Film "Ronggeng Dukuh Paruk" diangkat dari karya sastra terkenal Indonesia karya Ahmad Tohari. Film ini menceritakan tentang kehidupan komunitas ronggeng atau penari tradisional di desa Paruk, sebuah desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan di pedalaman Jawa Tengah, pada masa pergolakan politik dan ekonomi di Indonesia pada abad ke-dua puluh.
Secara garis besar, film ini memfokuskan pada beberapa hal utama, yaitu:
1. Tradisi dan budaya ronggeng di pedesaan Jawa. Film ini menggambarkan secara rinci ritual, nilai-nilai, dan praktik-praktik yang terkait dengan kehidupan para ronggeng di Dukuh Paruk.
2. Dinamika sosial-politik di pedesaan pada masa itu, khususnya dampak dari pergolakan nasional terhadap komunitas kecil seperti Dukuh Paruk. Film ini menceritakan bagaimana perubahan-perubahan besar di tingkat nasional mempengaruhi kehidupan warga desa.
3. Kisah cinta dan tragedi yang menimpa tokoh utama, Srintil, seorang ronggeng berbakat yang harus menghadapi pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya. Film ini mengangkat isu-isu seperti kekuasaan, dominasi, dan perlawanan dalam konteks kehidupan pribadi Srintil.
Secara keseluruhan, film "Ronggeng Dukuh Paruk" berusaha menyajikan potret yang kaya dan kompleks tentang kehidupan pedesaan Jawa serta dampak perubahan sosial-politik pada komunitas tradisional di Indonesia pada masa itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H