Mohon tunggu...
Damaris Fanuelle
Damaris Fanuelle Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengulik Persamaan dan Perbedaan Film Drama Musikal Tiga Dara 1956 dan Ini Kisah Tiga Dara 2016

11 September 2022   21:03 Diperbarui: 11 September 2022   21:38 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang belum pernah nonton film? 

Apakah anda termasuk seseorang yang sama sekali belum pernah monton film? Jika iya, ayo sempatkan waktu untuk menonton suatu film. 

Setiap orang harusnya sudah pernah menonton sebuah film. Baik itu yang ditayangkan di televisi, di bioskop, atau bahkan di aplikasi online. 

 Sumber: Marques Kaspbrak 
 Sumber: Marques Kaspbrak 

Menonton film dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dapat dilakukan selagi bersantai ataupun ketika kita sangat tertarik dengan film tersebut. 

Tapi, apakah kita tahu kalau setiap film memiliki suatu maksud sebagai pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Bahkan film drama musikal komedi ternyata juga memiliki pesan tersirat di dalamnya. 

Kali ini saya akan membahas mengenai film yang serupa tetapi dikemas dengan penyesuaian keadaan yang terjadi di masa film tersebut rilis. 

Film Tiga Dara (1956) dan Film Ini Kisah Tiga Dara (2016) memang memiliki kesamaan dari genre, dan alurnya. Tapi, selain tahun rilis dan pemainnya, ada beberapa perbedaan lagi dalam kedua film ini. 

Sebelum membahas mengenai perbedaan serta kesamaan dari kedua film ini, saya ingin membuat anda kembali mengingat tentang film drama musikal ini. 

Atau bahkan jika anda yang belum mengerti tentang film ini, pembahasan saat ini akan membantu anda untuk sedikit mengenal kedua film ini. 

Film Tiga Dara (1956)

Film legendaris karya Usmar Ismail ini rilis pada tanggal 24 Agustus 1956. Film ini berceritakan tentang tiga perempuan bersaudara yang dihadapkan dengan keadaan bahwa anak perempuan pertama yaitu nunung (Chitra Dewi) terus didesak oleh sang nenek (Fifi Young) untuk menikah. 

Film yang dibintangi oleh Chitra Dewi sebagai Nunung, Mieke Wijaya sebagai Nana, dan Indriati Iskak sebagai Neni ini sudah direstorasi pada tahun 2016. Yang menjadi pembeda tentunya adalah kualitas gambar serta kualitas audionya. Untuk alurnya tetap masih sama. 

Sumber: Film Tiga Dara (1956)
Sumber: Film Tiga Dara (1956)

Film Ini Kisah Tiga Dara (2016)

Walaupun tahun rilis film ini sama dengan penayangan film Tiga Dara Restorasi, namun kedua film tersebut tetap merupakan film yang berbeda. 

Film ini dibuat oleh Nia Dinata dengan para pemeran tiga perempuan bersaudaranya adalah Shanty sebagai Gendhis, Tara Basro sebagai Ella, dan Tatyana Akman sebagai Bebe. 

Lalu apa yang sama dan yang berbeda dari kedua film ini? 

Konflik Anak Pertama

Dalam Film Tiga Dara (1956) yang telah dirstorasi, Nunung yang merupakan anak pertama merupakan seorang perempuan yang mengurusi keluarganya dan lebih suka di dapur. 

Alasan Nunung menolak neneknya yang terus mencarikan ia jodoh adalah keadaannya saat ini yang sudah membuatnya nyaman. Sehingga, ia tidak ingin keluar dari status quonya. 

Dalam paradigma film, dapat dikatakan bahwa film ini memiliki paradigma Fungsionalisme yang keadaannya sama yaitu mempertahankan status quo dan menghindari konflik (Astuti, 2022, h.20-21).

Sumber: Film Ini Kisah Tiga Dara (2016)
Sumber: Film Ini Kisah Tiga Dara (2016)

Sedangkan dalam Film Ini Kisah Tiga Dara (2016), Gendhis digambarkan sebagai seorang wanita independen yang sudah memiliki karir sebagai koki di hotel milik keluarganya. 

Perbedaan kedua tokoh ini juga disesuaikan dengan keadaan pada masa itu. Tahun 1956 yang merupakan beberapa tahun setelah Indonesia merdeka masih menerapkan konteks perempuan yang bekerja di rumah. Sedangkan di tahun 2016 menunjukkan bahwa wanita bisa memiliki karirnya sendiri. 

Namun, dalam segi Paradigmanya ada perbedaan yaitu Film Ini Kisah Tiga Dara (2016) menggunakan paradigma Fenomenologi. Hal ini dikarenakan Gendhis digambarkan sebagai seorang perempuan yang fokus karir karena memiliki pengalaman buruk dalam percintaan. 

Paradigma Fenomenologi ini berupaya untuk menjelaskan suatu makna dari pengalaman hidup seseorang (Astuti, 2022, h.22).

Koreografi Musikal

Sumber: Film Ini Kisah Tiga Dara (2016)
Sumber: Film Ini Kisah Tiga Dara (2016)
Sebagai sebuah Drama Musikal, film ini didominasi dengan adanya gerak dan lagu. Dominasi gerak dan lagu itu yang mencirikan sebuah film bergenre musikal (Astuti, 2022, h.30).  

Dalam sebuah drama musikal, kualitas dari para Aktor tidak hanya dinilai dari bagaimana mereka menghayati karakter melalui dialog tetapi juga melalui bagaimana koreografi dan keharmonisan lagu yang mereka tampilkan. 

Namun ada perbedaan antara kedua film ini. 

Sumber: Film Tiga Dara (1956)
Sumber: Film Tiga Dara (1956)
Film Tiga Dara (1956) memberikan koreografi simple yang disesuaikan dengan keklasikan pada masa itu. Terlihat ada kesan seorang perempuan yang masih berperilaku anggun.

Namun dalam Film Ini Kisah Tiga Dara (2016), koreografi yang ditampilkan lebih energik dengan gerakan yang banyak. Koreografi dalam film inipun juga dilakukan oleh banyak pemain, bukan hanya pemeran utamanya saja yang bergerak.

Itu saja yang bisa saya berikan. Jika saya menjelaskan tentang alur secara keseluruhan, nanti anda tidak bisa menikmati film itu dengan nyaman karena sudah dapat spoiler dari artikel ini.

Sedikit informasi untuk anda, kedua film ini bisa ditonton secara legal di aplikasi Bioskop Online. 

Sumber: Bioskop Online
Sumber: Bioskop Online

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. A. V. N. P. (2022). Buku ajar filmologi kajian film. Yogyakarta: UNY Press. H.20-22, H.30

Sumber lainnya dapat diakses langsung dari hiperlink. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun