Tidak tercapainya target membuat para atasan mengharuskan pegawai untuk menambah jam kerja atau membayar jumlah tertentu. Kalau kita teliti, penggunaan kata "membayar" adalah cara aman untuk membahasakan "pemotongan gaji". Sebab, sesuai peraturan pemerintah, pemotongan gaji tidak diberlakukan semudah itu. Prinsip "no work no pay" jelas benar, relevan, dan masuk akal. Tapi ketika pekerja tetap mencapai standar performa namun kondisilah yang kurang mendukung tercapainya target, saya rasa keharusan untuk membayar sejumlah uang agaklah berlebihan.
- Menerapkan kebijakan non-vital yang mengurangi semangat pekerja
Jika pengurangan bonus bagi pegawai dilakukan karena perusahaan akan pailit, maka sudilah para pegawai memberi maklum. Namun berbeda cerita ketika, perusahaan memutuskan menggabungkan pemberian bonus yang seharusnya dicairkan dua kali, hanya untuk efektifitas semata. Keputusan non-vital itu berpotensi mengurangi semangat pekerja atau siapa tahu mempengaruhi keseluruhan rencana finansial mereka. Sebuah contoh sederhana untuk memahami poin terakhir ini.
Sangat penting menurut saya, para pembesar perusahaan mengintip sejenak para pekerjanya. Saya percaya, negara lebih mudah maju ketika pemerintah mau mengenal kebutuhan rakyatnya. Begitu pula sebuah perusahaan, kemauan untuk memahami keadaan pekerja di lapangan adalah langkah jitu. Kebijakan yang baik dapat mencapai sebuah win-win solution, bagi pembuat kebijakan ataupun sasarannya. Bukan justru "tidak terlalu menguntungkan perusahaan namun agak merugikan pekerja".
Untung-untung jika ada yang mau instropeksi. Kemungkinan lain (yang terburuk) adalah jika para pembesar justru berkata: "ya kalau kamu ga suka, keluar aja. Banyak pengangguran lain yang ingin bekerja".
Nah kalau sudah kalimat itu keluar, habislah sudah para pegawai. Mau bagaimana, dapur harus mengepul dan pelesir harus berjalan. Suka tak suka ya telan saja.
Kiranya tak hilang semangat untuk: Kerja, kerja, kerja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H