Mohon tunggu...
Ella kayla
Ella kayla Mohon Tunggu... Freelancer - Laili Nur Qomariyah

Setiap kata punya makna, Setiap tulisan punya pesan~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menilik Makna Pernikahan

14 November 2020   04:54 Diperbarui: 14 November 2020   05:18 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menilik Makna pernikahan_pixabay

Menikah adalah hal yang sakral, suatu pilihan dengan berbagai konsekuensi, tidak hanya berisikan kebahagian, ada juga rasa pahit sebagai pewarna kehidupan. kira-kira seperti itu kesimpulan dari beberapa buku yang saya baca, ya meskipun pada dasarnya makna pernikahan bisa berbeda-beda pada setiap orang.

akhir-akhir ini sering terlintas pertanyaan pada diri sendiri, apa makna dari sebuah pernikahan? bagaimana prespektif saya tentang pernikahan?

Idealnya, sebelum sesorang masuk pada jenjang pernikahan seseorang perlu punya sudut pandang terlebih dahulu, punya prinsip, dan punya tujuan kedepan. penting bagi pasangan untuk berdiskusi dan menyamakan langkah satu sama lain demi tujuan bersama, menata  niat yang baik  dalam sebuah pernikahan juga tak kalah penting, karena niat yang baik menjadikan setiap langkah dan tindakan bernilaikan ibadah

Amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya (HR Bukhori Muslim)

Selain niat yang baik, nilai-nilai pernikahan juga perlu dipahami satu sama lain, untuk meminimalisir polemik dalam rumah tangga, karna sejatinya menikah bukan hanya tentang pesta perayaan, dan  malam pertama, akan ada hari-hari yang panjang setelahnya, ada suka duka yang siap menanti, dan setiap pijakan anak tangga bisa bernilaikan ibadah atau bahkan sebaliknya, itu lah peran penting sebuah niat


Menikahi seseorang berarti menikahi takdirnya wafatnya, seseorang yang kamu nikahi adalah manusia yang pasti mati, maka pastikan setiap detik kebersamaanmu dengannya adalah menyiapkan kehidupan yang baik di akhirat kelak. menikahi seseorang adalah bersiap sepenuh hati untuk kehilangan dirinya (di dunia) tapi berjuang dengan sepenuh jiwa agar berkumpul di surga selamanya - kutipan buku bukan untuk bahagia

Siapa yang tidak ingin menikah dengan orang yang di cintai, itu memanglah mimpi semua orang, namun salah kaprah jika cinta di jadikan satu-satu nya modal pernikahan, banyak hal yang tidak bisa di selesaikan hanya dengan cinta, sama hal nya dengan orang yang akan berlayar, pernikahan juga butuh bekal agar sampai tujuan dengan selamat, seperti berbekal persiapan mental, yang menjadi pondasi dalam biduk rumah tangga. kesiapan mental juga sebagai persiapan sebelum menikahi hidup dan mati seseorang, pasang surut kehidupannya, serta bahagia dan dukanya. tanpa persiapan mental pernikahan akan mudah retak saat diterjanng badai kehidupan, mudah luluh lantah dan berujung jatuh pada jurang perpisahan. karena menikah tidak melulu tentang usia, sama hal nya dengan mengukur kedewasaan seseorang, umur hanyalah sebuah angka, kita sebagai manusia yang bertugas memberi makna di dalamya.

Saat janji suci di lantunkan, semua akan berubah, seseorang dituntut lebih dewasa dari biasanya, tanggung jawab dipundak bertambah 2x lipat. Sudah bukan lagi kehidupan seperti sedia kala, yang bergantung pada orang tua, sudah bukan lagi anak yang merengek pada ibunya saat diterpa masalah, melainkan ada posisi dan tanggung jawab baru bersama seseorang yang sebelumnya bukan siapa-siapa.

Jika masalah saat sendiri saja sudah mengeluh dan putus asa, bagaimana bisa memikul masalah saat bersama? Saat Masalahnya akan menjadi masalah mu, dan bahagianya akan menjadi bahagiamu. Dari siitulah peran penting sebuah persiapan mental.

Menikah  memang bukan synonim kebahagiaan, namun menginginkan kebahagian dalam  sebuah pernikahan bukan hal yang mustahil bagi dua insan yang menjunjung tinggi nilai tanggung jawab, kesetiaan, dan saling menghargai, sehingga  mampu membentengi pernikahan dari keretakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun