Mohon tunggu...
Ella Wahyu N
Ella Wahyu N Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalis Pemula

Mahasiswi smt 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ayo Kenalan dengan Pemimpin Redaksi!

26 Desember 2020   11:55 Diperbarui: 26 Desember 2020   12:09 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernahkah Anda mendengar istilah Pemimpin Redaksi? Bila diibaratkan sebuah tubuh, pemimpin redaksi adalah jantung yang memiliki peran penting pada tubuh. Pemimpin redaksi berperan mestimulasi publik dengan informasi, dimana sebuah jantung dalam berbagai kondisi apapun harus dipaksa untuk terus bergerak. Pimpinan redaksi sering dihubungkan dengan amarketing padalahan berbeda. Dalam suatu organisasi, pimpinan redaksi memiliki andil dlam membantu mendidik, memberikan informasi dan menciptakan ketertarikan pada masyarakat.

Pemimpi redaksi memiliki tugas:

1. Menciptakan suatu kesan atau image

Kesan yang diperoleh dari publik, produk, dari instansi/Lembaga/perusahaannya untuk khalayak. Itulah sebabnya perlu sebuah branding.

2. Sumber Informasi

Memberi informasi kepada publik internal dan eksternal, dengan menyediakan sebuah informasi yang akurat yang mendukung lembaganya.

3. Menciptakan ketertarikan

Menciptakan sebuah ketertarikan publikyang dampaknya pada sebuah organisasi/Lembaga.

4. Membuat Empati

Bertanggung jawab memberi penjelasan kepada publik atas sebuah kejadian yang terjadi pada tubuh perusahannya. Mengubah, dari yang tidak paham menjadi paham.

Sementara itu, aktivitas apa saja yang dilakukan seorang pemimpin redaksi?

Kegiatan PR tidak harus digelar dengan konferensi pers atau untuk mengundang wartawan, hanya demi menciptakan citra yang baik. Tapi humas juga dituntut untuk membuat symbol komunikasi baik verbal maupun non verbal. Aktivitas verbal misalnya menulis artikel, proposal, presentasi, press release, membuat progress report dan sebagainya. Komunikasi non verbal biasanya berupa open house, presenter, desk information, dan lain sebagainya membuat masyarakat paham pada lembaganya. Karena itulah komunikasi menjadi kunci dalam penyelenggaraan pelayanan publik bagi sebuah institusi maupun perusahaan. Guna membangun dan meningkatkan kepercayaan publik,sangat dibutuhkan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.

            Ditengah kondisi pamdemi kala saat ini, pemimpin redaksi tengah diuji untuk tetap menjaga eksistensi dan memperkuat brand. Octo Lampinto, Pemimpin Redaksi (PR) Sukoharjo Kedaulatan Rakyat dam KRJogja.com membeberkan upayanya.

Upaya yang dilakukan pemimpin redaksi untuk memperkuat Brand di masa pandemi:

1. Komunikasi secara virtual

Memaksimalkan media virtual strategi pertama dalam strategi branding di masa covid-19. Seperti, pembuatan konten di medsos dengan mengangkat isu terhangat. Tetap hadirkan nilai-nilai unik perusahaan dalam tiap konten yang ada, entah warna khas, desain, ataupun tagline. Tujuannya mengingatkan khalayak mengenai eksistensi perusahaan.

2. Event maya kreatif.

Penguatan brand bisa dengan menciptakan sebuah event di dunia maya. Banyak hal yang secara virtual. Publik bisa mendapatkan nilai positif berupa pengalaman virtual yang menarik, dan mendapatkan penguatan akan keberadaan perusahaan. Seperti konser musik virtual, kuis virtual, ataupun webinar dengan topik actual.

3. Reward yang menarik

Kapanpun,masyarakat tetap suka yang namanya reward atau bonus. Entah itu dalam bentuk promo, potongan harga, hingga hadiah gratis. Dapat berupa kuis berhadiah yang berkait dengan instansi/perushaan maupun promo dengan bonus masker atau hand sanitizer gratis dengan logo perusahaan. Strategi ini akan memberikan keuntungan kesan positif, citra baik dan loyalitas .

4. Survei virtual

Dilakukan untuk mengukur sejauh mana perhatian pada produk, atau untuk menambah sesuai kebutuhan. Branding di masa pandemi jadikan pemaksimalan media online untuk menjadi lapak baru yang aman, bebas virus, namun tetap bisa menjangkau pasar secara luas.

            Tiap menit atau bahkan detik. Hoax bisa datang menyergap, dan PR harus siap bertempur setiap saat pula. Ibarat petinju, harus bisa tampil di atas ring, apapun dan siapapun musuhnya. Bekal bertempur, musti disiapkan. Karena itu, sosok PR harus peduli apa yang terjadi di sekitarnya. Supaya tidak jadi katak dalam tempurung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun