Cara pertama yaitu terapi pengganti, atau bisa disebut juga dengan terapi penggantian faktor. Dalam hal ini berarti gen yang salah atau yang tidak sesuai dengan fungsinya (bisa dikatakan gen error) akan diganti atau diambil. Konsentrasi pembekuan faktor VIII untuk hemofilia A atau faktor pembekuan IX untuk hemofilia B secara perlahan disuntikan ke dalam pembuluh darah melalui infus, sehingga diharapkan terapi ini bisa mengganti faktor pembekuan yang kadarnya rendah atau hilang. Sehingga terapi gen bisa membantu menurunkan tingkat keparahan penyakit. Seperti dari hemofilia berat lalu diturunkan menjadi hemofilia ringan.
Lalu, darimanakah asal gen yang diambil untuk mengganti gen yang rusak? Para peneliti sudah menemukan rancangannya yaitu dengan cara transplantasi hepatosit janin. Hepatosit janin adalah sel hati yang diambil dari janin yang gagal. Sel-sel ini dapat bertahan dan tumbuh di laboratorium yang telah disetel sedemikian rupa. Setelah pertumbuhan, sel-sel ini dapat bekerja seperti sel hati normal.
Terapi pengganti gen ini juga memiliki beberapa efek samping yang buruk. Hal yang pertama adalah jika tubuh kita dimasuki sesuatu yang asing (gen baru) maka dengan otomatis tubuh akan membentuk antibodi. Antibodi ini nantinya akan menyerang faktor pembekuan sehingga kerja tidak bisa maksimal. Selain itu terapipenggantian ini juga dapat menyebabkan infeksi virus dari faktor pembekuan itu sendiri.
Pada paragraf sebelum-sebelumnya saya telah membahas tentang seorang penderita yang telah sembuh dari penyakit hemofilianya. Dia menggunakan metode transplantasi hatiini merupakan cara kedua untuk solusi penyakit hemofilia. Mengapa hati? Karena faktor pembekuan yang telah hilang seharusnya diproduksi di hati maka dari itu jika mengganti organ hati yang tidak memiliki gen pembentuk faktor pembekuan dengan organ hati baru yang memiliki gen normal lengkap akan menjadikan penderita dapat kembali memproduksi faktor pembekuan yang hilang. Namun, transplantasi hati terlalu beresiko untuk digunakan sebagai solusi obat hemofilia. cara ini hanya dilakukan jika sudah sangat mendesak dan penderita dalam keadaan parah.
Untuk pengobatan terakhir adalah Desmopressin (DDAVP) yang merupakan hormon buatan manusia. Namun DDVAP ini hanya mampu meringankan hemofilia A ringan, tidak bisa membantu meringankan hemofilia A berat maupun hemofilia B. DDAVP diberikan dengan cara menyuntikan pada saluran infus maupun dengan menggunakan semprot hidung. DDAVP merangsang pelepasan faktor pemebekuan VIII dan juga akan meningkatkan kadar protein dalam darah. Namun obat ini tidak bisa digunakan setiap kali karena antibodi semakin lama akan semakin kuat bila obat ini digunakan terus menerus.
Setelah semua penjelasan yang ada diatas, kesimpulannya adalah penyakit hemofilia merupakan kelainan yang disebabkan oleh faktor genetik yang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penuh seratus persen. Namun, penyandang hemofilia masih dapat membekukan darahnya sendiri melalui proses pembekuan darah tahap pertama dan kedua walaupun hasil benang fibrin akan tipis dan mudah robek lagi. Dan juga para peneliti masih mengembangkan teknologi untuk penyembuhan penyakit hemofilia itu sendiri.
Sekian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat, menambah informasi, dan dapat membantu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H