Mohon tunggu...
ella ning
ella ning Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA NEGERI 3 BREBES

Seorang gadis yang suka membaca, menulis, mendengarkan musik dan juga berimajinasi. Si pemimpi yang ingin jadi menteri Luar Negeri dan selalu punya keinginan untuk jalan-jalan ke Edinburgh.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seiring Hujan di Musim Lalu

13 November 2024   07:21 Diperbarui: 13 November 2024   07:22 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Halaman SMA Suryatama selalu penuh oleh siswa-siswi yang menghabiskan waktu di taman saat jam pulang sekolah. Matahari sore mengintip di balik awan, menebarkan kehangatan pada mereka yang duduk atau berbincang di sekitar taman.

Raka, siswa kelas sebelas yang terkenal pendiam, duduk sendiri di bangku taman. Dia menyukai suasana yang sunyi di tengah hiruk-pikuk itu, menikmati kesendiriannya. Teman-temannya jarang sekali melihat Raka tertawa, bahkan tersenyum. Aura misterius dan ketenangannya sering membuat orang berpikir bahwa Raka sulit untuk didekati.

Di sisi taman yang lain, Nayla, siswa kelas sepuluh, sedang tertawa bersama teman-temannya. Gadis berambut panjang dan ceria ini sudah lama memperhatikan Raka dari kejauhan. Nayla sering mendengar cerita dari teman-temannya bahwa Raka adalah orang yang sulit ditebak, tapi entah kenapa Nayla justru merasa penasaran. Raka yang tenang dan berbeda dari kebanyakan siswa lain itu justru menarik baginya.

Satu sore setelah kelas bubar, mendadak hujan deras turun. Nayla, yang lupa membawa payung, hanya bisa berdiri di bawah atap koridor, menatap rintik-rintik hujan yang semakin deras. Dia menghela napas panjang, membayangkan harus menunggu lama sampai hujan reda. Teman-temannya sudah bergegas pulang, dan koridor kini sepi.

Saat dia hampir putus asa, Nayla dikejutkan oleh suara langkah kaki yang mendekat. Dia menoleh dan mendapati Raka berdiri di sampingnya, dengan sebuah payung di tangannya. Tanpa banyak kata, Raka membuka payungnya, mengisyaratkan agar Nayla berjalan bersamanya.

"Hujannya deras banget, ya," gumam Nayla saat mereka mulai melangkah.

Raka hanya mengangguk. Dia bukan tipe yang suka berbicara panjang lebar, apalagi dengan orang yang baru dia kenal. Namun, Nayla yang penuh keceriaan tak ingin diam. Dia merasa ada sesuatu yang bisa ia gali dari sosok di sebelahnya.

"Kamu nggak keberatan, kan, berbagi payung denganku?" tanya Nayla dengan nada riang, berusaha mencairkan suasana.

Raka menoleh, lalu tersenyum tipis. "Nggak masalah. Kadang hujan bikin aku lupa sama hal-hal yang bikin sedih."

Nayla mengangkat alis. Jawaban itu membuatnya semakin penasaran. Selama ini, dia mendengar Raka memang siswa yang jarang dekat dengan orang lain. Namun, ada sesuatu dalam kata-kata Raka yang membuat Nayla merasa bahwa di balik sikapnya yang dingin, ada sisi lain yang tersembunyi.

Sejak hari itu, mereka berdua semakin sering bertemu di taman sekolah. Raka yang biasanya enggan berbicara mulai sedikit membuka diri pada Nayla. Nayla sendiri merasa nyaman setiap berada di dekat Raka. Hari-hari yang awalnya dipenuhi kesunyian kini berubah menjadi cerita-cerita ringan yang penuh tawa. Nayla selalu membawa warna ke dalam hidup Raka, membuatnya merasa lebih hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun