Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Jodoh Tak Kunjung Datang

13 Juli 2011   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42 10360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310545935309253066

[caption id="attachment_119086" align="alignleft" width="259" caption="Ilustrasi: Google Image"][/caption]

Teringat pembicaraan dengan suami beberapa hari yang lalu mengenai rekan-rekan wanitanya di kantor yang masih betah melajang. Mengingat usia mereka saat ini tak lagi muda. Rata-rata mereka berusia di atas kepala 3. Bahkan ada salah seorang boss suami saya yang masih berstatus lajang.

Dengan gaya hidup ‘highclass' sebagian dari mereka memiliki pekerjaan mapan, posisi strategis dan karir yang terus meningkat, memiliki kendaraan pribadi, berparas cantik dan berasal dari keluarga yang mampu. Namun ternyata semua itu bukanlah jaminan seorang wanita mudah menemukan tambatan hati.

Pernah suatu ketika, salah seorang rekan wanita suami saya (sebut saja Lisa, 39 tahun) curhat kepada suami saya. Lisa merasa jenuh dengan kehidupan yang kini dijalaninya. Materi berlimpah yang ia miliki ternyata tidak mampu mengusir kegundahan hatinya. Ia merasa hidupnya hampa. Lisa juga membayangkan seandainya ia telah berkeluarga, mungkin takkan merasakan kegelisahan seperti itu. Gaji yang ia peroleh setiap bulannya hanya ia habiskan untuk belanja ini itu atau makan-makan di café atau clubbing bersama rekan-rekannya. Suami saya hanya mendengarkan saja sambil sesekali memberi sedikit masukan saja agar Lisa bisa mulai membuka hati kepada siapa saja yang ingin berteman dengannya, terutama pria.

Saat itu suami saya juga menceritakan hal yang membuat kami berdua tertawa mengenai apa yang Lisa tuturkan. "Coba kalau dulu loe berpenampilan seperti sekarang, keren dan gagah, mungkin dari dulu gue naksir sama loe". Mengingat dulu penampilan suami saya jauh dari kata "gagah". Maklum saja kehidupan pria lajang yang masih belum bisa hidup dengan teratur. Sarapan jarang. Dan makan malam pun tergantung mood.

Pertamakali saya mengenal suami saya, postur tubuhnya memang berbeda dari sekarang. Ia nampak kurus. Apalagi dengan status pekerjaan suami saya saat itu hanyalah sebagai staff biasa dengan gaji yang pas-pasan. Namun setelah menikah, tentulah kehidupan pria akan semakin teratur. Penampilan fisiknya pun tak pernah luput dari perhatian saya. Saya hanya meledek suami saya mengapa dulu ia tak tertarik dengan Lisa. Suami saya hanya tersenyum mendengarnya. Bersyukur suami saya dan Lisa kini tidak lagi sekantor. Karena suami saya telah pindah tugas di cabang lain.

Ini adalah salah satu realita yang sering kita temui. Banyak wanita yang sukses di karir terlambat menikah. Para pria menganggap selera wanita sukses tentulah harus lebih tinggi dari kualitas si wanita itu sendiri. Sehingga tak jarang wanita yang sukses dalam karir kurang beruntung dalam masalah jodoh.Tentu saja hal itu sama sekali tidak diinginkan oleh wanita manapun. Karena pada dasarnya setiap wanita menginginkan kehidupan yang seimbang. Karir sukses, jodoh pun enteng.

Namun siapa yang bisa mengelak jika jodoh wanita ternyata tidak semulus perjalanan karirnya. Ketika karir semakin menanjak, tetapi pria idaman tak kunjung datang melamar. Jauh di lubuk hati, wanita sukses manapun tentu akan merindukan hadirnya pria impian yang akan mendampingi dan mengisi hidupnya dalam mengayuh bahtera pernikahan.

Banyak hal yang menyebabkan wanita lajang ini kesulitan mendapatkan jodohnya. Terdapat beberapa faktor penyebab yang membuatnya kesulitan menemukan pasangan hidup atau ragu dalam menentukan pilihan bagi jodoh mereka:

1. Terlalu Asyik berkarir.

Sebagian besar wanita yang terlambat menikah karena mereka terlalu asyik berkarir. Kehidupan yang mapan dan apa saja yang mereka inginkan, bisa ia dapatkan kapan saja. Kecenderungan membutuhkan orang lain (kekasih) bukan menjadi prioritas utama dalam agenda kehidupan mereka. Waktu mereka habis di kantor. Belum lagi pekerjaan kantor dengan segudang masalah yang menumpuk. Hal itu membuat mereka ‘tenggelam' dalam dunianya sendiri. Ketika orangtua mulai menanyakan ‘kapan merit?' barulah mereka panik. Apalagi ketika ada acara berkumpulnya keluarga besar. Pertanyaan yang sama tentunya akan sering mereka hadapi. Di saat mereka menyadari bahwa sebenarnya mereka butuh seseorang dalam hidupnya, faktor usia pun menjadi benturannya. Karena ternyata sebagian pria lajang cenderung lebih memilih wanita yang masih muda usianya sebagai pendamping hidup mereka.

