3. Aktivitas Pembelajaran Interaktif
Metode pembelajaran interaktif seperti permainan edukatif dan diskusi kelompok dapat menarik perhatian dan meningkatkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Contohnya, menggunakan simulasi debat tentang isu-isu sosial yang relevan dapat melatih peserta didik untuk berpikir kritis sekaligus memahami berbagai perspektif. Dengan demikian, pendidikan karakter berbasis Pancasila dapat menjadi strategi penting untuk menghentikan radikalisasi (Auzi et al., 2024).
Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Anti-Radikalisme di Sekolah Dasar:
1. Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan
Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar dapat difokuskan untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan yang menekankan persatuan dan kesatuan. Dengan mengajarkan sejarah perjuangan bangsa dan pentingnya menjaga keutuhan NKRI, peserta didik  diajarkan untuk mencintai tanah air dan menghargai perbedaan. Misalnya, kegiatan seperti lomba menggambar atau menulis puisi tentang keindahan keberagaman Indonesia dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2. Diskusi Terbuka tentang Isu Sosial
Mengadakan diskusi terbuka di kelas mengenai isu-isu sosial yang relevan, seperti toleransi beragama dan pentingnya menghargai perbedaan, dapat membantu peserta didik memahami konsekuensi dari radikalisasi. Dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk berbicara dan berbagi pandangan mereka, guru dapat membimbing mereka untuk berpikir kritis dan mengembangkan sikap toleran (Dewi, 2021).
3. Penerapan Program Anti-Radikalisasi
Sekolah dapat mengimplementasikan program-program anti-radikalisasi yang terintegrasi dalam kurikulum PKn. Program ini bisa mencakup pelatihan bagi guru tentang cara mendeteksi tanda-tanda radikalisasi di kalangan peserta didik serta strategi untuk menangani isu tersebut. Selain itu, melibatkan orang tua dalam program ini juga penting agar nilai-nilai toleransi dapat diteruskan di rumah.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Mendorong Kerjasama
Kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan peserta didik dari berbagai latar belakang budaya, seperti klub seni atau olahraga, dapat membantu membangun hubungan antar peserta didik. Melalui kerja sama dalam tim, peserta didik belajar untuk menghargai kontribusi masing-masing individu, terlepas dari perbedaan latar belakang.