Aku dilahirkan ke dunia, bukan karena permintaanku, karena Tuhan memang menciptakanku . Juga tidak bisa memilih siapa yang menjadi orangtuaku. Itulah ungkapan hati bagi anak-anak kita yang berkebutuhan.
Tuhan sayang kepada kita, sehingga akhirnya dipercaya menjadi orangtua dari anak-anak yang terpilih. Syukur, itulah ungkapan kata yang kita ucapkan sebagai wujud rasa terima kasih kepada Tuhan, apapunn keadaannya.
Jika ternyata kita dikaruniai anak yang memiliki kekurangan, sebaiknya jangan bersedih dan jangan berkecil hati. Semua pasti ada jalannya. Anak kita yang berkebutuhan adalah petunjuk dari Tuhan agar kita bisa berbuat yang terbaik. Dia adalah anak yang menuntun kita untuk menjadi orangtua yang bijaksana.
Jika dulu kita memiliki anak berkebutuhan, kita cenderung mendiamkannya di rumah dan menyembunyikannya dari orang lain, serta mengaggapnya sebagai sebuah aib yang harus ditutupi. Itu adalah kesalahan pertama dan bersifat fatal.
Banyaknya ketidaktahuan diagnosa, mengakibatkan orangtua mengambil kesimpulan yang salah. Biasanya para orangtua membawa anaknya berobat ke tempat yang bukan ahlinya. Keadaan ini mengakibatkan penangan dini menjadi terlambat.
Sebaiknya orangtua membawa anaknya tiap enam bulan sekali untuk mengetahui perkembangan anaknya. Adakah hambatan dalam pertumbuhannya. Ataukah ada kejanggalan dalam usia perkembangannya.
Adanya pusat terapi yang ada sekarang ini, haruslah kita manfaatkan semaksimal mungkin, karena di sana berkumpul dokter spesialis syaraf, dokter anak, dokter jiwa, dan psikolog. Adanya fasilitas tersebut dapat kita manfaatkan untuk berkonsultasi dan mengobati, atau sekadar melakukan tes psikologi. Jangan sampai kita berobat secara alternatif, tanpa adanya bimbingan medis dan penanggungjawab yang kompeten, karena hal ini bisa menjerumuskan.
Seiring dengan perkembangan waktu, anak-anak kita yang berkebutuhan tumbuh dengan pesat. Kemarin mereka masih anak-anak, tetapi sekarang sudah menjadi remaja yang berada pada masa produktif. Mau dibawa kemana mereka? Kita adalah nakhoda bagi mereka, sementara mereka bagaikan kapal yang tidak tahu hendak dibawa kemana. Kemana tujuan mereka? Hanyalah nakhoda yang tahu.
Sementara esok sudah menanti, adakah persiapan kita sebagai orangtua mempersiapkan keperluan mereka? Adakah strategi-strategi jitu yang kita persiapkan? Ibarat kapal berlayar tanpa sebuah persiapan. Bahan bakar kapal kita perhitungkan, supaya kapal tidak berhenti di tengah lautan. Andai bahan bakar itu habis, akankah kapal sampai tujuan?
Itulah tujuan kita, hari esok nan indah. Tempat persinggahan nan elok. Masa depan adalah tujuan yang ada di depan mata dan sebentar lagi dihadapi ketika mereka dewasa.
Banyak potensi yang bisa kita gali dari mereka. Kita bisa mencari minat bakatnya dari sekarang. Banyak sekali dari mereka yang memiliki kecerdasan di otak kanannya. Misalnya menjadi seorang seniman yang berkualitas dan biasanya mereka memiliki karakter sendiri. Kepekaan visual mereka bisa menjadi sumber daya yang akan menjadi masa depan.
Bila ternyata anak hanya memiliki kecerdasan yang rendah, mereka masih bisa kita upayakan untuk menjadi tenaga kerja yang hanya butuh fisiknya saja. Bakat yang belum berkembang harus digali. Namun, proses ini memerlukan orang yang ahli, sehingga tepat dalam membidik kecerdasan apa yang dimilikinya.
Setelah berumur remaja, bukan lagi terapi yang kita perlukan, tetapi pengembangan minat bakat yang kita telusuri. Dengan keterbatasan dan kekurangan fisiknya kita dorong mereka berkarya. Oleh sebab itu, kita membutuhkan tempat terapi yang banyak melakukan pelatihan dan penyaluran pekerjaan.
Semangat orangtua dan kejelian orangtualah yang paling penting dalam menyusun strategi untuk mengembangkan potensi anak. Tanpa orangtua yang gigih , maka masa depan hanyalah harapan dan akan tinggal sebuah kenangan.
***
* dr.Ellen Rosiana E.R.,owner Best Dream - Pusat Terapi Anak Berkebutuhan Khusus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H