Mohon tunggu...
Elvanadi
Elvanadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Adventure, Mantan Karyawan,Guide, Sopir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Permainan Gaple sebagai Alat Pemersatu Bangsa

3 Oktober 2024   23:56 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaple atau yang juga dikenal sebagai domino adalah salah satu permainan tradisional yang sangat populer di Indonesia. 

Permainan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan bagi masyarakat dari berbagai kalangan, akan tetapi permainan ini juga memiliki potensi besar yaitu sebagai wadah pemersatu bangsa. 

Di berbagai daerah, Gaple menjadi bagian penting dari budaya lokal yang tidak terpisahkan serta menyatukan berbagai kelompok usia, suku, agama bahkan datang dari berbagai latar belakang sosial.

Dengan adanya gaple dapat memjalin interaksi sosial pada akhirnya menghilangkan perbedaan yang ada dalam pergaulan di masyarakat.

Kehadiran permainan gaple dalam lingkungan sosial masyarakat Indonesia, meskipun asal usul permainan ini diketahui berasal dari China, namun gaple dengan cepat dapat diadopsi kemudian diadaptasi oleh penikmat permainan ini.

Di berbagai daerah Indonesia, permainan ini sering dimainkan di acara-acara pertemuan keluarga, kegiatan hari besar, hingga di warung-warung kopi. 

Hal ini menunjukkan bahwa Gaple telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia.

Salah satu keunggulan gaple  sebagai alat pemersatu adalah kesederhanaannya, hanya dengan menggunakan kartu domino yang relatif murah dan mudah didapat, permainan ini kemudian dimainkan oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang tua. 

Kesederhanaan inilah yang membuat Gaple akhirnya tidak mengenal batasan sosial, ekonomi maupun geografis, siapa pun bisa bermain tanpa harus memerlukan peralatan yang mahal atau khusus.

Permainan ini sering dimainkan dalam suasana santai, seperti di warung kopi atau saat berkumpul bersama teman-teman dan keluarga.

Hal ini menciptakan kesempatan bagi orang-orang dari latar belakang yang berbeda untuk berinteraksi, dalam suasana yang penuh canda tawa, perbedaan suku, agama, atau status sosial menjadi tidak relevan lagi. 

Gaple menjadi wadah untuk mempererat hubungan sosial, di mana setiap pemain bisa saling berinteraksi, berdiskusi, bahkan bercanda satu sama lain dan tak lupa mengundang tawa.

Permianan ini dapat menjadi alat untuk memperkuat hubungan yang solid antar pemain. 

Misal dalam kegiatan turnamen  atau acara kumpul bersama, Gaple menjadi sarana untuk melatih kerja sama dalam tim, pemain saling berbagi strategi dan pengalaman, yang pada akhirnya membangun kebersamaan dan rasa saling percaya. 

Solidaritas yang terbentuk melalui permainan ini sangat baik dalam konteks mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam permainan gaple setiap pemain memiliki gaya dan strategi bermain yang berbeda-beda. Namun, setiap pemain harus tetap menghormati aturan dan keputusan yang ada. 

Hal tersebut mengajarkan kepada kita akan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai satu sama lain, yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Gaple juga mengajarkan bahwa dalam perbedaan, kita tetap bisa bekerja sama dan menjalin kebersamaan.

Pada akhirnya permainan gaple bukan hanya sekadar permainan tradisional saja, akan tetapi juga bahwa ada makna utama didalamnya yaitu sebagai alat pemersatu bangsa. 

Melalui kesederhanaannya, Gaple mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan kemudian menciptakan ruang interaksi yang baik dan positif. 


Oleh karena itu selayaknya kita melestarikan  permainan ini tentunya tidak hanya penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan di tengah keragaman bangsa.(***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun