Mohon tunggu...
Elvanadi
Elvanadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Adventure, Mantan Karyawan,Guide, Sopir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bagaimana dengan Perselingkuhan yang Marak Terjadi, Intinya Komunikasi

15 Agustus 2024   16:25 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi /Pixabay.com

Pernyataan bahwa "perempuan lebih banyak berselingkuh dari pada laki-laki" adalah klaim yang memerlukan analisis mendalam dan didukung oleh data serta penelitian yang valid. 

Dalam realitas sosial, perilaku perselingkuhan tidak bisa disederhanakan berdasarkan jenis kelamin saja, karena hal ini adalah fenomena yang sangat  kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi emosional, hubungan pasca pernikahan, nilai-nilai sosial yang dianut.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan adanya pernyataan diatas :

1. Data dan Penelitian 
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa perselingkuhan terjadi baik di kalangan laki-laki maupun perempuan, tetapi kelazimannya bisa bervariasi tergantung pada metode penelitian, konteks budaya dalam suatu daerah.

Sebuah survei mungkin menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki yang mengakui berselingkuh, tetapi itu tidak selalu berarti laki-laki lebih sering melakukannya dibandingkan perempuan.

Perbedaan ini terkait dengan norma sosial, di mana laki-laki mungkin merasa lebih terbuka atau bahkan bangga mengakui perselingkuhan bila dibandingkan dengan perempuan.

2. Faktor Sosial Budaya 
Di beberapa budaya yang dianut, laki-laki mungkin lebih bebas untuk berselingkuh karena norma sosial yang lebih terbuka terhadap perilaku mereka.

Sebaliknya, perempuan mungkin menghadapi stigma sosial yang lebih besar jika terlibat dalam perselingkuhan, sehingga mereka mungkin cenderung lebih tertutup.

Norma budaya juga mempengaruhi bagaimana perselingkuhan dipersepsikan dan dilaporkan, beberapa kalangan masyarakat menyatakan bahwa perselingkuhan yang dilakukan oleh laki-laki mungkin lebih diterima atau diabaikan dibandingkan perselingkuhan yang dilakukan oleh perempuan.

3. Motivasi untuk berselingkuh
Motivasi di balik perselingkuhan dapat berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki cenderung berselingkuh karena alasan fisik atau seksual, sedangkan perempuan lebih sering berselingkuh karena alasan emosional atau kebutuhan untuk keintiman.

Namun, ini bukan aturan yang pasti dan tetap, ada banyak kasus di mana perempuan juga berselingkuh karena alasan seksual, dan laki-laki karena alasan emosional.

4. Perubahan struktur sosial
Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan struktur sosial, seperti meningkatnya kesetaraan gender dan kemandirian perempuan, telah mengubah dinamika perselingkuhan. 

Perempuan yang lebih mandiri secara finansial mungkin merasa memiliki kebebasan yang lebih besar untuk berselingkuh dibandingkan laki-laki.

Selain itu, perkembangan teknologi dan media sosial juga telah mengubah cara orang berselingkuh dan bagaimana perselingkuhan terungkap.

Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa perempuan secara keseluruhan lebih banyak berselingkuh daripada laki-laki atau sebaliknya. 

Perselingkuhan adalah perilaku yang bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, hal tersebut tergantung pada berapa banyak faktor dari masing individu.

Melihat perselingkuhan sebagai masalah hubungan yang kompleks dan tidak menyederhanakannya begitu saja dengan membandingkan antara laki-laki dan perempuan.

Akhirnya, setiap masing-masing hubungan adalah unik, dari berbagai persepsi yang meraka pahami. Masalah seperti perselingkuhan ini harus ditangani dengan benar-benar mempertimbangkan gejolak individu dalam menjalin hubungan rumah tangga, kemudian mencari solusi positif yang membangun dan mendukung kesehatan dan keseimbangan emosi dari kedua belah pihak.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun