[caption id="attachment_163059" align="alignnone" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Memiliki anak usia balita, sebagai seorang ibu, kita dituntut untuk memberikan gizi yang cukup untuk perkembangan otak mereka. Apalagi di masa-masa emas pertumbuhan balita (golden years) yang berlangsung mulai dalam kandungan sampai balita berusia 3 tahun. Pada masa itu nutrisi dan kebutuhan gizi balita sangat penting dan benar-benar harus tercukupi. Masa emas balita adalah masa ketika struktur otak balita mengalami perkembangan yang sangat mengagumkan.
Oleh karena itu nutrisi dan stimulasi yang diberikan kepada balita sangat berpengaruh besar terhadap kecerdasan, kreativitias dan perilaku balita. Untuk mengetahui perkembangannya, kita dapat melihat dari penambahan berat otak ataupun lingkar kepala balita. Saat bayi lahir, berat otaknya adalah sekitar 25% dari otak orang dewasa. Saat usianya 1 tahun, maka beratnya sudah mencapai 70% usia otak dewasa.
Lantas bagaimana bila pada masa itu balita kesayangan anda justru susah makan atau tidak mau makan? Ini adalah permasalahan dan keluhan yang paling banyak dihadapi oleh para ibu. Ada saatnya buah hati kita sangat susah untuk makan. Bahkan satu suap makanan pun ia menolak. Tentunya hal ini akan membuat panik sang ibu.
Keluhan yang sama juga pernah saya hadapi. Saat saya full aktif bekerja dari Senin hingga Jumat, mulai jam 7 pagi hingga jam 7 malam jarang sekali saya punya waktu untuk menyuapi makan Darielle (2,5 tahun) makan. Waktu berkualitas bersama Darielle pun menjadi sangat terbatas.
[caption id="attachment_154868" align="aligncenter" width="483" caption="Darielle (2,5 tahun)"]
Apalagi saat ‘asisten' sedang mudik atau pulang kampung. Darielle yang terbiasa makan disuapi si mbak, otomatis mendadak tidak mau makan saat saya suapi. Mulutnya bungkam, nyaris tertutup rapat! Sesuap atau 2 suap yang masuk ke mulutnya langsung ia keluarkan lagi. Hal ini tentu membuat saya panik. Bahkan hampir seharian tak ada satupun makanan yang masuk ke dalam perutnya. Ini berlangsung selama beberapa hari. Ingin menangis rasanya saat itu. Terbayang kita yang dewasa saja bila tidak makan perut akan meraung-raung menahan perih. Apalagi si kecil?
Berbagai cara dan siasat telah saya praktekkan sebagaimana yang disarankan di artikel majalah. Mulai dari menempatkan makanan dalam piranti dengan gambar lucu berbentuk menarik, membawa si kecil jalan-jalan sambil makan, mengajaknya bermain bersama teman sebayanya, membuat variasi makanan agar bisa menarik hatinya, membiarkan si kecil mengacak-acak makanannya asalkan ada satu atau dua suap makanan yang masuk. Selain itu saya juga ajak si kecil untuk makan bersama kakaknya. Namun itu semua tidak lantas membuat Darielle mau makan.
Antara panik, geram, geregetan dan kehabisan akal saat itu menghadapi si kecil. Terbayang bila seminggu tanpa si mbak, seminggu pula Darielle tidak makan. Mengapa semua teori yang ditulis dalam artikel majalah itu tidak mempan untuk membujuk si kecil agar mau makan? Lantas, apakah saya tinggal diam melihat si kecil bersikap demikian? Tentu tidak!
Saya harus mencari suatu cara agar si kecil mau makan. Kemudian saya menyetelkan DVD film kartun yang dulu menjadi koleksi kakaknya. Film itu saya putar dan saya biarkan Darielle menikmati kelucuan demi kelucuan film kartun itu. Mulai dari film Dora The Explorer, Thomas and Friends, The Backyardigans, Finley The Fire Engine dan masih banyak film kartun lainnya. Surprise! Di luar dugaan, Darielle ternyata sangat tertarik dan menikmati film-film itu. Ia sungguh senang melihat karakter film kartun tersebut bahkan sampai tertawa terbahak-bahak.
[caption id="attachment_154873" align="aligncenter" width="483" caption="Thomas & Friends, Film Kesayangan Darielle (Dok. Pribadi)"]
Ternyata cara ini lumayan efektif untuk membujuk Darielle agar membuka mulutnya. Sambil terus menyaksikan film-film tersebut, satu suap, dua suap, tiga suap dan seterusnya akhirnya masuk juga. Yess..! Makanannya pun habis dilahapnya. Sampai saat ini cara ini selalu saya gunakan ketika si kecil makan. Terlebih dahulu saya setelkan salah satu film itu, membiarkan beberapa saat ia menikmati tontonannya, kemudian saya mulai menyuapinya makan.
Selain cara ini, saya juga sengaja mengajak Darielle untuk melihat gambar-gambar di internet. Saya bukakan Google Image untuk melihat bermacam-macam gambar kendaraan kesukaannya. Mulai dari gambar aneka mobil, pesawat terbang, kereta api dan gambar-gambar kartun kesayangannya. Matanya masih terus menyaksikan gambar-gambar itu dengan antusias sambil terus ‘ngoceh' menunjukan satu demi satu gambar yang disukainya. Cara ini juga sangat efektif untuk mengalihkan perhatian si kecil agar ia mau makan dengan rasa gembira.
Ternyata menciptakan suatu kegembiraan bagi si kecil sangat mempengaruhi acara makannya. Bila hatinya senantiasa riang karena disuguhi tontonan atau gambar-gambar yang menarik hatinya, ia sama sekali tidak susah untuk makan. Terbukti pengalaman ini saya berhasil membuat Darielle selalu menghabiskan makanan yang diberikan kepadanya.
Betapa leganya hati saya karena bisa menikmati kebersamaan dengan buah hati tanpa merasa panik ketika ia tidak mau makan. Sampai saat ini, ketika saya berada di rumah Darielle hanya mau makan bila saya suapi. Ia mau mandi bila saya yang mandikan. Saat tidur pun demikian.
Nah bunda, sebagai ibu tentu kita tidak boleh kehabisan akal ketika buah hati kita tidak mau makan. Cobalah untuk terus mencari cara agar si kecil menikmati acara makannya dengan gembira. Tak ada salahnya bila kita bereksplorasi mencari cara untuk merangsang minat si kecil agar menikmati makanannya. Hal ini demi terpenuhinya nutrisi si kecil secara maksimal. Jadi tak ada lagi alasan anak susah makan dan kita hanya bisa pasrah. Karena semua itu pasti ada jalan keluarnya. Tinggal bagaimana kita menyiasati dan menemukan cara agar buah hati kita tidak kekurangan gizi hanya karena tidak mau makan.
Yang terpenting adalah dibutuhkan sejuta kesabaran menghadapi buah hati kita. Karena si kecil juga memiliki insting kapan ia merasa perlu untuk makan. Karena ia sendiri tak mungkin membiarkan perutnya kelaparan. Selagi ia masih mau meminum susu formula yang cukup, sebenarnya kita tidak perlu merasa panik. Namun tetap saja kita harus mengupayakan agar gizinya lengkap dan tercukupi. Tidak hanya susu formula saja yang ia konsumsi namun makanan sehat lainnya dapat ia nikmati. Karena nutrisi di masa emas ini harus benar-benar kita perhatikan dengan baik demi tumbuh kembang buah hati tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H