Mohon tunggu...
Ella Elistiani
Ella Elistiani Mohon Tunggu... Seniman - hanya mahasiswa yang sedang belajar :)

Hai :) Selamat membaca, kreasikan pikiranmu dengan seni menulismu, buka wawasanmu dengan membaca setiap waktu. Salam Literasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The First Day of Boarding | Baca ini, Siapa Tahu Dapet Hidayah

6 November 2020   05:45 Diperbarui: 6 November 2020   05:49 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

aku "beneran ini pah?"

( Aku seolah tak percaya saat papah mengiyakan permintaan ku untuk dibelikan handphone, karena papah selalu menolak permintaanku itu . Alasannya aku masih kecil, belum saatnya memegang handphone, papah takut aku seperti anak anak lainya yang membuang buang waktu. )

Papah " Iyah bener "

" Akhirnya aku punya handphone juga " ucap ku sambil tersenyum bahagia". Tapi papah benerkan mau beliin Sabrina handphone? Papahkan paling anti beliin Sabrina handphone. Ucapku sambil memalingkan muka "

Papah " Iyah bener na, asalkan main handphone nya dirumah aja yah, jangan dibawa kepondok"

aku " siap laksanakan pah "

Singkat cerita, dua hari setelah masa pembujukan itu aku bersiap siap untuk berangkat ke pondok pesantren, tepat pada hari Minggu tanggal 19 agustus 2016 pukul 20.00 WIB aku mama papa juga pak supir mulai memasuki mobil untuk melakukan perjalanan, ya memang kita sengaja melakukan perjalanan malam, karena mama dan papa ingin melihat suasana siang hari di pondokku nanti. Papa dan pak supir duduk di bangku depan, sedangkan aku dan mama duduk dibelakang.

Dan dalam perjalanan yang memakan waktu 11 jam itu, aku hanya bisa termenung diam dipangkuan mama, menikmati detik demi detik terakhirku bersama mama. Hatiku menjerit, rasanya aku ingin mengambil kembali keputusanku. Tapi semua sudah terlanjur, kita sudah ditengah perjalanan dan aku tak mau mama dan papa kecewa, kupeluk erat tubuh mama, mamapun membalas pelukan ku dengan erat, hatiku semakin meronta-ronta kesakitan, jerit hatiku " maaa Sabrina tak mau pergi, Sabrina ingin terus bersama mama" tanpa terasa air mata pun menetes dan jatuh persis di atas telapak tangan mama, serentak mama terkejut dan langsung memandangi ku sambil berkata " naa,air matamu jatuh " Aku hanya bisa diam dan menundukkan kepalaku, lalu mamapun kembali memelukku dengan erat, sungguh malam itu adalah perjalanan panjang yang membuatku tak ingin bangun dari pangkuan mama.

  akhirnya setelah melewati perjalanan yang amat sangat begitu dramatis kita pun sampai pada jam 07.00 pagi, mama papa dan aku langsung datang ke kantor kesekretariatan untuk daftar menjadi santriwati dipondok sana.

Papa " Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam" ucap seseorang dibalik pintu jati sambil membukanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun