Dimulainya babak baru kepemerintahan kabinet Merah Putih yang dipimpin Prabowo-Gibran, Indonesia kian memusatkan perhatian terhadap pencegahan dan penanganan stunting melalui pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menjadi program unggulan dalam persaingan pemilu tahun 2024 silam. Dan membuahkan dukungan sebanyak 58% pemilih, yang membawa tampuk kekuasaan kepada pasangan calon nomor urut 02 tersebut hingga periode 2029 mendatang.
Menilik sokongan suara rakyat yang begitu besar tentang pemberian makan siang gratis menunjukkan bahwa persoalan “perut” masih urgensi mendasar yang mengakar di “tubuh” bangsa yang telah menyatakan diri merdeka sejak tahun 1945 lampau.
Dinamakan stunting (kerdil) ditujukan kepada anak-anak dengan masalah kurang gizi kronis. Disebabkan tidak tercukupinya asupan zat gizi dalam jangka waktu lama sehingga mengganggu pertumbuhan anak. Hal tersebut ditandai dari tinggi badan anak lebih rendah atau pendek berdasarkan standar usianya.
Anak penderita stunting juga menunjukkan performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya. Sehingga program ini sebagai tindakan nyata pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak dan berujung mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat konstitusi Indonesia.
Kompleksitas permasalahan stunting ini tidak hanya karena anak sendiri namun dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibu. Tinggi badan ibu mencerminkan status gizi. Tubuh pendek disebabkan faktor keturunan akibat patologi karena defisiensi hormon atau bisa juga karena asupan makanan kurang zat gizi selama masa pertumbuhan.
Dikatakan tinggi badan pendek atau kerdil apabila<150 cm dan normal>150 cm. Ibu dengan tinggi badan pendek akan cenderung melahirkan anak stunting dan juga sebaliknya, ibu yang memiliki tubuh normal maka akan menurunkan tinggi badan normal kepada anaknya. Sehingga program MBG ini penting selain menyasar anak sekolah, balita, juga ditujukan kepada ibu hamil, ibu menyusui serta kelompok rentan lainnya.
- Apa Saja Cara Pencegahan Stunting?
Pencegahan stunting anak dapat dilakukan oleh ibu dengan memperhatikan asupan gizi dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari, seperti memperbanyak makan makanan yang berasal dari buah dan sayur yang kaya vitamin sejak kehidupan anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun (1.000 HPK). Dan memenuhi kecukupan gizi remaja perempuan sebagai persiapan ketika mengandung saat usia dewasa, agar nantinya tidak kekurangan gizi.
Keluarga khususnya orang tua, perlu melakukan pemantauan kesehatan dini dan tumbuh kembang anak secara berkala ke posyandu maupun klinik. Dengan begitu, akan lebih memudahkan bagi ibu untuk mengetahui gejala awal jika ada gangguan dan melakukan penanganan lebih cepat dan efektif.
Menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik juga tak luput menjadi faktor pendukung tumbuh kembang optimal anak. Paparan kotoran dapat memicu beragam penyakit sehingga perlu melakukan pembiasaan sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan dan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan sabun.
- Penawaran Alam untuk Penanganan Stunting
Pribahasa “Kecil-kecil cabe rawit”, mungkin menjadi kata pepatah yang tepat untuk menggambarkan bentuk daun kelor (Moringa Oleifera) yang kecil namun kaya manfaat. Kelor dijadikan tanaman pengobatan herbal India yang telah akrab dikenal di negara-negara tropis dan subtropis.
Bagian kelor dari daun, buah, bunga dan polong dari pohon ini dijadikan sayuran bernutrisi di banyak negara seperti Pakistan, Filipina, Hawai, Afrika serta tidak ketinggalan adalah Indonesia. Tanaman kelor menjadi salah satu jawaban dalan mengatasi ketidak seimbangan nutrisi yang dihadapi sebagian besar masyarakat dunia.