2. Terlena dengan anggapan "kalau jodoh takkan kemana".

Jodoh memang di tangan Tuhan. Jodoh adalah misteri. Sama seperti misteri hidup dan matinya manusia. Namun ingatlah bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum apabila kaum itu tidak mengubah nasibnya sendiri. Jodoh itu tidak dinanti, tapi harus dijemput. Tuhan selalu menciptakan sesuatu itu berpasang-pasangan. Tinggal bagaimana ikhtiar dan usaha kita menjemput jodoh yang sudah Tuhan persiapkan sesuai ikhtiar kita. Jangan pernah terlena dengan anggapan bahwa jodoh takkan kemana. Para wanita lajang ini biasanya terbuai dengan pola pikir demikian. Sehingga tak ada usaha mereka untuk membuka pergaulan dengan lingkungan luar. Sampai kapan menanti pangeran itu datang bila tidak berusaha untuk membuka hati atau mengenal orang lain. Aktifitas setiap hari hanya berangkat ke kantor dan sore hari tiba di rumah.

3. Terlalu idealis dalam menentukan pasangan hidup.

Sah-sah saja membayangkan memiliki pendamping hidup seorang pria yang tampan, mapan, baik, cerdas, memiliki gelar pendidikan tinggi, dan berasal dari keturunan orang terpandang. ‘Mr. Sempurna' yang ada dalam benak anda mungkin saja ada di dunia ini. Tapi dalam kehidupan nyata, tidak semua pria memiliki kehidupan yang demikian sempurna. Ketika anda menemukan Mr. Sempurna versi anda, namun sayangnya pria ini telah memiliki wanita lain sebagai pendamping hidupnya. Ingatlah bahwa jumlah wanita di dunia ini jauh lebih banyak dari pria. Dan bila ‘Mr. Sempurna' ini ada, tentulah ia akan menjadi incaran utama bagi para wanita yang memiliki daya tarik tersendiri untuk memikat hati pria ini.

4. Rasa takut yang tidak perlu.

Sebagian wanita lajang yang memiliki kehidupan mapan, biasanya cenderung memilih pasangan hidup yang memiliki materi setidaknya selevel atau setaraf dengannya. Bila si wanita lajang ini berpendidikan S1, tentulah ia menginginkan pria yang kalau bisa S2 atau setidaknya S1 juga. Rasa ketakutan memiliki seorang pendamping yang kehidupannya tidak selevel dengannya bisa menjadi batu sandungan baginya untuk menemukan pendamping hidup. Mereka takut dianggap tidak pandai memilih pasangan, takut intimidasi dari keluarga yang menghendaki si wanita lajang mendapatkan pasangan dari keluarga yang juga selevel atau setidaknya berpendidikan di atas wanitanya. Dan ternyata tidak sedikit pria yang juga takut berkomitmen dengan wanita yang memiliki taraf kehidupannya secara materi di atas mereka.

5. Trauma masa lalu.

Trauma masa lalu bisa menjadi suatu hambatan bagi si lajang menemukan pasangan hidup. Kisah cinta yang menyakitkan masih meninggalkan perih dan trauma yang berkepanjangan. Karena ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan luka itu. Pandangan tentang seorang pria yang selalu menyakiti hati akan tertanam di benaknya. Hal itulah yang membuatnya malas untuk kembali membuka hatinya untuk pria lain. Padahal tidak semua pria akan berbuat hal yang sama.

6. Kehidupan lingkungan yang buruk

Kehidupan lingkungan sekitar yang buruk ternyata bisa mempengaruhi dan membentuk kepribadian dan pola pikir seseorang. Kehidupan masyarakat sekitar terhadap suatu situasi, misalnya ketika ada ketika seorang wanita menerima lamaran dari seorang pria yang akan menikahinya dengan dipoligami (menjadi istri ke 2, 3 atau 4), maka akan terlihat reaksi yang luar biasa dari lingkungan sekitarnya. Caci maki kerap dialamatkan kepada pelaku poligami. Dan ketika ada salah seorang tetangganya yang 'MBA' (menikah karena terlanjur hamil akibat pergaulan bebas) lalu orang tuanya segera menikahi anaknya tersebut, namun tidak ada reaksi sedikitpun dari masyarakat sekitar dan menganggap hal itu merupakan sesuatu yang biasa terjadi.

