Seminar kepenulisan yang saya ikuti di bulan oktober lalu adalah alasan mendasar adanya tulisan ini, dan alasan kenapa saya mulai menulis lagi setelah  sekian lama mogok nulis.
Mungkin alasan mendasarnya karena saya berhasil terinspirasi oleh sang narasumber, memang setiap orang yang terpilih menjadi narasumber adalah orang hebat, tapi tidak semuanya bisa berhasil menginspirasi kita hehehe.
Seminar kepenulisan
Seminar kali ini dengan tema: keterampilan menulis efektif dan produktif, dinarasumberi oleh Dr. Arief Subhan dan Abdul Mutaqin, S.Ag. beliau merupakan Kepala Perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, beliau berhasil menginspirasi saya untuk semangat menulis dengan mulai menulis hal-hal yang paling dekat dengan kita.Â
Beliau berkata "Tulis apa yang kita rasa, yang kita tahu, yang kita alami, dan apa yang kita lakukan. Sesuatu yang lebih dekat dengan kita lebih muda dituliskan"
Kata-kata tersebut yang sangat membekas pada diri saya.Â
Untuk memulai menulis memang tidak perlu yang muluk-muluk, dengan mulai menggerakkan jari-jari diatas keyboard itu sudah menjadi hal yang luar biasa bagi saya, yang merupakan seorang pemula, seorang awam, yang masih perlu banyak belajar.
Tips selanjutnya adalah "jangan jadi editor saat proses menulis berlangsung"
dengan menerapkan hal ini, saya merasa menulis menjadi lebih menyenangkan tanpa ada rasa terbebani memikirkan "tulisan ini udah bener gak yah?" toh padahal bener atau tidaknya suatu tulisan itu sangat relatif dan tergantung jenis tulisan juga. Meskipun demikian, asas menulis seperti kejelasan, keringkasan, dll harus selalu diterapkan agar tulisan enak dibaca.
Produktif Menulis
"tidak ada resep yang paling jitu agar produktf menulis, selain terus menulis"
Malas? Bisa jadi ini adalah alasan kebanyakan orang untuk menunda memulai sebuah tulisan, begitu pun dengan saya. Tapi, malas sangat bervariatif, mandi pun banyak yang malas, ada juga orang yang malas makan, dan masih banyak jenis-jenis malas lainnya. Artinya, adanya kemalasan dalam diri kita memang untuk disingkirkan, dan perlahan kita bisa bangun dari belenggu kemalasan.
Mulai Menulis
"kesampingkan medsos dari jangkauan selama proses menulis berlangsung"
Media sosial memiliki segudang manfaat, tapi juga memiliki banyak sisi negatif. Media sosial memang di desain untuk membuat orang kecanduhan. Tanpa kita sadari, sering kali kita berselancar di media sosial tanpa tujuan yang jelas dan berujung menjadi pembunuh waktu.Â
Begitu juga dalam hal menulis, media sosial berguna untuk mencari refrensi dan selalu up to date yang bisa dijadikan bahan tulisan, tapi juga perlu dikesampingkan saat proses menulis berlangsung
Sejatinya menulis bukan tentang bisa atau tidak, bagus atau jelek, tapi tentang mau atau tidak untuk memulainnya "mulailah menulis sebab menulis berumur panjang" -Abdul Mutaqin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H