Mohon tunggu...
Ellia UtamiMT
Ellia UtamiMT Mohon Tunggu... Guru - Guru di SDS Kristen Terang Bangsa di Kota Semarang. Sudah lama memiliki hobi menulis dan sangat berminat pada Matematika.

Guru di SDS Kristen Terang Bangsa di Kota Semarang. Sudah lama memiliki hobi menulis dan sangat berminat pada Matematika.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penjumlahan Bilangan dengan Pendekatan CPA DIbantu dengan Place Value Chart

11 Agustus 2021   17:00 Diperbarui: 11 Agustus 2021   17:09 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENJUMLAHAN BILANGAN DENGAN PENDEKATAN CPA DIBANTU DENGAN PLACE VALUE CHART

Oleh : Ellia Utami MT, S.Pd

Guru di SDS Kristen Terang Bangsa Semarang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah di kenalkan oleh anak sejak usia dini. Sebagai contoh, ketika seorang ibu bermain dengan anaknya yang berusia 2 tahun dan menanyakan ada berapa bola yang ada di atas meja. Hal tersebut secara tidak langsung sudah memperkanlkan anak kepada dunia matematika.

Namun sayangnya pembelajaran Matematika di Indonesia menjadi suatu momok bagi anak. Proses pembelajaran matematika dan hasil belajar yang dicapai sering menjadi masalah. Hal ini dikarenakan penanaman teori-teori matematika yang berlebihan dan membuat anak kesulitan. Padahal banyak permainan-permainan yang dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran matematika yang dapat membuat anak menikmati proses belajar matematika.

Menurut Sugeng Mardiyono (2005) matematika sebagai ilmu dasar merupakan objek yang bersifat abstrak. Adanya sifat abstrak ini dapat mengakibatkan siswa sulit memahami materi pelajaran matematika. Untuk mengatasi hal tersebut kita dapat menggunakan pendekata CPS (Concrete-Pictorial-Abstrack). Pendekatan  ini mengacu dari pendekatan Bruner mengenai representasi enactive, iconic, symbolic.

Menurut Hinton, Strozier, dan Flores (2014) pendekatan CPA mengajarkan siswa melalui tiga tahap belajar, yaitu:

Tahap Konkret

Tahap konkret merupakan tahapan dengan menggunakan objek konkret menjadi suatu model permasalahan. Pada tahap ini setiap konsep matematika dimodelkan dengan benda konkret. Guru mulai memberikan instruksi melalui pemodelan setiap konsep matematika dengan benda konkret (misalnya, fraction discs, strip kertas). Tahap konkret memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan menunjukkan penguasaan memanipulasi benda-benda konkret yang ada di lingkungannya atau melakukan aktivitas langsung yang berkaitan dengan konsep matematika.

Piktorial

Tahap piktorial yaitu tahapan "melihat" dengan menggunakan representasi menjadi suatu model. Pada tahap ini konsep matematika dimodelkan pada tingkat piktorial (semi konkret) yang melibatkan gambar yang mewakili objek konkret yang digunakan sebelumnya. Guru mengubah model konkrit menjadi tingkat representasi (semi-konkret), yang mungkin melibatkan gambar-gambar lingkaran, persegi, persegi panjang dan lainnya. Siswa belajar untuk memecahkan masalah dengan menggambar. Gambar merepresentasikan objek konkret yang menjadi sumber informasi pengumpulan data oleh siswa. Hal ini tepat bagi siswa untuk mulai menggambar solusi dari masalah yang akan diselesaikan.

Abstrak

Tahapan abstrak merupakan tahapan "penyimbolan" dengan menggunakan lambang matematika yang abstrak. Pada tahap ini, konsep matematika dimodelkan menggunakan angka, notasi dan simbol matematik. Dengan data yang diperoleh pada tahap konkret kemudian merepresentasikan dalam gambar (piktorial), siswa dapat menuliskan pecahan dalam bentuk notasi matemaika.

Pada bahasan kali ini , pendekatan CPA akan digunakan untuk mengatasi penjumlahan bilangan. Saat di tingkat sekolah dasar dikenalkan penjumlahan dengan cara menyimpan dan pengurangan dengan cara meminjam. Dengan pendekatan CPA, pembelajaran penjumlahan ini akan lebih mudah dan mengasyikkan. Dibantu dengan place value chart dan manik-mani atau kancing baju sebagai alat peraga akan semakin menambah minat anak dalam mempelajari penjumlahan tingkat dasar.

Pada konsep ini, anak akan mempelajari terlebih dahulu mengenai nilai tempat. Pemahaman anak tentang nilai tempat akan digunakan sebagai aplikasi dalam menjumlahkan bilangan dengan menggunakan tabel nilai tempat. Saat mendemonstrasikan materi ini,dengan pendampingan guru, anak akan merasa seperti mereka sedang bermain. Padahal secara tidak langsung mereka sudah belajar mengnai penjumlahan bilangan.

Demonstrasi pada pembelajaran ini dapat disimak pula melalui video yang saya ungah pada akun youtube saya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengajak para pembaca terutama guru dan atau orang tua dapat menerapkan pendekatan CPA dalam mengajarkan matematika untuk anak usia dini. Memberikan hal yang abstrack dapat menyebbkan anak menjadi trauma dan kesulitan dalam belajar. Namun jika anak bisa melihat secara real dan konret, anak pada usia dini dapat membangun sendiri pemahamannya akan belajar matematika terutama penjumlahan. Membuat anak senang belajar matematika dan sebagai seorang pengjarpun tentu akan sangat senang jika anak apat belajar dengan baik.

Profil Penulis

Nama                                    : Ellia Utami MT, S.Pd

Tempat Tanggal Lahir : Biak, 21 Mei 1988

Jabatan                                : Guru SD

Unit kerja                           : SDS Kristen Terang Bangsa Semarang

Alamat Unit Kerja           : Jalan Arteri Utara Kompleks

                                                   Grand Marina Semarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun