Mohon tunggu...
Claudya Elleossa
Claudya Elleossa Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pencerita

Seorang ASN dan ibu, yang sesekali mengisi pelatihan menulis dan ragam topik lainnya. Bisa diajak berinteraksi melalui IG @disiniclau

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Karya Cakap untuk UMKM Kian Hebat

11 Oktober 2024   10:22 Diperbarui: 11 Oktober 2024   10:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari pdf buku yang diresensi

Resensi Buku Empat dari Serial "Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM"

___________________________________________________________________________

Suatu kali saya berkesempatan berdialog dengan pemilik UMKM Pisang Gorohos di Manado, dibagikan kisah bahwa kesulitan besar yang ia temukan di kalangan sesama UMKM tidak jauh dari perkara pembiayaan, mengingat sebagian besar pelaku UMKM juga adalah kalangan menengah yang terhimpit oleh berbagai keperluan lain. Saya mendapati bahwa tantangan besar yang mereka hadapi bukanlah kekurangan ide inovatif apalagi niat atau motivasi. Tantangan mereka sangatlah tangible, yaitu perkara permodalan yang dapat mereka andalkan untuk memenuhi ketiga K yang menjadi prasyarat sebuah UMKM berkembang bahkan melakukan ekspor: Kuantitas, Kualitas, dan Kontiniutas.

Membaca kerangka bagian dari buku serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM yang diterbitkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, saya langsung tertarik dengan seri keempat yaitu Transformasi Pembiayaan UKM: Daya Ungkit Menuju Kemapanan.

Pemilihan dan penggunaan diksi Kemapanan sangatlah unik dan cerdas, sebab seakan menyingkap kecenderungan melupakan bahwa tujuan besar pelaku UMKM tidak lain adalah meraih kemapanan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mapan bermakna mantap (baik, tidak goyah, stabil) kedudukannya (kehidupannya). Segala upaya UMKM tentu bukan saja untuk bertahan, tapi justru agar terus berkembang dan dapat sampai di titik stabil dalam kehidupannya --setidaknya secara finansial.

Seri ini hadir dalam versi buku fisik dan buku elektronik (dengan ISBN yang berbeda) pada tahun 2024 yang dikaryakan oleh 20 orang dalam tim penyusunan buku. Ada Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki sebagai pengarah dan setidaknya dua tim yang terlibat, yaitu dari Pembiayaan dan Investasi UKM dan Bidang Usaha Mikro. Kedua deputi dari unit tersebut menjadi ketua dari tim penyusunan buku, yaitu Yulius dan Temmy Satya Permana. Bertindak sebagai editor adalah Yoseptin T. Pratiwi yang telah lama berkecimpung di dunia media, misalnya menjadi managing editor di majalah Femina selama 18 tahun sebelum akhirnya menjadi Head of Content di Sekar Indonesia. Buku ini menghadirkan desain yang menarik, itulah alasan saya tak enggan menyebutnya "cakap" sedari di judul, yang menurut KBBI bermakna bagus atau elok. Wanara Studio yang ditunjuk sebagai desainer tahu betul tugasnya untuk menghadirkan buku yang nyaman dibaca, dengan selingan foto, tabel, dan infografis secara ringkas, proporsional, dan jauh dari kesan membosankan. Penggunaan warnanya pun konsisten sesuai color board logo Kementerian Koperasi dan UKM.

Beralih ke isi, buku ini terdiri dari dua bagian, dengan bagian pertama memuat empat tulisan dan bagian dua menghadirkan dua tulisan. Masing-masing bagiannya dimulai dengan kata pengantar dari Deputi terkait. Sayangnya ada beberapa hal yang sepertinya terlewat saat proses penyuntingan terutama di Kata Pengantar bagian satu dari Yulius. Misalnya penyebutan judul buku Transformasi Pembiayaan UMKM: Membuka Pintu-Pintu Baru Untuk Meroketkan UMKM yang agak membingungkan dari mana asalnya. Tebakan saya itulah judul buku versi lama sebelum berganti ke kalimat "Daya Ungkit Menuju Kemapanan". Paragraf ketiga di kata pengantar bagian satu juga masih perlu penyuntingan lebih lanjut, misalnya terulangnya kata dalam, pemenggalan yang tidak perlu: penila-ian dan ber-basis, serta satu kesalahan di paragraf empat (kata namun yang seharusnya di awal kalimat) dan paragraf tujuh (penulisan dibidang yang seharusnya menggunakan spasi).

Bagian satu: Mengapa, Apa, dan Bagaimana Transformasi Pembiyaan Itu

Empat artikel di bagian satu disusun runut, dibuka dengan artikel berjudul KUR KLASTER: Bantu Usaha Mikro Naik Kelas yang memberikan gambaran mekanisme atau model penerapan KUR klaster berbasis rantai pasok. Konsep ini diyakini sebagai terobosan penguatan ekonomi kerakyatan dengan mengedepankan sinergi antar pihak. Beberapa contoh nyata diangkat dengan menyelipkan beberapa data dan informasi teknis. Salah satu kisah khusus digunakan sebagai pendalaman dari praktik terbaik yaitu penggemukan domba Nurul Hidayah di Garut. Wahid sebagai penggagas merupakan penerima KUR Klaster bukan saja mendapatkan pinjaman modal, tetapi juga mendapatkan pendampingan usaha sehingga dapat berhasil meraih kenaikan laba signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Artikel kedua, adalah favorit saya yang seakan menjadi jantung dari buku empat ini, dan saya rasa akan memberikan banyak wawasan termasuk bagi awam. Diberi judul INNOVATIVE CREDIT SCORING: Memperluas dan Mempercepat Penyerapan KUR, tulisan ini membedah skema skoring kredit yang dapat mengefektifkan keseluruhan proses peninjauan dan pemberian kredit bagi UMKM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun