/30. Diduga Depresi karena Sering Di-"bully", Seorang Remaja Nekat Bakar Diri. Diakses tanggal 10/02/2024. Diduga Depresi karena Sering Di-"bully", Seorang Remaja Nekat Bakar Diri. https://regional.kompas.com/read/2022/08/30/122719478/diduga-depresi-karena-sering-di-bully-seorang-remaja-nekat-bakar-diri?page=all.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun