ARPANET kemudian menjadi kontributor utama dalam perkembangan sejarah internet (Kleinrock, 2010).
Pada April 1967 di University of Michigan, Larry Roberts yang berasal dari Massachusetts Institute of Technology mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan ARPANET secara detail (Kleinrock, 2010).
Pada tahun 1980an, ARPANET dihadapkan dengan adanya masalah yaitu munculnya suatu virus yang kemudian ditemukan sebuah sistem BITNET serta pengenalan terhadap Domain Name System (DNS) (Widodo, 2020, h.6).
Pada akhir 1990an, ARPANET kemudian menghilang. Hal ini juga dipengaruhi dengan adanya koneksi internet yang  semakin luas dan penemaun ponsel internet untuk mendapatkan koneksi yang lebih mudah.Â
Lalu, apa yang kemudian hadir setelah ARPANET lenyap?
Pada tahun 1990, munculah sebuah Hypertext Markup Language (HTML).
Hypertext diciptakan oleh salah satu mahasiswa sosiologi Harvard University yang bernama Ted Nelson pada tahun 1963, jauh sebelum terbentuknya ARPA dan ARPANET.Â
Kembali lagi dengan HTML, sistem ini dibuat oleh Tim Banners-Lee bersama rekan rekannya (Widodo, 2020, h.7).
HTML dibuat untuk mempermudah dalam pengaksesan suatu data atau suatu laman dari lama lainnya, atau ketika kita mengklik suatu tulisan di suatu laman dan kemudian muncul laman lain, maka hal itu terjadi karena adanya HTML (Azizah, 2021).Â
Perkembangan internet yang sangat pesat ini dipengaruhi dengan adanya perkembangan World Wide Web (WWW) yang juga dirancang oleh Tim Berners-Lee dan rekan-rekannya. Selain WWW, yang menjadi faktor dalam perkembangan internet adalah Communication, information retrieval dan information search (Widodo, 2020, h.9).