"Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur" adalah sebuah novel kontroversial karya Muhidin M. Dahlan yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2003. Novel ini menggambarkan perjalanan seorang wanita muda bernama Amelia yang mengalami perubahan drastis dalam hidupnya, dari seorang aktivis kampus menjadi seorang pelacur. Melalui kisah Amelia, novel ini mengangkat berbagai isu sosial dan politik yang ada di Indonesia, termasuk kemunafikan, ketidakadilan, dan penindasan terhadap perempuan.
Amelia, tokoh utama dalam novel ini, awalnya adalah seorang mahasiswi yang idealis dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus. Namun, berbagai tekanan dan kekecewaan yang ia alami membuatnya mengambil keputusan yang ekstrem. Amelia merasa bahwa dunia sekitarnya penuh dengan kemunafikan, terutama dalam lingkup kehidupan kampus dan masyarakat yang ia hadapi. Ia merasakan ketidakadilan dan ketidakjujuran yang ada di sekelilingnya, termasuk dalam hubungan personal dan interaksi sosial
"Amelia, seorang gadis kampus yang idealis dan penuh semangat, tiba-tiba merasakan kekecewaan yang mendalam terhadap segala hal di sekelilingnya. Dunia yang selama ini ia perjuangkan dengan idealisme dan keberanian, ternyata penuh dengan kemunafikan dan kebohongan.
 Sebagai seorang aktivis, Amelia sering turun ke jalan, berorasi dan memprotes segala bentuk ketidakadilan. Namun, apa yang ia temukan justru sebaliknya; rekan-rekan seperjuangan yang dulu ia percaya, satu per satu menunjukkan wajah asli mereka yang penuh kepalsuan. Kampus yang seharusnya menjadi tempat berpikir kritis dan idealis, berubah menjadi ajang kekuasaan dan kepentingan pribadi.
Amelia merasa terjebak dalam labirin yang menyesakkan, dimana nilai-nilai yang ia pegang teguh semakin tergerus oleh realitas yang kejam. Dalam pergumulannya mencari makna hidup dan kebebasan, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang dianggap masyarakat sebagai tindakan terlarang dan amoral: menjadi pelacur.
Keputusan Amelia bukanlah bentuk kehancuran diri, melainkan sebuah bentuk perlawanan. Dengan menjadi pelacur, ia ingin menunjukkan bahwa kemunafikan dan ketidakadilan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Amelia menolak tunduk pada standar moral ganda yang diterapkan oleh masyarakat yang ia pandang hipokrit. Dalam dunia yang menghakimi dan menindas, ia memilih jalan yang dianggap hina demi mempertahankan integritas dan kebebasannya.
Sebagai pelacur, Amelia tidak hanya menjual tubuhnya, tetapi juga menjual kemarahan dan kekecewaannya. Ia berinteraksi dengan berbagai macam orang, dari yang paling rendah hingga yang paling berkuasa, untuk menunjukkan bahwa profesinya bukanlah cerminan dari moralitas seseorang, melainkan bentuk perlawanan terhadap sistem yang korup dan penuh kebohongan.
Keputusan Amelia untuk menjadi pelacur bukanlah tanpa alasan. Novel ini menggambarkan transformasi dirinya sebagai bentuk pemberontakan terhadap sistem dan nilai-nilai yang ia anggap munafik. Amelia ingin menunjukkan bahwa pilihan hidupnya adalah sebuah bentuk protes dan kritik terhadap masyarakat yang sering kali hanya memandang rendah profesi pelacur tanpa memahami latar belakang dan alasan di balik pilihan tersebut.
Muhidin M. Dahlan menggunakan karakter Amelia untuk mengeksplorasi berbagai dimensi kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Novel ini menantang pembaca untuk merenungkan kembali pandangan mereka tentang moralitas, nilai-nilai sosial, dan kemanusiaan. Dalam perjalanan hidupnya, Amelia bertemu dengan berbagai karakter yang mewakili berbagai lapisan masyarakat, dari mahasiswa hingga tokoh-tokoh penting, yang semuanya memiliki pandangan dan sikap yang berbeda terhadap kehidupan dan moralitas.
Selain itu, novel ini juga menyentuh isu-isu feminisme dan hak-hak perempuan. Amelia sebagai karakter utama menggambarkan perjuangan seorang wanita dalam mencari jati diri dan kebebasan di tengah tekanan sosial yang ada. Keputusan Amelia untuk menjadi pelacur dapat dilihat sebagai bentuk pemberdayaan dirinya dalam konteks kebebasan memilih dan menentukan nasib sendiri.
"Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur" adalah sebuah karya yang berani dan provokatif. Muhidin M. Dahlan berhasil menyajikan sebuah cerita yang memaksa pembaca untuk menghadapi realitas yang sering kali diabaikan atau dianggap tabu. Novel ini mengajak pembaca untuk melihat lebih dalam dan lebih kritis terhadap berbagai aspek kehidupan yang sering kali diselimuti oleh kemunafikan dan ketidakjujuran. Melalui perjalanan hidup Amelia, pembaca diajak untuk memahami kompleksitas pilihan hidup dan tantangan yang dihadapi oleh individu dalam mencari arti dan tujuan hidup mereka di tengah masyarakat yang penuh kontradiksi.
Kesimpulan dari novel "Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur" karya Muhidin M. Dahlan adalah bahwa novel ini menyoroti perjalanan hidup seorang wanita muda bernama Amelia yang berubah dari seorang aktivis kampus menjadi pelacur. Perubahan drastis ini mencerminkan kekecewaan Amelia terhadap kemunafikan, ketidakadilan, dan penindasan yang ia temui dalam lingkungan kampus dan masyarakat luas.Â
Keputusan Amelia menjadi pelacur bukan hanya sebagai bentuk kehancuran diri, tetapi sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem yang korup dan standar moral ganda. Melalui karakter Amelia, novel ini mengeksplorasi isu-isu sosial, politik, feminisme, dan hak-hak perempuan, serta mengajak pembaca untuk merenungkan kembali pandangan mereka tentang moralitas dan nilai-nilai sosial. Novel ini provokatif dan menantang pembaca untuk melihat lebih kritis realitas yang sering kali diabaikan atau dianggap tabu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H