3. Memiliki fasilitas yang cukup, antara lain gadget yang mampu menampung grup jualan yang banyak. Banyak orang malas berbisnis olshop karena kuatir gadget mereka menjadi lemot, jam pasir tiada henti. Namun inilah salah satu risiko yang harus siap kita hadapi. Risiko lainnya adalah gadget yang mendadak mati! BB saya sudah 2x 'tewas' jreeeng...!!
4. Memiliki jaringan pergaulan yang cukup luas. Bila kita banyak memiliki kenalan atau kerabat yang banyak, tentunya kita akan mudah mengajak atau menawarkan produk kita. Mereka yang mengenal kita dengan baik tentu tak ragu membeli produk kita.
5. Jangan memasang harga terlalu tinggi. Dalam memulai bisnis olshop ini, berikan harga perkenalan lebih dahulu kepada customer baru. Jika mereka sudah melihat kondisi barangnya dan merasa puas, tentunya mereka akan tertarik untuk membeli lagi barang jenis lainnya yang kita punya. Ambil untung sedikit tapi peminatnya banyak, maka akan menjadi besar khan?
6. Jangan pernah menyerah bila di awal-awal bisnis ini masih sepi pembeli. Saya ingat betul saat suami memberi motivasi. Jangan patah semangat sekalipun hari ini sepi pembeli. InsyaAllah besok atau lusa akan ada lagi yang memesan.
Dalam dunia perbankan pun, bank hanya akan memberikan kredit pada nasabah yang bisnisnya sudah berjalan lebih dari 2 tahun. Mengapa? Karena bisnis yang sudah dijalani 2 tahun bisa dipastikan bisnisnya sudah berjalan stabil, konsistensinya terhadap usaha tersebut benar-benar berjalan dan kreditpun diprediksi tidak akan macet. Untuk itu kita yang masih baru memulai bisnis ini juga jangan menyerah jika sebulan atau 2 bulan masih sepi pembeli. Caiyooo c'munguuudh eaaa... :D
Kini, menjadi Ibu rumah tangga menjadi profesi yang mengasyikan buat saya. Selain bisa mengurus rumah tangga dan mengasuh anak, saya juga bisa mendapatkan penghasilan yang terbilang lumayan. Alhamdulillah dari hasil olshop ini, sebuah "gerobak besi" terparkir di carport rumah kami. Dari olshop ini juga, 4 BB dan 1 laptop sudah menjadi mainan saya sehari-hari. Memiliki benda-benda itu bukan untuk sok-sok'an atau gaya-gayaan, melainkan demi kelancaran usaha dan memperluas jaringan bisnis. Menjadi ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan lebih, tentu bisa kita lakukan, asal kita tidak menyerah dengan keadaan. Yuukk jadi IRT yang cerdas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H