Kondisi-kondisi tersebut tentu saja bisa membuat para wanita lajang stres. Bukan saja karena mereka terus berharap, Belum lagi mereka kerap menghadapi tuntutan dari keluarga dan orangtua untuk segera menikah. Tak urung hal inilah yang makin membuat mereka stres. Bahkan para wanita lajang ini banyak yang mengakui telah berusaha maksimal kemampuan mereka. Seperti berpenampilan sebaik-baiknya, rajin bersosialisasi, dan bersikap seramah mungkin. Namun ternyata jodoh yang diharapkan pun tak kunjung datang. Lantas, apa yang salah?

Bila anda memiliki masalah yang sama, karir mulus, namun jodoh tak kunjung tiba, padahal anda sudah berusaha, sementara anda tak bisa menghentikan sang waktu hingga usia anda terus merambat senja, jangan buru-buru panik. Mungkin saran berikut ini berguna bagi anda:

1. Perluas wawasan dan pergaulan anda.

Sebaiknya anda tetap bersikap seperti biasa. Jangan terburu-buru dalam dalam mencari jodoh. Ingatlah satu hal bahwa anda tidak sendirian mengalami nasib seperti ini. Masih banyak wanita di luar sana yang bernasib sama seperti anda. Namun bukan berarti anda tidak perlu melakukan usaha atau ikhtiar. Cobalah untuk memulai memperluas pergaulan dan wawasan anda. Anda bisa mengikuti berbagai kegiatan atau aktifitas seperti seminar, kursus bahasa asing yang tentu dapat menambah pengetahuan anda. Atau mengikuti kegiatan di fitness centre atau aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, harapan dan kesempatan bertemu dan berkenalan dengan wajah-wajah baru akan terbuka lebar.

2. Ikhlas menjalani kehidupan.

Mungkin selama ini anda sering melontarkan kata-kata kasar atau kurang baik kepada orang lain, sebaiknya mulailah kembali menata kepribadian anda dengan baik. Kecantikan seorang wanita tidak hanya terlihat secara fisik, namun akan terpancar juga dari dalam hati. Hindari hati yang dipenuhi amarah dan emosi. Tersenyumlah. Wajah ceria anda akan memancarkan aura kesejukan bagi siapapun yang melihat anda. Hati yang tulus dan jiwa yang penuh keikhlasan menjalani kehidupan akan terlihat mempesona dari perilaku anda. Jangan menunjukkan wajah stres dan depresi hanya karena memikirkan jodoh yang tak kunjung tiba.

3. Jangan ‘tenggelam' dalam angan-angan memiliki Mr. Sempurna.

Sebaiknya anda mulai menata kembali rancangan harapan dan keinginan anda akan sosok atau figur suami idaman versi anda. Jika sebelumnya anda bercita-cinta ingin dengan pria yang berlabel ‘Mr. Sempurna' nampaknya anda harus membelokkan sedikit harapan dan keinginan anda tersebut. Standar yang terlalu tinggi selama ini dalam mencari pasangan yang ideal sebaiknya kembali ditinjau. Setidaknya pria yang anda cari adalah seseorang yang bisa menjadi imam bagi anda, memiliki pekerjaan tetap sekalipun mungkin gajinya tidak sebanding dengan penghasilan anda. Ingatlah, rejeki akan mengikuti ketika seseorang memiliki niat baik untuk berumah tangga. Buanglah ketakutan anda bila anda menikah dengan pria di bawah standar anda, maka kehidupan anda akan sengsara. Yakinlah atas rejeki yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa.

4. Jangan pernah merasa sendiri.

Sematang apapun usia anda, bila saat ini anda berusia 30, 35 atau bahkan 40 tahun, bukanlah ‘kartu mati' untuk mendapatkan jodoh. Kesempatan itu masih akan tetap ada bila anda mau berusaha. Syukurilah ketika usia anda bertambah sekalipun jodoh yang anda dambakan belum jua hadir. Ingatlah satu hal, dengan atau tanpa pendamping di sisi anda, hidup ini akan tetap menarik untuk terus anda lalui. Jangan hilangkan rasa percaya diri anda. Setiap orang memiliki garis hidup masing-masing. Tinggal bagaimana giatnya usaha dan ikhtiar anda. Karena tidak ada usaha yang sia-sia. Jangan merasa iri melihat keberuntungan yang dimiliki orang lain. Percayalah, Tuhan tentu memiliki rencana yang lebih indah dan lebih baik untuk anda. Jangan pernah putus meminta dan berdoa hanya kepadaNYA. Yakinlah apa yang telah Tuhan berikan kepada anda saat ini, itu adalah yang terbaik menurutNYA.

***************

Allah SWT berfirman :

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (QS. An Nur : 26)

*******************

Silakan kunjungi tulisan lainnya di sini: Ella Zulaeha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun