Mohon tunggu...
Elvanadi
Elvanadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Adventure, Mantan Karyawan,Guide, Sopir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Umur 40 Tahun Penanda Kesuksesan Manusia, Benarkah?

26 Juli 2024   17:36 Diperbarui: 26 Juli 2024   17:38 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi / Gerd Altmann - pixabay.com

Jika mengikuti Nabi Muhammad SAW yang berpulang pada usia 65 tahun.

Merujuk dari produktivitas hidup, bahwa umur dapat di kategorikan menjadi 4 fase kehidupan.

1. Fase Anak-anak

Fase dimana usia dalam proses pertumbuhan, mulai mengenal angka dan huruf, bertumbuh dari proses alami ke arah pengenalan hidup si dunia.

2. Fase Remaja 

Fase mulai mencari jati diri, pertumbuhan menjadi sangat aktif, fase dimana ingin menunjukan eksistensi diri.

Dalam fase ini peran orang tua dan guru menjadi sangat dibutuhkan agar anak yang menjelang tumbuh remaja menjadi terarah.

3. Fase Dewasa 

Fase di mana mulai mengenal arti kehidupan, mereka sudah mulai berkeluarga.

Menjadi pemimpin dalam hubungan rumah tangga, menjadi orang tua yang menjadi teladan bagi anak-anaknya.

4. Fase Tua

Fase yang sudah berada diatas usia pensiun dalam bekerja, orang dalam fase ini cenderung berpikir dan bertindak lebih bijaksana.

Jika dikembalikan kepada fase dewasa, dimana usia berada diantara umur 40 Tahun.

Pada rentang usia ini, rata-rata kehidupan sudah mulai matang.

Baik dari segi kehidupan keluarga mauoun kehidupan keuangan.

Namun usia 40 tidak lah dapat menjadi patokan bagi semua orang terhadap kesuskesannya.

Namun dapat dikatakan sebagai penanda dan evaluasi sudah sejauh mana perjalanan hidup yang telah ditempuh selama ini.

Ada yang usia 30 tahun sudah berhasil bahkan ada yang berusia 50 tahun baru sukses.

Namun dibalik itu semua, kita dapat mawas diri.

Tentang harapan dan rencana yang telah dan akan dijalani. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun